Partai Penguasa Kehilangan Sebagian Kursi, Bursa Jepang Tetap Semangat
Partai Demokrat Liberal atau LDP memenangi pemilu Jepang. Dari 465 kursi di parlemen, partai itu meraih sedikitnya 259 kursi. Meski mayoritas, perolehan ini menurun dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
TOKOYO, SENIN — Indeks bursa Jepang, Nikkei Stock Average, melonjak 2,4 persen pada Senin (1/11/2021). Lonjakan terjadi setelah partai berkuasa negara itu, Partai Demokrat Liberal atau Liberal Democratic Party (LDP), memenangi pemilu pada 31 Oktober 2021.
Menurut prakiraan Kyodonews, Asahi Shimbun, dan Nikkei Asia, koalisi LDP meraih 293 dari 465 kursi di majelis rendah. Kemenangan LDP menghilangkan faktor ketidakpastian yang mencemaskan pasar. Oleh karena itu, menurut Nikkei Asia, kemenangan LDP disambut dengan semangat oleh pelaku pasar.
Dengan perolehan itu, Ketua Umum LDP Fumio Kishida bisa mempertahankan jabatan sebagai Perdana Menteri Jepang. Ia menyebut bahwa hasil pemilu jelas menunjukkan Jepang telah memberi mandat kepada dirinya untuk mewujudkan janji kampanye. Janji itu termasuk peningkatan sistem layanan kesehatan dan perbaikan perekonomian.
”Berdasarkan hasil ini, kami bisa mengelola pemerintahan dan parlemen dengan tenang,” ujar Kishida. Ia antara lain berjanji menambah kapasitas perawatan Covid-19 di berbagai rumah sakit. Penambahan itu bagian dari persiapan jika jumlah pasien Covid-19 kembali melonjak.
Janji lain adalah menambah stimulus, di antaranya berupa bantuan kepada keluarga menengah dan miskin yang terdampak Covid-19. Pandemi mengungkap tentang banyaknya warga Jepang terpaksa mencari jatah makanan gratis. Mereka melakukan itu gara-gara ekonomi memburuk setelah terdampak pandemi.
Semua kebijakan itu butuh persetujuan parlemen. Guna pengambilan keputusan rutin, seperti pengesahan anggaran negara atau undang-undang, LDP dan koalisinya punya bekal lebih dari cukup. Butuh dukungan dari setidaknya 233 anggota majelis rendah untuk setiap keputusan pemerintah yang diajukan ke parlemen. Dengan peluang menduduki setidaknya 259 kursi, LDP bisa memastikan pengambilan keputusan rutin bisa mendapat dukungan parlemen.
Namun, LDP dan koalisinya akan sulit menjalankan agenda-agenda lebih besar, seperti amendemen konstitusi. Butuh sokongan dari sekurang-kurangnya 310 anggota majelis rendah untuk mengesahkan usulan amendemen. Jika lolos di parlemen, referendum untuk amendemen konstitusi boleh digelar.
Di masa kepemimpinan Shinzo Abe, LDP ingin mengubah konstitusi Jepang. Salah satu bagian yang ingin diubah adalah soal pertahanan. Dalam konstitusi sekarang, yang ditulis di bawah pengawasan Amerika Serikat setelah Jepang kalah di Perang Dunia II, Tokyo dilarang memiliki tentara reguler. Jepang hanya boleh punya pasukan bela diri.
Perbedaan tentara reguler dan Pasukan Bela Diri Jepang (JDSF) adalah JDSF harus pasif. JDSF hanya boleh menggunakan kekuatan tempurnya bila ada kekuatan asing yang terbukti masuk dan menyerang wilayah Jepang. Sementara tentara reguler seperti di negara lain diizinkan melakukan serangan pendahuluan untuk mencegah musuh masuk.
Perolehan
Pada pemilu Oktober 2021, LDP meraih meraih 259 atau 261 kursi di majelis rendah. Jumlah itu berkurang dibandingkan 276 kursi yang kini diduduki LDP di majelis rendah. Meski berkurang, jumlah kursi di LDP melebihi batas minimum untuk menjadi mayoritas, yakni 233 kursi.
Sebelum pemilu Oktober, LDP dan koalisinya menduduki total 305 kursi. Kini, sebagian kursi LDP dan koalisi di majelis rendah direbut kubu oposisi. Meski demikian, kubu oposisi masih sangat kekurangan kursi untuk membentuk pemerintahan.
Demi memastikan kemenangan LDP, Kishida sampai mengabaikan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Roma, Italia. KTT G-20 digelar pada 30-31 Agustus 2021. Pada tanggal itu, Kishida sedang berkampanye lalu memantau pemungutan suara.
Di bawah pengawasan Kishida dan para kader lainnya, LDP kehilangan sejumlah kursi di pemilu kali ini. LDP kehilangan kursi antara lain karena kekalahan sejumlah tokoh senior. Sekretaris Jenderal LDP Akira Amari dan mantan Sekretaris Jenderal LDP, Nobuteru Ishihara, termasuk yang kalah di pemilu. Prediksi Nikkei juga menyebutkan, sejumlah kader LDP yang pernah jadi menteri, seperti Takuya Hirai, Yoshiyaka Sakurada, hinga Katsutoshi Kaneda, kehilangan kursi di pemilu kali ini.
Amari kalah dari calon yang diusung Partai Demokrat Konstitusional (CDP), Hideshi Futori. Meski kalah di daerah pemilihan, Amari diperkirakan akan tetap menjadi anggota parlemen. Hal ini dimungkinkan karena pemilu Jepang menggabungkan sistem distrik dan proporsional.
Dalam sistem distrik, para calon berebut suara pemilih. Peraih suara terbanyak jadi pemenang lalu jadi anggota parlemen. Sementara dalam sistem proporsional, anggota parlemen ditentukan oleh partai. Hasil pemilu hanya menetapkan suatu partai akan dapat berapa kursi.
Dari 465 kursi di parlemen, 289 diperebutkan secara langsung oleh para politisi. Sementara 176 lain diperebutkan lewat sistem proporsional. ”Strategi kami jelas menghasilkan. Kami bersaing ketat dengan kandidat partai penguasa,” kata pemimpin CDP, Yukio Edano.
Meski hasil pemilu belum ditetapkan secara resmi, Amari sudah menerima kekalahannya. Bahkan, pada Senin dini hari dilaporkan, ia telah menyampaikan niat mengundurkan diri kepada Kishida.
Hingga Senin siang, belum diketahui reaksi Kishida terhadap permintaan Amari yang baru menjabat sebagai Sekjen LDP mulai awal Oktober 2021 itu. Sejauh ini, Kishida hanya mengatakan akan mengkaji secara mendalam kekalahan di sejumlah daerah pemilihan. Kekalahan terutama terjadi di tempat kubu oposisi bersatu. Pemilu kali ini diakui sangat ketat di banyak daaerah pemilihan. (AFP/REUTERS)