Indonesia-Jepang Tegaskan Komitmen untuk Perdamaian Global
Presiden Jokowi dan PM Kishida sepakat menciptakan situasi kondusif agar solusi damai segera tercapai, Jepang menyebut Indonesia mitra strategis di tingkat regional dan global.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO, MAWAR KUSUMA WULAN, LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Jumat (29/4/2022), membahas agenda penting dalam sejumlah isu global, regional, dan bilateral. Kepada Khisida, Presiden menegaskan posisi Indonesia yang mengajak semua negara menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain secara konsisten.
Presiden mengatakan, perang Ukraina harus segera dihentikan. ”Kita sepakat untuk menciptakan situasi kondusif agar perundingan dan solusi damai dapat segera tercapai,” kata Presiden dalam pernyataan pers seusai pertemuan dengan Kishida di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Sejauh ini, Presiden telah berbicara dengan sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan. ”Sekali lagi, perang harus segera dihentikan dan solusi damai harus segera dicapai. Dunia harus bekerja sama untuk mengatasi dampak perang,” tambah Presiden.
Kishida menyebut Indonesia sebagai mitra strategis Jepang, baik di tingkat regional maupun global. Ia juga menegaskan bahwa invasi Rusia ke Ukraina adalah pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat diterima.
”Kita sedang menghadapi banyak tantangan, antara lain situasi Ukraina, Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Korea Utara. Dalam kondisi ini, semakin penting mempertahankan dan memperkuat ketertiban internasional yang bebas dan terbuka,” kata Kishida.
Presiden menekankan pentingnya membangun kepercayaan strategis di kawasan Indo-Pasifik. Saat menjamu Kanselir Jerman Olaf Scholz di Tokyo, Kishida menegaskan pentingnya menjaga kawasan Indo-Pasifik agar terus terbuka dan stabil sehingga terlepas dari hegemoni kekuasaan mana pun.
Di Indo-Pasifik saat ini terdapat dua pakta pertahanan, yaitu Quadrilateral yang beranggotakan Jepang, Amerika Serikat, India dan Australia, serta AUKUS yang terdiri atas AS, Australia, dan Inggris. Baru-baru ini beredar kabar kesepakatan kerja sama pertahanan China-Kepulauan Solomon.
Terkait kawasan Asia Tenggara, Presiden Jokowi dan PM Kishida secara khusus juga membahas masalah Myanmar. Presiden menekankan pentingnya kerja sama ASEAN-Jepang untuk memastikan pelaksanaan lima poin konsensus.
Indonesia dan Jepang memegang posisi penting dalam kerja sama multilateral. Tahun ini Indonesia menjadi Ketua G20. Tahun depan Indonesia menjadi Ketua ASEAN, bersamaan dengan Jepang yang menjadi Ketua G7.
Menurut Presiden, keketuaan Indonesia di G20 akan dimanfaatkan sebagai katalisator penanganan krisis kemanusiaan dan pemulihan ekonomi dunia. Sementara Sekretaris Kabinet untuk Urusan Publik Jepang Noriyuki Shikata mengatakan, pertemuan Kishida dan Presiden Jokowi akan memberikan perspektif Asia dalam KTT G7 pada Juni.
Shikata menambahkan, dalam sudut pandang tersebut, Jepang akan mempercepat kerja sama konkret kedua negara untuk mencapai ”ASEAN Outlook on the Indo Pacific” yang diinisiasi Indonesia dan ”Free and Open Indo-Pacific” yang diusung Jepang. Sebagai contoh, Jepang akan memperdalam kerja sama bidang infrastruktur, energi, digital, kesehatan, pencegahan bencana, serta pertahanan dan keamanan di laut.
Bilateral
Presiden Jokowi dan PM Kishida menyatakan komitmen untuk memperkokoh hubungan bilateral Indonesia-Jepang. Kedua negara akan menyambut peringatan 65 tahun hubungan diplomatik pada tahun depan. Kesepakatan kerja sama meliputi sektor perdagangan, investasi, infrastruktur, kelautan dan perikanan, energi dan lingkungan hidup, serta ketenagakerjaan.
Kesepakatan di sektor perdagangan termasuk mengintensifkan negosiasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) dan mengurangi hambatan perdagangan. ”Secara khusus saya sampaikan permintaan pembukaan akses yang luas bagi produk pertanian dan perikanan Indonesia ke pasar Jepang,” kata Presiden.
Presiden juga menyambut baik ekspansi perusahana otomotif Jepang dan meminta tambahan investasi baru di bidang energi, industri semen, teknologi pertanian, dan kesehatan. Indonesia berharap menjadi bagian penting dari rantai pasok global industri asal Jepang.
Kelanjutan proyek Pelabuhan Patimban fase I tahap II dan penyelesaian proyek infrastruktur juga masuk dalam pembahasan kedua pemimpin negara ini. ”Di sektor ketenagakerjaan, saya menekankan potensi besar pekerja migran Indonesia untuk mengisi lowongan kerja di Jepang. Penguatan kerja sama pelatihan bagi calon pekerja migran Indonesia harus kita kerjakan bersama-sama,” ujar Presiden.