Meningkatkan Kecerdasan Anak dengan Bermain Gim Video
Bermain gim video ternyata bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Studi terbaru menunjukkan, permainan itu bisa membantu meningkatkan kecerdasan anak.
Oleh
EVY RACHMAWATI
·5 menit baca
ALIF ICHWAN
Pengunjung mencoba gim terbaru yang disediakan di salah satu stan pameran teknologi informasi dan komunikasi Indocomtech 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (30/10/2019). Indocomtech 2019 bertema ”Never Stop Exploring”ini diikuti oleh 250 ekshibitor dan menghadirkan teknologi masa depan dari sejumlah vendor teknologi dari dalam dan luar negeri.
Pesatnya kemajuan teknologi telah membentuk masa kanak-kanak modern. Waktu yang dihabiskan dengan perangkat digital meningkat drastis dalam beberapa dekade terakhir dan kini mengisi sebagian besar waktu luang anak-anak, apalagi di masa pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas banyak orang.
Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar. Dalam sejumlah studi, anak-anak berusia 8-12 tahun, misalnya, menghabiskan rata-rata 4-6 jam menatap layar gawai tiap hari untuk menonton video, bermain gim, dan bersosialisasi.
Namun, bagaimana ini memengaruhi kesehatan dan dampaknya pada kemampuan kognitif mereka masih menjadi perdebatan. Dalam kajian di American Psychologist, gim video bisa meningkatkan kemampuan belajar, kesehatan, dan keterampilan sosial anak.
”Riset telah dilakukan beberapa dekade mengenai efek negatif gim, termasuk kecanduan dan depresi,” kata Isabela Granic, PhD, dari Radboud University Nijmegen di Belanda, penulis utama artikel di laman American Psychological Association, Februari 2014.
Namun, perlu perspektif lebih seimbang demi memahami dampak gim video pada perkembangan anak. Terkait hal itu, para peneliti di Karolinska Institutet di Swedia telah mempelajari bagaimana kebiasaan anak-anak di Amerika Serikat (AS) berkorelasi dengan perkembangan kemampuan kognitif mereka dari waktu ke waktu.
Tim peneliti tersebut menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu di atas rata-rata bermain gim video meningkatkan kecerdasan mereka lebih dari rata-rata, sementara menonton televisi atau media sosial tidak memiliki efek positif ataupun negatif. Hasil riset itu baru-baru ini dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.
DOKUMENTASI PANITIA
Suasana BEKRAF Game Prime 2017.
Para peneliti di Karolinska Institutet dan Vrije Universiteit Amsterdam secara khusus mempelajari hubungan antara kebiasaan menghabiskan waktu di depan layar gawai dan tingkat kecerdasan dari waktu ke waktu. Lebih dari 9.000 anak laki-laki dan perempuan di AS berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
Pada usia 9 atau 10 tahun, anak-anak menjalani serangkaian tes psikologis untuk mengukur kemampuan kognitif atau kecerdasan umum mereka. Anak-anak dan orangtua mereka juga ditanya mengenai berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton televisi dan video, bermain gim video, dan berinteraksi dengan media sosial.
Pemantauan
Lebih dari 5.000 anak ditindaklanjuti setelah dua tahun, dan mereka diminta mengulang tes psikologis. Hal ini memungkinkan para peneliti mempelajari kinerja anak-anak pada tes bervariasi dan mengontrol perbedaan individu dalam tes pertama. Mereka juga mengontrol perbedaan genetik yang bisa memengaruhi kecerdasan serta perbedaan latar belakang pendidikan dan pendapatan orangtua.
Rata-rata anak-anak yang terlibat riset itu menghabiskan 2,5 jam sehari menonton televisi, setengah jam menggunakan media sosial, dan 1 jam bermain gim video. Hasilnya menunjukkan, mereka yang memainkan lebih banyak gim daripada rata-rata meningkatkan kecerdasan mereka di antara dua pengukuran sekitar 2,5 poin IQ lebih dari rata-rata. Tidak ada efek signifikan yang diamati, positif ataupun negatif, dari menonton televisi ataupun media sosial.
”Kami tidak memeriksa efek menghabiskan waktu di depan layar terhadap aktivitas fisik, tidur, kesejahteraan, ataupun kinerja sekolah,” kata Torkel Klingberg, profesor ilmu saraf kognitif di Departemen Neuroscience, Karolinska Institutet, sebagaimana dikutip di laman sciencedaily, Kamis, 12 Mei 2022.
AFP PHOTO / CARL DE SOUZA
Pengunjung bermain gim video dalam event Game XP di Olympic Park, di Rio de Janeiro, Brasil, 7 September 2018. Acara yang berlangsung selama empat hari itu merupakan event gim video terbesar di Amerika Latin serta menarik perhatian para peminat gim video dan buku komik.
