Hitung Ulang Setelah Biden Unggul Tipis di Georgia dan Pennsylvania
Trump harus menang di Nevada, Pennsylvania, Georgia, dan Carolina Utara untuk menang, Namun, kini suaranya tertinggal dari Biden di Georgia dan Pennsylvania.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WASHINGTON DC, SABTU — Sejumlah negara bagian yang menjadi penentu kemenangan calon presiden Amerika Serikat hampir dipastikan akan menghitung ulang surat suara. Penghitungan ulang dilakukan jika selisih perolehan suara dua calon teratas kurang dari 0,5 persen.
Penghitungan ulang surat suara pemilihan presiden dilakukan di Georgia dan Pennsylvania. Sebab, di Georgia, calon presiden dari Demokrat, Joe Biden, unggul tidak sampai 0,1 persen atas calon presiden petahana dukungan Republik, Donald Trump. Di Pennsylvania, Biden unggul hanya 0,2 persen.
”Fokus kantor kami dan penyelenggara pemilu adalah memastikan semua surat suara dihitung dan dicatat. Kala mendekati akhir penghitungan, kami mulai melihat langkah selanjutnya. Dengan selisih yang sangat kecil, akan ada hitung ulang di Georgia,” ujar Sekretaris Negara Bagian Georgia Brad Raffensperger, Jumat (6/11/2020) malam waktu setempat atau Sabtu pagi WIB.
Penghitungan ulang membuat penentuan pemenang Pemilihan Presiden AS semakin lama. Dari 50 negara bagian, tinggal Alaska, Nevada, Carolina Utara, yang belum bisa dipastikan dimenangi capres mana.
Dalam proses penghitungan sementara yang belum rampung, hingga Sabtu pagi WIB, Biden juga unggul di Nevada. Sementara Trump unggul di Alaska dan Carolina Utara. Trump membutuhkan kemenangan di seluruh lima negara bagian itu untuk mempertahankan jabatannya.
Sebaliknya Biden hanya perlu menang di Nevada-Georgia dengan total 22 suara perwakilan, Goergia-Pennsylvania dengan 36 suara perwakilan, atau Nevada-Pennsylvania dengan total 26 suara perwakilan.
Sebab, keunggulan Biden di Arizona, dengan 11 suara perwakilan, terus berkurang. Jika kalah di Arizona, Biden tinggal memiliki 253 suara perwakilan sementara Trump punya 225 suara perwakilan.
Kemenangan di salah satu dari tiga komposisi negara bagian memberikan Biden suara perwakilan di atas syarat minimum kemenangan. Capres AS membutuhkan sekurangnya 270 dari 538 suara perwakilan untuk menang pemilu.
Keunggulan berbalik
Di Georgia, negara bagian dengan 16 suara perwakilan, posisi suara berbalik. Dari unggul hampir 90.000 suara pada Rabu malam, kini Trump tertinggal 4.115 suara. Keunggulan Biden atas Trump di sana tidak sampai 0,1 persen.
Dalam aturan pemilu di Georgia, hitung ulang dilakukan jika selisih suara dua calon teratas tidak sampai 0,5 persen. Penghitungan dapat dilakukan jika ada permintaan dari calon selepas penetapan hasil pemilu oleh panitia pemungutan suara (PPS). Penetapan hasil pemilu di Georgia dijadwalkan paling lambat 20 November 2020.
Penghitungan ulang juga berpeluang besar terjadi di Pennsylvania yang punya 20 suara perwakilan. Dari tertinggal hampir 700.000 suara, kini Biden unggul 15.000 suara atas Trump. Sayangnya, selisih keunggulan Biden atas Trump hanya 0,2 persen.
Seperti Georgia, Pennsylvania akan menghitung ulang hasil pemilu jika selisih suara calon di daftar teratas tidak sampai 0,5 persen. Di Pennsylvania, penghitungan ulang akan otomatis dilakukan tanpa perlu permintaan calon. Penghitungan ulang dilakukan setelah PPS menetapkan hasil penghitungan suara. Penetapan dijadwalkan paling lambat 24 November 2020.
Selisih suara di kedua negara bagian itu diperkirakan tidak banyak berubah. Sebab, sisa surat suara yang belum dihitung tidak sampai 2 persen. Pennsylvania merupakan negara bagian tempat Biden lahir dan Biden selalu mendengungkan hal itu selama kampanye. Di kabupaten tempat ia lahir, Lackawana, Biden unggul 9.623 suara atas Trump.
Pengadilan
Trump dan timnya melakukan berbagai manuver untuk mencegah kekalahan. Setelah permintaan penghitungan suara ditolak pengadilan Pennsylvania, tim Trump meminta fatwa ke Mahkamah Agung AS. Tim Trump meminta suara yang dicoblos di luar tempat pemungutan suara (TPS) dan dikirimkan ke PPS melalui pos dipisahkan dari suara yang dicoblos di TPS.
Dengan permintaan pada Jumat sore, sudah tiga kali tim Trump berusaha mencegah penghitungan terhadap suara yang dikirim melalui pos. Sebelum hari pemungutan suara utama pada 3 November 2020, tim Trump meminta pengadilan melarang penghitungan surat suara yang diterima PPS sebelum TPS ditutup. Permintaan itu untuk membatalkan aturan bahwa surat suara yang diterima PPS sampai 6 November 2020 pukul 18.00 akan tetap dihitung.
Permintaan pertama itu gagal. Selanjutnya, tim Trump meminta penghentian penghitungan. Upaya kedua kembali gagal setelah hakim setempat menolak pada Jumat sore. Selepas penolakan itu, tim Trump menuju ke MA.
Menyikapi gugatan terbaru Trump, Sekretaris Negara Bagian Pennsylvania Kathy Boockvar dan PPS Pennsylvania memisahkan penghitungan suara yang dikirim lewat pos. Walakin, penghitungan tetap dilanjutkan.
Dengan upaya ke MA, tim Trump sudah melakukan enam manuver hukum untuk menghambat penghitungan suara dalam beberapa hari terakhir. Upaya di Nevada, Michigan, dan Georgia ditolak pengadilan setempat pada Senin dan Kamis. Sementara dua upaya di Pennsylania ditolak pada Jumat.
Upaya Trump ke pengadilan mencemaskan sejumlah pihak. Sebab, 3 dari 9 hakim agung saat ini dicalonkan Trump pada periode 2017-2020. Sementara 3 calon lain dicalonkan para presiden Republikan. Sisa tiga kali dicalonkan oleh para presiden Demokrat.
Dalam uji kelayakan dan kepatutan di Senat pada akhir Oktober 2020, Amy Barrett, berjanji akan memutuskan setiap perkara secara adil. Bersama Neil Gorsuch dan Brett Kavanaugh, Barrett disorot karena dicalonkan Trump. (AP/REUTERS/RAZ)