Pelajaran Vitalnya Vaksinasi dari Lonjakan Covid-19 di Eropa
Negara-negara yang rendah tingkat vaksinasinya atau tingginya penolakan warga terhadap vaksinasi Covid-19 berada di barisan negara-negara Eropa yang mengalami lonjakan kasus penularan Covid-19.
MOSKWA, MINGGU — Jumlah kasus baru harian Covid-19 meningkat secara global selama tiga pekan berturut-turut, dengan lonjakan tertinggi muncul di sejumlah negara di Benua Eropa. Lonjakan kasus terdata di Austria sebesar 66 persen, Ceko 56 persen, Yunani 54 persen, dan Polandia 45 persen dalam sepekan terakhir.
Lonjakan kasus juga terjadi di Rusia. Negara ini mencatat kematian akibat Covid-19 mencapai 1.171 jiwa per hari. Ini jumlah kematian terbesar harian secara global. Kebanyakan lonjakan kasus di Eropa itu terjadi di negara-negara yang rendah tingkat vaksinasinya.
Baca juga: Eropa Berjibaku dengan Gelombang Keempat Covid-19
Lonjakan kasus di Eropa tersebut kembali mengingatkan tentang pentingnya vaksinasi dalam mengendalikan Covid-19. Para petugas menyebut rendahnya angka vaksinasi sebagai faktor utama lonjakan kasus di negara itu sejak pertengahan September.
Rusia, penghasil vaksin Covid-19 bernama Sputnik V, menurut laporan satuan gugus tugas setempat, telah memvaksin secara lengkap 57,2 juta warganya. Namun, angka itu baru sekitar sepertiga atau masih di bawah 40 persen dari total 146 juta warga Rusia.
Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan, situasi di Eropa adalah peringatan bagi seluruh dunia meski vaksin Covid-19 sudah tersedia di Benua Eropa. Kepala WHO Eropa Hans Kluge mengatakan, sekali lagi, Eropa menjadi episentrum pandemi Covid-19.
Selain Rusia, lonjakan drastis juga terjadi di Jerman. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, dikutip dari laman Deutsch Welle, mengatakan, rakyat Jerman saat ini menghadapi gelombang keempat pandemi karena masih banyak warganya yang belum divaksin dan menolak vaksinasi.
Menurut penghitungan kantor berita AFP, jumlah kasus harian baru Covid-19 di Eropa naik 7 persen dalam sepekan terakhir. Hal itu menjadi faktor utama pendorong lonjakan secara global selama tiga pekan berturut-turut menjadi 438.000 kasus terkonfirmasi. Pemburukan kondisi Covid-19 di Eropa dilaporkan telah terjadi dalam kurun waktu hampir dua bulan terakhir.
Baca juga: Gelombang Keempat Pandemi Mengamuk di Jerman
Rusia melaporkan rekor jumlah kasus harian dan kematian harian. Data resmi Pemerintah Rusia menunjukkan, pada Sabtu (6/11/2021), negara itu mencatat 41.335 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Ini jumlah tertinggi di negara itu untuk infeksi baru sejak awal pandemi. Rusia mencatat jumlah kematian harian terbesar, yakni 1.171 jiwa per hari, menyalip catatan serupa yang terjadi di Amerika Serikat sebelumnya dengan 1.169 kematian per hari akibat Covid-19.
Lonjakan kasus di Rusia itu masih terjadi di tengah pemberlakuan kebijakan penutupan tempat kerja selama sepekan terakhir. Kebijakan yang dirancang untuk mengekang persebaran Covid-19 itu hampir berakhir. Beberapa daerah berencana untuk memperpanjang pembatasan hingga pekan depan, tetapi banyak yang memilih untuk membuka wilayahnya dan mengizinkan para pekerja untuk kembali beraktivitas di kantor mulai awal pekan ini.
Sementara itu, dari Vienna dilaporkan, Pemerintah Austria sejak Jumat (5/11/2021), telah memberlakukan larangan bagi warga yang belum divaksin masuk ke kafe, restoran, dan salon. Kasus terkonfirmasi Covid-19 di negara itu pada Jumat mencapai 9.388 mendekati rekor catatan kasus harian sebesar 9.586 kasus yang terjadi pada tahun lalu.
Pemerintah Austria memproyeksikan rekor baru jumlah kasus harian Covid-19 akan terjadi dalam beberapa hari mendatang jika dilihat dari lonjakan jumlah kasusnya. ”Evolusinya luar biasa dan tingkat hunian tempat tidur perawatan intensif meningkat secara signifikan lebih cepat dari yang kami proyeksikan,” kata Kanselir Austria Alexander Schallenberg pada konferensi pers tentang langkah-langkah baru yang akan dimulai pada Senin (8/11/2021).
