Dikritik Menimbun Vaksin Covid-19, AS Akhirnya Berbagi Simpanan Vaksinnya
Amerika Serikat akhirnya mau berbagi simpanan vaksin Covid-19 AstraZeneca ke negara lain, seperti Meksiko, Kanada, dan India. Hal ini dilakukan setelah AS yakin stok vaksinnya aman dan belum perlu vaksin AstraZeneca.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Setelah dikritik karena menimbun vaksin Covid-19, Amerika Serikat akan mengekspor 60 juta dosis vaksin AstraZeneca simpanannya ke negara-negara lain dalam waktu dekat. Untuk tahap pertama, akan ada 10 juta dosis yang siap diekspor dalam beberapa pekan ke depan. Sekitar 50 juta dosis masih dalam proses produksi dan akan siap dikirim pada Mei atau Juni mendatang.
Namun, ekspor vaksin dari AS itu tak bisa serta-merta dilakukan saat ini karena masih banyak proses yang harus dijalani. ”Kalau untuk sekarang, kami sama sekali tidak punya vaksin AstraZeneca. Pihak regulator juga masih harus mengkaji kualitas vaksinnya,” kata Jen Psaki, juru bicara Gedung Putih, Senin (26/4/2021) waktu setempat atau Selasa dini hari WIB.
Untuk saat ini, penggunaan vaksin AstraZeneca belum mendapat izin dari Badan Pangan dan Obat-obatan AS (FDA). Selain itu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga masih membahas pengiriman, termasuk penentuan negara penerima vaksin dari AS. Siapa pun penerimanya, pengiriman vaksin akan dilakukan langsung secara bilateral.
Pemerintahan Biden pernah berkomitmen akan mengirim sekitar 4 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Kanada dan Meksiko. Kini, AS kembali didesak untuk berbagi simpanan vaksinnya ke India dan negara-negara lain yang membutuhkan.
Pihak AstraZeneca tidak terlibat dalam pembagian vaksin AS ke negara lain karena komitmen mereka adalah membuat vaksin untuk AS. ”Kalau mau berbagi vaksin ke negara lain, itu urusannya Pemerintah AS,” kata salah seorang juru bicara AstraZeneca.
Stok aman
AS akhirnya mau berbagi simpanan vaksinnya karena, kata Koordinator Covid-19 di Gedung Putih, Jeff Zients, AS memiliki vaksin lain yang sudah disetujui FDA dan vaksin AstraZeneca belum disahkan penggunaannya di AS. Oleh karena itu, AS belum perlu memakai vaksin AstraZeneca selama beberapa bulan ke depan. Jadi, daripada tidak dipakai lebih baik diberikan kepada negara lain.
Lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia tewas karena Covid-19, termasuk di antaranya 572.000 orang di AS. AS telah memvaksin 53 persen penduduk usia dewasa dengan vaksin dari Pfizer-BioNTech, Moderna, dan J&J. Simpanan vaksin AS diperkirakan akan cukup untuk seluruh penduduk AS. Karena stok vaksin diperhitungkan cukup untuk semua warga AS, AstraZeneca dinilai tidak dibutuhkan lagi.
Pfizer-BioNTech dan Moderna menyatakan akan memproduksi 600 juta dosis pada akhir Juli. Selain kedua vaksin itu, AS juga sudah memakai vaksin Johnson & Johnson dengan satu dosis. Jumlah kasus Covid-19 harian juga sudah turun di bawah rata-rata 60.000 kasus dalam tujuh hari.
Dalam penyediaan vaksin Covid-19, Amerika Serikat termasuk salah satu negara yang menjadi sorotan. Bersama negara-negara kaya lainnya, AS telah memburu vaksin Covid-19 ketika beberapa vaksin Covid-19 memasuki tahap akhir uji klinis. Dengan kekuatan ekonominya, negara-negara kaya, seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa melalui Uni Eropa, telah memesan vaksin Covid-19 di awal, bahkan ketika risetnya belum selesai. Sejak akhir 2020 negara-negara kaya yang sudah memesan vaksin Covid-19 di awal itu mulai melakukan vaksinasi.
Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat di Brown University, AS, Ashish Jha mengatakan bahwa salah satu tantangan untuk mengirimkan vaksin AstraZeneca ke luar negeri adalah masalah tanggung jawab hukum karena kontrak aslinya antara AstraZeneca dengan AS.
”Perusahaan pembuat vaksin AstraZeneca khawatir akan bisa digugat urusan ganti rugi. Dengan AS, tidak ada perjanjian ganti rugi. Tetapi, mungkin di India tidak akan masalah karena India menawarkan perlindungan bagi AstraZeneca,” kata Jha.
Simpanan vaksin AstraZeneca kemungkinan besar akan dikirimkan ke India. Biden sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, menjanjikan dukungan dan bantuan. AS sudah bersedia mengirimkan bahan-bahan dasar untuk pembuatan vaksin. Selain itu, Washington juga menyuplai peralatan untuk menghasilkan oksigen, dan kebutuhan perawatan lainnya.
India kewalahan menangani melonjaknya kasus baru Covid-19. Dalam satu hari saja, tercatat ada 352.991 kasus baru dan 2.812 orang yang tewas. Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghrbreyesus menyatakan pihaknya akan membantu apa saja yang dibutuhkan.
WHO sudah mengirimkan oksigen, rumah sakit lapangan bergerak, dan persediaan untuk laboratorium lainnya. Selain itu, sudah ada 2.600 pakar berbagai bidang, termasuk polio dan TBC, yang akan bekerja sama dengan otoritas kesehatan India.
Selain WHO, Inggris juga telah mengirimkan ventilator dan konsentrator oksigen. Jerman, Kanada, dan Perancis juga berjanji akan mengirimkan delapan pembuat oksigen dan tabung oksigen serta respirator. (REUTERS/AFP/AP)