Mossad di Balik Serangan Siber terhadap Instalasi Nuklir Iran
Iran menyebut Israel bertanggung jawab atas serangan terhadap instalasi nuklir Iran di Natanz. Iran mengancam akan melancarkan serangan balasan di tempat dan waktu yang tepat.
Oleh
Musthafa Abd Rahman
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Hari Senin (12/4/2021), Iran secara resmi menuduh Israel berada di balik aksi sabotase atas instalasi nuklir Natanz yang menyebabkan terputusnya aliran listrik dan macetnya operasi instalasi nuklir tersebut.
Natanz yang berada di wilayah gurun, sekitar 400 kilometer arah selatan kota Teheran, merupakan salah satu instalasi nuklir penting Iran yang berada di bawah tanah. Selama ini, Natanz dikenal sebagai salah satu sasaran utama serangan Israel karena merupakan pusat pengayaan uranium di Iran.
Sebelumnya, pada Juli tahun lalu, instalasi nuklir Natanz juga mendapat serangan siber yang juga menyebabkan putusnya aliran listrik dan operasi instalasi nuklir itu. Pada tahun 2010, Natanz dan instalasi nuklir Iran lainnya juga mengalami serangan siber Stuxnet yang menyebabkan tidak berfungsinya sistem komputer di sejumlah instalasi nuklir Iran.
Serangan atas instalasi nuklir Natanz pada Minggu (11/4/2021) terjadi hanya sepekan setelah serangan atas kapal laut Iran, The Saviz, di Laut Merah. Israel diduga kuat berada di balik serangan terhadap kapal itu.
Media Israel, kemarin, mengisyaratkan peran Mossad (dinas intelijen luar negeri Israel) ada di balik serangan sabotase atas Natanz. Stasiun televisi Israel, Channel 13, dalam acara berita, Minggu malam, melansir, Mossad berada di balik serangan siber atas instalasi nuklir Iran pada hari Minggu itu. Serangan siber menarget instalasi nuklir tersebut dalam upaya mencegah proses pengayaan uranium di Iran.
Harian Israel, The Jerusalem Post, juga melansir, instalasi nuklir Iran di Natanz mendapat serangan siber yang dilakukan jaringan intelijen. Radio Israel memberitakan bahwa Mossad telah melancarkan serangan yang menyebabkan kerusakan parah pada instalasi nuklir itu.
Menurut radio Israel, kerusakan yang dialami instalasi nuklir Natanz akan menyebabkan berkurangnya kemampuan Iran dalam melakukan pengayaan uranium.
Aksi balasan
Menteri Luar Negeri Iran Mohamed Javad Zarif kepada stasiun televisi Iran, kemarin, mengatakan, Israel bertanggung jawab atas aksi sabotase itu. Ia berjanji akan melancarkan aksi balas dendam terhadap Israel. ”Zionis ingin balas dendam terhadap rakyat Iran atas keberhasilannya dalam upaya bebas dari blokade. Namun, kami tidak mengizinkan aksi Israel itu dan kami akan melancarkan aksi balas dendam atas tindakan Israel tersebut,” kata Zarif.
Kepala Badan Tenaga Atom Iran Ali Akbar Salehi, Minggu malam, menyebut serangan terhadap Natanz sebagai serangan teroris dalam upaya mencegah kemajuan industri nuklir di Iran. Kementerian Luar Negeri Iran dalam keterangan persnya menyatakan, serangan atas Natanz adalah serangan teroris dan Iran memiliki hak untuk membalasnya sesuai dengan hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Iran juga menyatakan, serangan terhadap Natanz merupakan upaya menggagalkan perundingan di Vienna saat ini antara Iran dan negara-negara besar untuk kembali pada kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan, jika serangan atas Natanz dalam upaya agar industri nuklir Iran kembali mundur, tujuan itu akan gagal tercapai. Ditegaskan pula, Iran akan melancarkan serangan balasan di tempat dan waktu yang dipilihnya kelak.
Ancaman perang
Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut konflik Israel dengan Iran terkait program nuklir Iran adalah misi besar saat ini. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Aviv Kochavi mengancam melancarkan perang terhadap Iran.
Kochavi mengungkapkan, operasi militer Israel di seluruh Timur Tengah kini sudah terang benderang di mata musuh-musuhnya. Ia menyampaikan, bulan depan akan dilaksanakan latihan militer Israel secara besar-besaran yang tidak pernah terjadi sebelumnya sehingga bisa disebut bulan perang bagi Israel.
Serangan atas instalasi nuklir Natanz itu bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Lloyd J Austin ke Israel. Menhan Israel Benny Gantz kepada Menhan AS menyampaikan kesiapan Israel bekerja sama dengan AS terkait isu nuklir Iran.
Gantz berharap AS menjaga kepentingan keamanan Israel dalam kesepakatan baru terkait nuklir Iran antara AS dan Iran. Gantz menyebut AS sebagai sekutu Israel dalam menghadapi semua isu, khususnya isu Iran.