Pemerintah Austria memroyeksikan rekor baru jumlah kasus Covid-19 harian akan terjadi dalam beberapa hari mendatang jika dilihat dari lonjakan jumlah kasusnya.
Dalam kebijakan terbarunya, Austria akan melarang warga yang belum divaksin masuk dan menginap di hotel serta melarang acara di ruangan yang diikuti lebih dari 25 orang.
Akan ada masa transisi empat pekan yang diberlakukan. Warga yang telah divaksin dengan dosis pertama plus menjalani tes PCR akan diberikan izin masuk ke tempat-tempat yang terlarang bagi mereka yang belum divaksin sama sekali. Setelah itu, hanya mereka yang divaksinasi lengkap dan mereka yang baru saja pulih dari infeksi Covid-19 yang akan diizinkan masuk ke tempat-tempat itu.
Pengumuman Schallenberg itu disampaikan hanya sehari setelah kebijakan itu diterapkan di Vienna. Tingkat infeksi Covid-19 di Vienna adalah yang terendah di antara sembilan provinsi di Austria. Namun, proporsi okupansi tempat tidur dengan perawatan intensif yang ditempati oleh pasien Covid-19 mencapai 20 persen.
Baca juga: Cegah Gelombang Baru Covid-19, Jerman dan AS Desak Disiplin pada Protokol Kesehatan
Sekitar 64 persen dari total populasi Austria yang mencapai 8,9 juta jiwa telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara penuh. Ini sejalan dengan tingkat rata-rata cakupan vaksinasi di negara-negara Uni Eropa. Namun, tingkat vaksinasi di Austria itu adalah salah satu yang terendah di Eropa Barat. Banyak warga Austria skeptis tentang vaksin. Skeptisisme itu didorong oleh Partai Kebebasan, partai sayap kanan dan partai terbesar ketiga di parlemen.
Vaksinasi terendah
Dari Kiev, Ukraina, dilaporkan bahwa Kementerian Kesehatan Ukraina pada Sabtu (6/11/2021) melaporkan rekor kematian harian akibat Covid-19 sebesar 793 kasus. Adapun kasus baru penularan Covid-19 pada hari itu tercatat 25.063 kasus, dengan rekor kasus harian terjadi pada Kamis lalu sebanyak 27.377 kasus.
Ukraina telah mempunyai stok empat jenis vaksin Covid-19. Namun, hingga kini baru 17,9 persen dari 41 juta warga di negara itu yang mendapat vaksinasi lengkap. Angka ini merupakan yang terendah kedua setelah Armenia.
Sebagai upaya mencegah penularan, otoritas Ukraina mewajibkan para guru, pegawai pemerintah, dan pekerja lainnya harus sudah divaksinasi lengkap pada 8 November ini. Jika mereka tidak melakukan ketentuan itu, gaji mereka akan ditahan. Selain itu, bukti vaksinasi atau tes dengan hasil negatif Covid-19 kini menjadi syarat untuk naik pesawat, kereta, dan bus jarak jauh di Ukraina.
Kebijakan pembatasan juga mulai diberlakukan di Athena, Yunani. Yunani melaporkan 6.909 infeksi baru Covid-19 pada Jumat lalu, memecahkan rekor satu hari sebelumnya 6.808 yang tercatat sehari sebelumnya. Ini menjadikan total infeksi Covid-19 di negara itu menjadi 774.265 kasus sejak pandemi dimulai tahun lalu. Sebanyak 16.200 orang meninggal akibat penyakit itu.
Baca juga: Inggris Jadi Negara Pertama yang Setujui Penggunaan Pil Antivirus Covid-19
Antrean terbentuk di luar toko-toko di Athena pada Sabtu, hari pertama pembatasan baru. Pembatasan akses dilakukan di sejumlah tempat, mulai dari kafe, restoran, pusat-pusat layanan pemerintah, dan bank. Mereka yang telah divaksin wajib menunjukkan sertifikat vaksin untuk masuk ke tempat-tempat yang ditentukan.
Kewaspadaan atas lonjakan kasus Covid-19 juga diberlakukan Pemerintah Perancis. Perdana Menteri Perancis Jean Castex menyatakan, pengenaan masker kembali dan penunjukan surat vaksinasi siap-siap diwajibkan dilakukan dalam antrean lift ski di kawasan wisata di Perancis. Kebijakan itu akan diberlakukan jika tingkat infeksi Covid-19 secara nasional melebihi 200 kasus per 100.000 penduduk. (AP/AFP/REUTERS)