Eropa Kelabakan dengan Sinyal Ancaman Rusia Soal Pasokan Gas
Eropa diibaratkan ”kotak kosong” terkait keamanan energi mereka. Akibat tak pernah memikirkan strategi ketahanan energi, Eropa kini kelabakan mengantisipasi jika Rusia, pemasok utama, menyetop suplai energi ke Eropa.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
AFP/SPUTNIK/ALEXEY DRUZHININ
Dalam foto yang diambil pada 8 Januari 2020 ini, tampak (dari kiri) Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic saat mereka menghadiri upacara pembukaan jalur pipa gas TurkStream di Istanbul, Turki, 8 Januari 2020.
BRUSSELS, SELASA — Negara-negara di Benua Eropa menghadapi kemungkinan tidak mendapatkan pasokan gas dari Rusia. Rusia pada Selasa (29/3/2022) menyatakan tidak akan memasok gas ke Eropa secara gratis dan hanya akan menerima pembayaran dalam mata uang rubel dan tidak dalam bentuk mata uang lainnya. Negara-negara Eropa didukung kelompok tujuh negara maju atau G7 sejauh ini bersikukuh menolak permintaan Mokswa itu.
”Kami tidak akan memasok gas secara gratis, ini jelas,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. ”Dalam situasi kami, ini hampir tidak mungkin dan tepat untuk terlibat dalam pengiriman secara cuma-cuma layaknya kegiatan amal (dengan pelanggan Eropa).”
Bersama Pemerintah Rusia, bank sentral Rusia dan perusahaan Gazprom akan mempresentasikan proposal mereka tentang metode pembayaran gas dalam mata uang rubel kepada Presiden Vladimir Putin pada 31 Maret mendatang.
Peskov menyatakan, Rusia akan mengambil keputusan pada waktunya jika negara-negara Eropa menolak untuk membayar gas Rusia dalam rubel, mata uang Rusia. Rusia sejauh ini bergeming untuk membalas aneka sanksi yang dimotori Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Barat-nya pascaserangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Kekhawatiran atas keamanan pasokan gas di Eropa meningkat seiring lonjakan atas permintaan sumber energi itu. Baik perusahaan maupun negara-negara anggota Uni Eropa (UE) berebut untuk memahami konsekuensi jika Mokswa tidak memberikan alternatif soal pembayaran. UE pun telah menyarankan negara-negara anggotanya untuk mencari pemasok yang berbeda. Rusia memasok gas ke Eropa hingga 40 persen dari total kebutuhan Eropa.
KOMPAS
Hari ini, tepat satu bulan invasi Rusia ke Ukraina. Rusia kembali melawan balik tsunami sanksi yang digelontorkan Barat kepada Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Rabu (23/3/2022), mengatakan akan memaksa negara-negara Eropa yang menerapkan sanksi-sanksi kepada Moskow untuk membayar pasokan gas dari Rusia dengan mata uang Rusia, rubel.
Pertemuan para pemimpin UE pada Jumat (25/3/2022) pekan lalu tidak mencapai kata sepakat dalam menyikapi persoalan yang muncul itu. Menteri energi dari Kelompok G7 menolak tuntutan pembayaran gas Rusia dengan mata uang rubel itu. Ada tiga negara G7 yang berasal dari Eropa, yakni Jerman, Perancis, dan Italia. Empat negara kelompok itu lainnya adalah AS, Kanada, Inggris, dan Jepang.
Sikap penolakan G7 itu disampaikan Menteri Ekonomi dan Perlindungan Iklim Jerman Robert Habeck setelah pertemuan dengan para mitra anggota G7. ”Semua menteri G7 sepakat bahwa ini adalah pelanggaran sepihak dan nyata dari kontrak yang ada,” katanya kepada wartawan setelah konferensi virtual dengan para menteri energi G7.
”Para menteri sekali lagi menggarisbawahi bahwa kontrak yang dibuat adalah sah dan perusahaan harus menghormatinya; pembayaran dalam rubel tidak dapat diterima dan kami meminta perusahaan terkait untuk tidak memenuhi permintaan Putin,” lanjut Habeck.
AFP/NIKOLAY DOYCHINOV
Karyawan berjalan di lokasi konstruksi stasiun gas, sebagai bagian dari jalur pipa gas antara Bulgaria dan Yunani, di dekat Desa Malko Kadievo, Bulgaria, 18 Maret 2022. Negara-negara Eropa berupaya mengurangi ketergantungan pasokan gas dari Rusia menyusul memburuknya hubungan mereka dengan Rusia
Sementara itu di Dubai, direktur utama perusahaan energi Italia, Eni, Claudio Descalzi, menilai bahwa Eropa ”tidak pernah memikirkan strategi untuk keamanan energinya”. Dalam sebuah forum industri, Descalzi menyebut kurangnya strategi keamanan energi itu akan akan membuat UE semakin kesulitan menghentikan impor energi dari Rusia.
Di sisi lain, ia juga menilai bahwa akan sulit bagi Eropa untuk memenuhi permintaan Rusia atas desakan pembayaran dengan mata uang rubel bagi gas yang dipasok ke Eropa. Ia menambahkan, selama ini Eropa dapat dikatakan tidak berinvestasi apapun untuk menunjang ketahanan energinya.
”Eropa adalah kotak kosong dalam hal energi,” kata Descalzi. ”Kami tidak memiliki energi sendiri dan kami tidak pernah memikirkan strategi untuk ketahanan energi.”
UE bertekad mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia hingga dua pertiga tahun ini dan mengakhiri impor bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027. Ekspor gas Rusia ke UE sekitar 155 miliar meter kubik tahun lalu.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, ”Kami harus bebas dari minyak, batubara, dan gas Rusia. Kami tidak dapat mengandalkan pemasok yang secara eksplisit mengancam kita. Kita perlu bertindak sekarang untuk mengurangi dampak kenaikan harga energi, mendiversifikasi pasokan gas untuk musim dingin berikutnya, dan mempercepat transisi energi bersih.”
AP/OLIVIER MATTHYS
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen berbicara dalam konferensi pers pada KTT Uni Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (25/3/2022).
Pada Jumat pekan lalu, Amerika Serikat mengatakan, mereka akan memasok 15 miliar meter kubik gas alam cair (LNG) ke UE tahun ini. Kilang LNG AS berproduksi dengan kapasitas penuh. Menurut para analis, sebagian besar tambahan gas AS yang rencananya dikirim ke Eropa harus berasal dari ekspor yang akan dikirim ke tempat lain. Habeck mengatakan, jika Rusia menghentikan pengiriman gas, UE harus siap menghadapi semua skenario dan risikonya.
Pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui tiga rute pipa utama dilaporkan berjalan stabil hingga Senin (28/3/2022) pagi. Aliran gas melalui pipa Yamal-Eropa terus mengalir ke arah timur dari Jerman ke Polandia. Pihak Gazprom Rusia mengatakan bahwa pihaknya terus memasok gas alam ke Eropa melalui Ukraina sejalan dengan permintaan dari konsumen Eropa. (AFP/REUTERS)