Setelah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Pfizer, Inggris memulai kampanye vaksinasinya, Selasa (8/12/2020).
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
LONDON, SELASA — Otoritas kesehatan Inggris mulai memberikan vaksin Covid-19 kepada warganya menggunakan vaksin buatan Pfizer/BioNTech, Selasa (8/12/2020). Momen ini digambarkan sebagai ”Hari Kemenangan” mengingat momen pendaratan di Normandy, Perancis, saat Perang Dunia II.
Dosis pertama vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech di Inggris itu diberikan kepada Margaret Keenan yang pekan depan berulang tahun ke-91 di University Hospital Coventry, salah satu rumah sakit yang ditunjuk melakukan vaksinasi Covid-19.
”Saya merasa sangat terhormat menjadi orang pertama yang diberi vaksin Covid-19,” kata Margaret seorang mantan asisten toko perhiasan itu. ”Ini adalah hadiah ulang tahun awal terbaik karena ini artinya saya akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman di malam pergantian tahun setelah hampir setahun di rumah sendirian.”
Vaksinasi Covid-19 ini terlaksana setelah pada 2 Desember 2020 Badan Pengawas Obat dan Layanan Kesehatan (MHRA) Inggris menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Pfizer/ BioNTech yang berdasarkan analisis awal uji klinis fase III memiliki efikasi sebesar 95 persen.
MHRA menegaskan, persetujuan cepat diberikan karena proses peninjauan dilakukan secara paralel bersamaan dengan proses pengujian. Di negara lain, proses peninjauan dilakukan setelah proses pengujian. MHRA memastikan tidak ada tahapan dan prosedur yang diabaikan dalam proses persetujuan.
Setelah MHRA memberi izin, NHS memutuskan vaksin mulai dikirim pada Selasa ini. Inggris menjadi negara pertama di Barat yang memulai vaksinasi.
Inggris memesan 40 juta dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer. Untuk fase awal Pfizer mengirimkan 800.000 dosis. Di fase awal, Inggris akan memberikan vaksin ini kepada warganya yang berusia 80 tahun ke atas yang dirawat di rumah sakit atau menjalani rawat jalan dan pekerja di rumah jompo.
Otoritas kesehatan meminta publik untuk bersabar karena hanya mereka yang memiliki risiko tinggi terinfeksi Covid-19 yang akan diberi vaksin pada tahap awal sekarang. Tenaga kesehatan akan menghubungi warga untuk mengatur waktu vaksinasi. Mayoritas warga harus menunggu sampai tahun depan ketika sudah tersedia cukup vaksin.
Sebelum Inggris, Rusia dan China juga telah melakukan vaksinasi Covid-19 beberapa bulan lalu. Namun, yang kedua negara ini berikan kepada warganya adalah calon vaksin yang belum selesai menjalani uji klinis fase III.
Direktur Medis Nasional Badan Layanan Kesehatan (NHS) Inggris, Stephen Powis, mengatakan, suntikan pertama vaksin Covid-19 di luar uji klinis merupakan peristiwa yang emosional. ”Ini sungguh terasa seperti awal dari akhir,” ujar Stephen.
”Tahun 2020 sungguh mengerikan, semua hal yang biasa kita lakukan seperti bertemu teman dan keluarga, pergi ke bioskop, telah terganggu. Kita bisa melakukan itu lagi. Bukan besok. Bukan minggu depan. Bukan bulan depan. Tapi di bulan-bulan yang akan datang.”
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock berharap jutaan warga Inggris menerima vaksin Covid-19 pada Natal nanti. ”Kami berharap ada jutaan dosis tiba sebelum akhir tahun,” ujar BBC TV.
Sementara itu, koran Sozcu melaporkan bahwa Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan bahwa Turki akan memberikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, akhir bulan ini setelah penunjauan oleh otoritas kesehatan rampung.
Kiriman vaksin CoronaVac dari Sinovac akan tiba di atas tanggal 11 Desember 2020. Vaksin yang menjalani uji klinis fase III di Turki ini akan diuji dan dianalisis selama dua minggu.
Pada November lalu, Turki menandatangani kontrak pembelian 50 juta dosis CoronaVac yang akan dikirim antara Desember 2020 hingga Februari 2021.
Hasil uji klinis awal bulan lalu memperlihatkan bahwa CoronaVac memicu respons imun yang cepat tapi antibodi yang dihasilkan lebih rendah dari antibodi yang ada pada orang yang pulih dari Covid-19.
Pekan lalu, Butantan Institute di Brasil berharap Sinovac memublikasikan efikasi dari hasil uji klinis fase III pada 15 Desember 2020 ini.
Menurut Koca, Turki dengan populasi 83 juta jiwa sebenarnya ingin memesan lagi vaksin Covid-19 dari China, tapi tidak bisa. Akhirnya, Turki mulai melirik Rusia dan produsen vaksin lain untuk menutup kebutuhan dalam negeri sampai produksi dalam negeri berjalan.
”Kami sedang meninjau aspek toksikologi vaksin Covid-19 dari Rusa, kami bisa jadi membelinya,” ujar Koca. Untuk menambah pasokan vaksinnya, Turki juga sedang melakukan negosiasi pembelian awal satu juta dosis dengan Pfizer/ BioNTech.
”Mereka bilang bisa menyediakan 25 juta dosis tahun 2021. Turki tidak butuh vaksin dari luar setelah April 2021 sejalan dengan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri yang mulai dipakai,” tambah Koca. (AP/REUTERS)