Biden Dekati Kemenangan, Trump Minta Penghentian Perhitungan
Trump meminta penghitungan suara di Pennsylvania dihentikan. Di sana, ia sudah unggul hampir 300.000 suara. Ia juga meminta hitung ulang di Wisconsin yang telah dimenangi Biden.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Calon Presiden Amerika Serikat yang diusung Demokrat, Joseph Robinette Biden Jr, semakin mendekati kemenangan Pemilu AS 2020. Sementara calon petahana yang diusung Republik, Donald John Trump, meminta penghitungan suara dihentikan. Padahal, ia mengaku sudah memenangi pemilu.
Hingga Rabu (4/10/2020) malam waktu Washington atau Kamis pagi WIB, Biden diprakirakan sudah meraih 264 suara perwakilan. Dengan demikian, Biden hanya butuh tambahan 6 suara perwakilan untuk memenangi pemilihan presiden AS 2020. Untuk memengani pemilu AS, setiap capres harus meraih sekurangnya 270 dari 538 suara perwakilan.
Sisa suara yang dibutuhkan Biden setara dengan yang disediakan Nevada, salah satu negara bagian yang belum kunjung bisa ditebak dimenangi capres mana. Biden hanya unggul 8.000 suara di Nevada. Sementara sisa surat suara yang belum dihitung hampir 400.000 lembar.
Bukan hanya Nevada yang belum menyelesaikan penghitungan. Di 48 negara bagian lain, penghitungan juga belum selesai. Meski demikian, tinggal Alaska, Nevada, Georgia, Carolina Selatan, dan Pennsylvania yang belum bisa diduga akan dimenangi capres mana.
Kecuali di Nevada, Trump unggul di negara bagian yang masih mengambang. Meski unggul hampir 300.000 suara di Pennsylvania, Trump tetap mengumumkan telah mendaftarkan gugatan ke pengadilan. Ia meminta penghitungan suara di Pennsylvania dihentikan.
Trump juga meminta pemantau dan saksi diberi akses lebih besar pada penghitungan. Permintaan penghentian penghitungan juga disampaikan untuk Michigan yang diprakirakan telah dimenangi Biden.
Pemilu pos
Trump pun meminta fatwa Mahkamah Agung soal surat suara yang diterima pada 4-6 November 2020. Permintaan itu merujuk pada aturan surat suara yang diterima panitia pemungutan suara (PPS) selepas hari pemungutan utama, Selasa (3/11/2020), masih bisa dihitung.
Kecuali Georgia dan South Carolina, semua negara bagian yang masih mengambang telah menetapkan akan menghitung surat suara yang diterima selepas tempat pemungutan suara (TPS) ditutup pada Selasa malam. Aturan itu untuk mengantisipasi pengiriman surat suara melalui pos.
Pada Pemilu 2020, 92,1 juta surat suara dikirimkan ke pemilih di berbagai penjuru AS dan luar negeri. Hingga Selasa pagi, 65,2 juta surat suara sudah diterima PPS. Sisa 26,8 juta belum diketahui nasibnya. Di Penssylvania dan sejumlah negara bagian lain, ada ketentuan surat suara akan tetap dihitung PPS jika dikirimkan pemilih paling lambat 3 November 2020 dan diterima paling telat 6 November 2020.
Dalam keputusan pada Rabu, hakim Emmet Sullivan di pengadilan Washington DC memerintahkan kantor pos AS mempercepat pengiriman surat suara ke PPS. Perintah itu menanggapi gugatan sejumlah kelompok masyarakat yang mempertanyakan nasib surat suara yang dikirim lewat pos. Perintah berlaku untuk layanan pos di Pennsylvania, South Carolina, Florida, Colorado, Wisconsin, Illinois, Arizona, Alabama, Wyoming, dan Texas.
Ketua tim pemenangan Trump, Bill Stepien, juga mengatakan bahwa ada permintaan hitung ulang di Wisconsin yang dipekirakan telah dimenangi Biden. Ia menuding ada sejumlah ketidakwajaran di beberapa daerah pemilihan Wisconsin. Walakin, ia tidak menjabarkan bentuk ketidakwajaran itu.
Dosen hukum di Ohio State University, Edward Foley, menyebut bahwa seluruh surat suara sah akan dihitung. MA hanya akan terlibat jika ada pertanyaan apakah jumlah surat suara yang dipersoalkan bisa mengubah hasil pemilu.
Praktik itu mirip dengan yang diterapkan di Indonesia. Di sini, gugatan terhadap hasil penghitungan suara hanya akan diproses Mahkamah Konstitusi jika jumlah suara yang dipersoalkan bisa mengubah hasil pemilu. (AP/REUTERS)