Antisipasi Rusia Stop Pasokan Gas, Jerman Nyalakan Alarm Darurat Energi
Negara-negara Eropa mulai menyalakan alarm darurat ketersediaan energi terkait kekhawatiran pasokan energi dari Rusia. Jerman, misalnya, telah memberlakukan level status darurat keamanan energinya.
BERLIN, RABU — Negara-negara Eropa menyiapkan sejumlah langkah antisipasi jika Rusia menghentikan pasokan energi, terutama gas, menyusul dampak konflik di Ukraina. Jerman memberlakukan level status
darurat keamanan energinya. Spanyol memilih memotong biaya sambungan dan keuntungan kelebihan pajak pada kontrak pasokan listrik bagi pelanggan rumah tangga dan industri.
”Ruang krisis sekarang akan didirikan di kementerian,” kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck dalam konferensi pers, Rabu (30/3/2022).
Negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) menolak permintaan Rusia untuk membayar pembelian gas dari Rusia dengan mata uang Rusia, rubel. Pemerintah Rusia, Selasa (29/3/2022), menyatakan tidak akan memasok gas ke Eropa secara gratis dan hanya akan menerima pembayaran dalam mata uang rubel dan tidak dalam bentuk mata uang lain.
Baca juga: Eropa Kelabakan dengan Sinyal Ancaman Rusia Soal Pasokan Gas
Melalui juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Moskwa menyatakan bahwa Pemerintah Rusia, bank sentral Rusia, dan perusahaan Gazprom akan mempresentasikan proposal tentang metode pembayaran gas dalam mata uang rubel kepada Presiden Vladimir Putin, Kamis ini. Peskov menambahkan, Rusia akan mengambil keputusan pada waktunya jika negara-negara Eropa menolak untuk membayar gas Rusia dalam mata uang rubel.
Terkait situasi ancaman pasokan energi dari Rusia itu, Habeck menyebutkan, level pertama dari tiga status darurat keamanan energi diberlakukan, yakni pemberlakuan peringatan dini. Level tertinggi dari status darurat keamanan energi Jerman adalah campur tangan pemerintah dalam alokasi pasokan gas di masyarakat. Kementerian Ekonomi menyebut prioritas tertinggi pasokan gas di Jerman adalah untuk rumah tangga dan rumah sakit.
Imbauan hemat
Di tengah kemungkinan seret hingga berhentinya pasokan gas ke Jerman, Habeck mendesak konsumen di kalangan rumah tangga dan perusahaan untuk mengurangi konsumsi gas mereka. Disebutkan bahwa Pemerintah Jerman sangat menjaga pasokan gas melalui pemantauan ketat aliran pasokan.
”Meski demikian, kita harus meningkatkan tindakan pencegahan guna bersiap menghadapi eskalasi pihak Rusia. Dengan deklarasi tingkat peringatan dini, tim krisis telah berkumpul,” tutur Habeck.
Baca juga: Invasi Rusia "Bangunkan" Jerman
Tim krisis yang dimaksud mencakup anggota kementeriannya, regulator jaringan Jerman, operator jaringan, dan perwakilan dari 16 negara bagian Jerman.
Kepala regulator jaringan gas Jerman, Bundesnetzagentur, Klaus Mueller, dalam sebuah cuitan di media sosial Twitter, mengatakan, tujuan pemberlakuan peringatan dini adalah untuk menghindari penurunan pasokan dan mendesak konsumen dan industri untuk mempersiapkan ”semua skenario”. Tim krisis energi Jerman akan memantau situasi dengan cermat, termasuk memutuskan tindakan-tindakan lebih lanjut jika pasokan dirasa mengkhawatirkan.
Baca juga: Energi, Kekuatan Politik Internasional Rusia
Rusia menyumbang 55 persen dari total impor gas Jerman pada 2021. Angka itu turun menjadi 40 persen pada triwulan pertama tahun 2022. Habeck mengakui, Jerman belum akan benar-benar lepas dari pasokan gas Rusia paling tidak hingga pertengahan 2024.
