Vaksin Sinovac Akan Tersedia Awal 2021, China Produksi 610 Juta Dosis Akhir 2020
Perusahaan pengembang vaksin Covid-19 berlomba secepat mungkin membuat vaksin mereka tersedia untuk umum agar pandemi Covid-19 segera terkendali. Perusahaan Sinovac menyatakan vaksinnya akan tersedia pada awal 2021.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
BEIJING, JUMAT — Perusahaan farmasi asal China, Sinovac, Jumat (25/9/2020), menyatakan bahwa calon vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan akan tersedia untuk didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, pada awal tahun 2021. Secara terpisah, pejabat kesehatan China mengungkapkan kesiapan negaranya memproduksi 610 juta dosis vaksin secara tahunan pada akhir tahun 2020 dan sedikitnya 1 miliar dosis pada akhir tahun 2021.
CEO Sinovac Yin Weidong berjanji akan mengajukan izin edar ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat untuk menjual vaksin Covid-19 di AS apabila calon vaksin yang sedang dikembangkan saat ini lolos uji klinis tahap III. Yin sendiri telah diberi calon vaksin tersebut.
”Di awal, strategi kami adalah (menyiapkan vaksin Covid-19) untuk China dan Wuhan. Setelah Juni dan Juli, kami mengubahnya, yakni untuk dunia,” kata Yin.
”Tujuan kami adalah menyediakan vaksin untuk dunia, termasuk AS, Uni Eropa, dan negara lain,” ujar Yin. Selama ini, aturan perizinan yang ketat di AS, UE, Jepang, dan Australia sering kali menolak permohonan penjualan vaksin dari China. Namun, Yin mengatakan hal itu bisa berubah.
”Kami yakin bahwa penelitian vaksin Covid-19 kami dapat memenuhi standar AS dan negara-negara di UE,” kata Yin.
Sinovac saat ini mengembangkan satu dari empat calon vaksin Covid-19 dari China bersama dengan badan usaha milik negara, SinoPharm (dua calon vaksin), dan perusahaan swasta yang terafiliasi dengan militer, CanSino (satu calon vaksin).
Lebih dari 24.000 orang berpartisipasi dalam uji klinis calon vaksin Sinovac, yaitu CoronaVac di Brasil, Turki, dan Indonesia. Menurut rencana, partisipan akan ditambah di Bangladesh dan kemungkinan di Chile. Sinovac memilih negara itu karena negara tersebut mengalami wabah Covid-19 yang serius, populasi yang besar, dan terbatasnya kapasitas penelitian dan pengembangan.
Yin mengatakan, perusahaannya akan memprioritaskan distribusi vaksin kepada negara-negara mitranya dalam uji klinis CoronaVac.
Siap produksi
Fasilitas produksi Sinovac di selatan Beijing yang dibangun dalam beberapa bulan didesain agar perusahaan itu mampu memproduksi setengah juta dosis vaksin setahun. Kamis kemarin, fasilitas tersebut sudah sibuk dengan pengisian vaksin ke dalam botol kecil dan mengemasnya dalam kotak. Sinovac berencana memproduksi beberapa ratus juta dosis vaksin sampai Februari-Maret tahun depan.
Sinovac juga mulai melakukan uji klinis sejumlah dosis CoronaVac pada anak-anak dan lansia di China setelah mengetahui kasus positif Covid-19 pada dua kelompok tersebut meningkat di dunia.
Meski uji klinis tahap III CoronaVac belum selesai, SinoVac telah memberikan calon vaksin itu kepada ribuan warga China dengan izin pemakaian karena alasan darurat. Yin menyatakan bahwa dirinya merupakan salah satu orang yang sudah mendapat calon vaksin tersebut sejak beberapa bulan lalu bersama dengan para peneliti setelah uji klinis tahap I dan II menunjukkan tidak adanya efek samping serius yang muncul. ”Ini adalah tradisi perusahaan kami,” ujar Yin.
Pegawai Sinovac telah diberi CoronaVac karena lonjakan kasus di internal perusahaan bisa mengganggu pengembangan vaksin. Sekitar 90 persen pegawai perusahaan telah menerima CoronaVac.
Awal tahun 2020, China mengizinkan ”penggunaan darurat” calon vaksin Covid-19 untuk populasi berisiko, seperti pegawai di perbatasan dan tenaga medis, apabila perusahaan bisa menunjukkan ”keamanan dan antibodi yang baik” dari tes sekitar 1.000 orang.
Sinovac mendapat izin penggunaan darurat tersebut pada Juni lalu bersama SinopHarm dan CanSino. Saat itu, Sinovac bisa menyediakan puluhan ribu dosis CoronaVac ke Pemerintah Kota Beijing.
610 juta dosis per tahun
Dalam konferensi pers terpisah di Beijing, pejabat kesehatan China mengungkapkan kesiapan negaranya untuk memproduksi 610 juta dosis secara tahunan pada akhir 2020 dan sedikitnya 1 miliar dosis pada akhir tahun 2021. Wu Yuanbin dari Kementerian Sains dan Teknologi China menyebutkan, 11 vaksin dari China telah memasuki uji klinis. Empat dari 11 vaksin itu telah dilakukan uji klinis dan ”kemajuan yang berlangsung mulus”.
”Saat ini, riset dan pengembangan vaksin Covid-19 dari China secara umum berada di posisi terdepan,” kata Wu. ”Kita melihat keamanan vaksin bagus dan tidak ada reaksi penolakan yang serius.”
Pejabat China mengungkapkan, ratusan ribu pekerja sektor-sektor utama di pelabuhan-pelabuhan, rumah sakit-rumah sakit, dan area-area lainnya yang berisiko tinggi telah mendapat vaksin uji coba sejak Juli lalu. Program ini dikatakan telah mendapat dukungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
”Keamanan penggunaan darurat vaksin ini telah diperiksa secara penuh, tetapi efikasinya belum disertifikasi secara penuh,” ujar Zheng Zhongwei, pejabat pada Komisi Kesehatan Nasional China. ”Hingga kini, tidak ada reaksi penolakan yang serius dari seluruh peserta yang menjalani program vaksin darurat itu.”
Zheng menambahkan, vaksin yang sudah jadi ”akan tersedia dengan harga terjangkau oleh masyarakat umum”. (AP/AFP/SAM)