”Namun, hasil kami mendukung klaim bahwa waktu yang dihabiskan di depan layar umumnya tidak mengganggu kemampuan kognitif anak-anak, dan bahwa bermain gim video sebenarnya dapat membantu meningkatkan kecerdasan. Ini konsisten dengan beberapa studi eksperimental bermain gim video,” ujarnya.
Kecerdasan tidak konstan
Hasil tersebut juga sejalan dengan riset terbaru yang menunjukkan kecerdasan bukan hal konstan, melainkan mutu yang dipengaruhi faktor lingkungan. ”Kami sekarang akan mempelajari efek dari faktor lingkungan lain dan bagaimana efek kognitif terkait perkembangan otak pada masa kanak-kanak,” kata Torkel Klingberg.
Salah satu keterbatasan riset ini ialah studi hanya mencakup anak-anak di AS dan tidak membedakan antara berbagai jenis gim video, yang membuat hasilnya sulit untuk ditransfer ke anak-anak di negara lain dengan kebiasaan bermain gim lainnya. Ada juga risiko kesalahan pelaporan karena waktu layar dan kebiasaan dinilai sendiri.
Sejumlah riset menyebutkan, gim video memperkuat berbagai keterampilan kognitif, seperti navigasi spasial, penalaran, memori, dan persepsi, terutama gim video menembak. Sebuah meta-analisis tahun 2013 menemukan, bermain gim video menembak meningkatkan kapasitas pemain berpikir tentang obyek tiga dimensi serta pelatihan akademik.
”Hal ini memiliki implikasi penting untuk pendidikan dan pengembangan karier, karena riset sebelumnya menetapkan kekuatan keterampilan spasial untuk pencapaian dalam sains, teknologi, teknik, dan matematika,” kata Granic.
Tim peneliti tersebut menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu di atas rata-rata bermain gim video meningkatkan kecerdasan mereka lebih dari rata-rata.
Peningkatan pemikiran ini tidak ditemukan saat memainkan jenis gim video lain, seperti teka-teki atau permainan peran. Bermain gim video juga membantu anak-anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
Semakin banyak remaja bermain gim video strategis, seperti gim bermain peran, kemampuan memecahkan masalah, dan nilai sekolah mereka pada tahun berikutnya meningkat, demikian sebuah studi jangka panjang yang diterbitkan pada tahun 2013.
Permainan sederhana yang mudah diakses dan dapat dimainkan dengan cepat, seperti ”Angry Birds”, juga bisa meningkatkan suasana hati pemain, meningkatkan relaksasi, dan mencegah kecemasan. ”Jika bermain gim video menjadi cara sederhana membuat orang lebih bahagia, ini merupakan manfaat emosional mendasar yang perlu dipertimbangkan,” kata Granic.
AFP/ INA FASSBENDER
Pengunjung memainkan gim Pokemon saat menghadiri Festival Pokemon Go di Taman Wastafalen di Dortmund, Jerman, Kamis (4/7/2019). Festival ini akan berlangsung hingga 7 Juli nanti. Pokemon Go sendiri merupakan gim augmented reality yang diluncurkan pada 2016. Gim ini memungkinkan pemainnya menangkap, mengadu, dan saling bertukar makhluk virtual.
Selain itu, gim video berpotensi menjadi alat yang efektif untuk mempelajari ketahanan dalam menghadapi kegagalan. Dengan belajar mengatasi kegagalan berkelanjutan dalam permainan, penulis menyarankan agar anak-anak membangun ketahanan emosional yang bisa mereka andalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Stereotipe lain yang menjadi tantangan penelitian ialah pemain gim terisolasi secara sosial. Lebih dari 70 persen pemain gim bermain dengan seorang teman, dan jutaan orang di seluruh dunia berpartisipasi dalam dunia maya besar-besaran melalui gim video seperti ”Farmville” dan ”World of Warcraft”, tulis artikel di laman American Psychological Association tersebut.
Permainan multipemain jadi komunitas sosial virtual di mana keputusan perlu dibuat dengan cepat tentang siapa yang harus dipercaya atau ditolak dan bagaimana memimpin sebuah kelompok.
Studi tahun 2011 menemukan, bermain gim video yang mendorong kerja sama lebih membuat para pemain membantu orang lain saat bermain gim daripada mereka yang bermain gim sama secara kompetitif.
Meski demikian, tentu efek negatif bermain gim video secara berlebihan tidak bisa diabaikan. Bagaimanapun, media digital menghadirkan pengalaman baru yang dapat memberikan kerugian ataupun manfaat bagi perkembangan pikiran, termasuk membantu meningkatkan kecerdasan anak-anak yang bermain gim video.