Warga yang tidak divaksinasi telah membawa Jerman memasuki gelombang keempat pandemi Covid-19. Pembatasan sosial ketat akan diterapkan kembali di sejumlah wilayah terdampak.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BERLIN, KAMIS — Rakyat Jerman diliputi kecemasan setelah gelombang keempat pandemi Covid-19 menerjang negara itu. Otoritas kesehatan negara yang tim sepak bolanya berjuluk ”Der Panzer” itu mencatat 20.398 infeksi baru selama 24 jam terakhir dan 194 orang meninggal dunia.
Situasi terbaru itu membuat Kanselir Jerman Angela Merkel khawatir. Dia mendukung kebijakan pembatasan ketat terhadap warganya yang belum, atau bahkan tidak mau, divaksin.
”Jika situasi pandemi di rumah sakit memperburuk, pembatasan lebih lanjut untuk orang yang tidak divaksinasi dimungkinkan,” kata Merkel melalui juru bicaranya, Steffen Seibert, Rabu (3/11/2021).
Jerman, negara terpadat di Uni Eropa dengan populasi sekitar 83 juta jiwa, tengah mengalami gelombang keempat pandemi Covid-19 setelah selama beberapa pekan terakhir jumlah infeksi terus meningkat, mencapai level tertinggi dibanding Mei.
Data dari Daftar Ketersediaan Perawatan Intensif (DIVI) Kementerian Kesehatan Jerman menunjukkan, jumlah penderita Covid-19 yang harus mendapat perawatan intensif naik 26 persen menjadi 2.226 orang.
Lebih dari separuh penduduk Jerman, seperti halnya penduduk negara Eropa lainnya, telah mendapat vaksinasi komplet. Akan tetapi, survei baru-baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang dewasa Jerman yang belum divaksinasi tidak berniat untuk divaksin.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, gelombang keempat mengamuk dengan kekuatan luar biasa.”Yang kami alami saat ini adalah pandemi di kalangan orang-orang yang tidak divaksinasi dan ini sangat besar,” kata Spahn.
Kepala Robert Koch Institute Lothar Wieler menambahkan keterangan Spahn dengan mengatakan, warga yang belum dan menolak divaksin akan memiliki tingkat risiko terinfeksi lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.
Untuk mencegah penularan, Spahn menyerukan pemeriksaan sertifikat vaksin atau bukti tes PCR apabila hendak masuk ke sebuah lokasi atau acara. Selain sertifikat vaksin dan tes PCR, warga juga diminta menunjukkan bukti telah sembuh dari Covid-19 yang membuat mereka memperoleh kekebalan alami.
Selain itu, di daerah yang terdampak paling parah, pemerintah, otoritas kesehatan, dan otoritas keamanan harus membatasi akses bagi warga yang belum divaksin. Sementara, bagi warga yang sudah divaksin penuh, akses diberikan lebih luas.
”Ini tidak ada hubungannya dengan intimidasi vaksin, tetapi dengan menghindari tekanan pada sistem perawatan kesehatan,” kata Spahn.
Spahn juga merekomendasikan dosis vaksin penguat atau booster untuk seluruh warga Jerman. Namun, usulan itu bertentangan dengan rekomendasi komisi vaksin Jerman, STIKO, yang saat ini hanya merekomendasikan suntikan penguat untuk orang tua dan kelompok berisiko tertentu.
Menurut Leif Erik Sander, yang memimpin kelompok penelitian imunologi infeksi pada Rumah Sakit Charite di Berlin, bagi orang lanjut usia vaksin booster sangat mendesak. ”Studi kami menunjukkan, sekitar 40 persen orang berusia di atas 70 tahun tidak lagi memiliki antibodi penawar terhadap varian Delta enam bulan setelah vaksinasi,” katanya.
Penolakan warga untuk divaksin tidak terlepas dari pernyataan sejumlah politisi partai koalisi yang menyatakan tidak akan ada lagi kewajiban vaksinasi bagi warga Jerman. Disebutkan juga tidak akan ada kebijakan karantina wilayah (lockdown) baru.
Kepala Staf Merkel, Helge Braun, menyerukan pertemuan mendesak antara pemerintah federal sementara dan para pemimpin regional dari 16 negara bagian Jerman untuk membahas gelombang keempat Covid-19 saat ini.
Di bawah sistem federal, negara bagian memiliki keleluasaan untuk membuat kebijakan penanganan Covid-19 sendiri. Tidak jarang, kebijakan yang diambil cenderung tambal sulam dan membingungkan.
Negara Bagian Baden-Wuerttemberg di barat daya Jerman memperkenalkan aturan baru sebagai tanggapan terhadap gelombang keempat. Orang dewasa yang tidak divaksin diwajibkan memperlihatkan hasil tes PCR negatif apabila ingin berkegiatan, termasuk makan di restoran, menonton film di bioskop, berkunjung ke museum, atau pusat kebugaran.
Adapun di Negara Bagian Saxony, warga yang tidak divaksin tidak boleh makan di restoran serta berada di fasilitas rekreasi, bar, dan kelab malam. (AFP)