Inflasi di Spanyol
Dari Madrid dilaporkan, Pemerintah Spanyol pada Selasa (29/3/2022) mengumumkan rencana pemotongan biaya sambungan dan kelebihan pajak keuntungan atas kontrak pasokan listrik yang baru ditandatangani bagi konsumen rumah tangga dan industri. Pemerintah juga menyepakati paket pinjaman lunak senilai 18 miliar dollar AS serta bantuan langsung tunai bagi warga untuk meringankan beban akibat kenaikan sewa dan meningkatkan lapangan kerja bagi kaum muda dan perempuan.
”Tujuannya adalah harga listrik serendah mungkin,” kata Menteri Ekonomi Spanyol Nadia Calvino pada konferensi pers setelah rapat kabinet mingguan.
Inflasi di Spanyol mencapai level tertinggi dalam 37 tahun pada Maret 2022. Inflasi Spanyol naik menjadi 9,8 persen selama setahun terakhir karena lonjakan harga konsumen, naik dari tingkat inflasi tahunan 7,6 persen yang dilaporkan pada Februari lalu. Inflasi meluas didorong oleh kenaikan listrik, bahan bakar, serta makanan dan minuman non-alkohol, kata Kantor Statistik Nasional Spanyol.
Perdana Menteri Pedro Sánchez mengatakan kepada Parlemen Spanyol, Rabu, bahwa 73 persen dari kenaikan harga disebabkan gangguan pada pasar energi dan pertanian akibat perang Rusia-Ukraina. Tanpa kenaikan harga energi dan produk makanan, tingkat inflasi Spanyol naik 3,4 persen.
Dari Moskwa dilaporkan, Pemerintah Rusia mengaku tidak akan segera menuntut negara lain membayar ekspornya dalam mata uang rubel. Hal itu dikatakan Kremlin seraya menjanjikan bakal terjadi perubahan secara bertahap.
Kremlin menambahkan, Rusia harus menyusun langkah teknis untuk memperluas daftar ekspornya yang mengharuskan pembayaran dengan mata uang rubel. Anggota parlemen utama Rusia, Vyacheslav Volodin, memperingatkan Uni Eropa bahwa ekspor minyak, biji-bijian, logam, pupuk, batubara, dan kayu ke Eropa dapat diberlakukan sama, yakni hanya dengan pembayaran via rubel.
Saling curiga
Pasca-perundingan Rusia-Ukraina di Istanbul, Turki, Selasa, Ukraina menyatakan tidak yakin betul Rusia akan memenuhi janjinya dalam perundingan itu. Tetap ada sebersit kekhawatiran bahwa Rusia malah akan menggempur wilayah-wilayah lain.
”Rakyat Ukraina tidak naif. Belajar dari pengalaman serangan Rusia selama 34 hari terakhir ini dan delapan tahun perang di Donbas, satu-satunya yang bisa kita percaya adalah hasil yang konkret,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa malam.
Dalam perundingan di Istanbul, Ukraina dan Rusia mengajukan usulan solusi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Ukraina ingin mengadopsi status netral, nonblok, dan non-nuklir asalkan ada jaminan keamanan dari pihak ketiga. Adapun Rusia berjanji akan mengurangi aktivitas militer di wilayah Ukraina timur.
Baca juga: Mencari Konsep Netralitas untuk Ukraina
”Untuk meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi agar proses perundingan tetap berlanjut hingga tercapai kesepakatan, aktivitas militer di Kiev dan Chernihiv akan dikurangi secara drastis,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.
Namun, Staf Gabungan Militer Ukraina menduga janji Rusia untuk mengurangi operasi militer di dua wilayah itu kemungkinan hanya berupa rotasi biasa unit-unit militernya. Kantor berita Rusia, Interfax, menyebutkan, militer Rusia menuding pasukan Ukraina sengaja menginginkan gencatan senjata hanya untuk mengulur waktu memperkuat diri lagi dan membuat benteng-benteng di rumah sakit dan sekolah. (AP/AFP/REUTERS/LUK)