Performa, performa, performa. Hal ini yang menjadi pendekatan para gamer dalam mencari gawai yang dipilihnya sebagai ‘senjata’ dalam bermain gim. Semakin kencang, semakin nyaman, semakin senang.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·5 menit baca
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Sejumlah pelajar dan mahasiswa memainkan gim daring dalam Banyuwangi E-Sport Competition di Banyuwangi, Kamis (19/9/2019). Kompetisi yang pertama kali digelar dan masuk dalam agenda Banyuwangi Festival ini diharapkan menjadi sarana pembibitan atlet-atlet E-sport.
”Main gim enak itu di 60 frame per second (fps). Kalau sudah turun ke 20 atau 30 fps itu rasanya enggak enak sama sekali. Jadi, butuh cipset yang powerful yang akan mengurangi lagging di gim berat,” tutur Dyland Pros, gamer yang juga Youtuber dengan 11,4 juta pengikut di platform berbagi video tersebut, dalam sebuah temu media dengan Asus dan Qualcomm pada pekan lalu.
Angka frame per second atau fps mengacu pada seberapa cepat gambar diperbarui pada gim tersebut; semakin tinggi angka fps, akan semakin halus pergerakan gim tersebut. Hasilnya, tampilan gim akan lebih nyaman dipandang. Pemain pun dapat bereaksi lebih cepat jika gim berjalan di fps yang tinggi.
tangkapan layar zoom
Youtuber konten gim Dyland Pros dalam sebuah temu media dengan Asus dan Qualcomm pada Kamis (17/9/2020).
Gim selalu menjadi salah satu acuan yang paling banyak dipegang untuk melihat performa komputer, baik dari PC hingga ponsel pintar. Pengolahan gambar tiga dimensi dan beragam efek visualnya menjadi ajang yang tepat untuk menguji kemampuan komputasi.
Hal ini tentu menjadi lumrah ketika ponsel gaming saat ini menjadi yang terdepan menawarkan kemampuan komputasi tercepat.
Saat ini, ponsel gaming Android dengan cipset tercepat mungkin dipegang oleh Asus ROG Phone 3 yang dirilis di Indonesia, Kamis (24/9/2020). Ponsel ini menggunakan cipset terbaru Qualcomm, Snapdragon 865+. Cipset ini merupakan versi lebih kencang dibandingkan dengan Snapdragon 865 biasa yang digunakan oleh banyak ponsel flagship pada 2020.
asus
Tampak muka dan belakang ponsel gaming Asus ROG Phone 3.
Qualcomm mengklaim, Snapdragon 865+ adalah cipset ponsel pertama di mana cip prosesornya (CPU) menembus kecepatan clock 3 GHz.
Main gim enak itu di 60 frame per second (fps). Kalau sudah turun ke 20 atau 30 fps itu rasanya enggak enak sama sekali. Jadi, butuh cipset yang powerful yang akan mengurangi lagging di gim berat
Dominikus Susanto, Senior Manager Business Development Qualcomm, mengatakan, peningkatkan kecepatan clock dari 2,84 GHz pada Snapdragon 865 menjadi 3,1 GHz pada Snapdragon 865+ meningkatkan performa komputasi sebesar 10 persen. CPU tersebut pun didukung dengan cip pengolah gambar (graphic processing unit/GPU) yang juga di kelas tertinggi, yakni Adreno 650.
tangkapan layar zoom
Dominikus Susanto, Senior Manager Business Development Qualcomm, dalam sebuah temu media dengan Asus dan Qualcomm pada Kamis (17/9/2020).
Berdasarkan pengujian GSMArena di sejumlah peranti lunak benchmark seperti Geekbench 5.1, Antutu 8, GFX 3.1, dan 3DMark, skor ROG Phone 3 konsisten di puncak jajaran ponsel flagship ternama.
Skor ROG Phone 3 lebih tinggi dibandingkan dengan ponsel flagship lain, seperti Samsung Galaxy S20 Ultra 5G, Xiaomi Mi 10 Pro 5G, Oppo Find X2 Pro, dan Realme X3 SuperZoom. Hanya Apple iPhone 11 Pro Max yang sesekali menempati posisi di atas ROG Phone 3.
Namun, bukan berarti ponsel dengan Snapdragon 865 nonplus ketinggalan zaman. Seperti cipset kelas flagship pada umumnya, versi 865 biasa masih lebih dari cukup untuk gaming.
gsmarena
Hasil pengujian performa dengan perangkat lunak Antutu.
gsmarena
Hasil pengujian performa dengan perangkat lunak GFX.
Salah satu ponsel gaming yang juga dapat menjadi pertimbangan adalah Black Shark 3. Ponsel gaming ini dirilis resmi masuk Indonesia pada Mei 2020. Menjelang peluncurannya, Black Shark sempat memecahkan rekor sebagai ponsel dengan skor Antutu tertinggi.
Untuk mereka yang sudah nyaman dalam ekosistem Apple, iPhone 11 bahkan lebih dari mumpuni untuk menjalankan gim kelas atas. Sebuah ponsel tidak harus terlihat sebagai sebuah gaming smartphone untuk menjadi sebuah ponsel gaming yang memadai.
Kenyamanan
Bila kecepatan dan performa sudah terpenuhi, kenyamanan yang didambakan para gamer terletak pada fitur-fitur khusus ponsel gaming. Fitur khusus, seperti tombol tambahan pada ponsel gaming inilah yang akan membedakannya dengan ponsel flagship biasa.
Varian Pro dari Black Shark 3 memiliki dua tombol tambahan di sisi kanan ponsel sehingga jika ponsel dimainkan dalam posisi landskap atau horizontal, pengguna mendapat tombol yang posisinya mirip trigger button pada kontroler gim. Tombol ini menjadi kontrol tambahan ketika bermain gim, ketimbang harus menyentuh layar.
black shark
Ponsel gaming Black Shark 3 Pro.
ROG Phone 3 juga memiliki fitur sejenis. Namun, metode yang digunakan Asus adalah sensor sentuh, bukan tombol mekanis. Tentu rasanya berbeda dengan mengeklik tombol sungguhan.
Namun, fitur yang diberi nama AirTrigger 3 ini bisa diatur untuk tidak hanya meregister sentuhan, tetapi juga sentuhan berdurasi lama (longpress),slide, dan swipe ke kiri dan kanan.
Baik Asus maupun Black Shark juga menawarkan sejumlah aksesoris yang diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan gaming.
asus
Tampak aksesoris kipas pendingin Active AeroCooler yang terpasang di punggung Asus ROG Phone 3.
Asus memiliki aksesoris kipas pendingin tambahan AeroActive Cooler 3 untuk mendinginkan ponsel dan menjaga performa. Kipas yang dipasang di ponsel ini juga bisa berfungsi sebagai sebuah stand untuk menaruh ponsel di atas meja, misalnya.
Black Shark pun juga memiliki aksesoris serupa. Kipas pendingin yang diberi nama Black Shark Fun Cooler. Baik AeroActive Cooler maupun Fun Cooler dijual terpisah.
Aksesoris untuk ROG Phone 3 adalah Kunai 3, sepasang modul kontroler yang dapat dipasang ke ROG Phone 3. Sekilas Kunai 3 mirip kontroler Nintendo Switch. Ada juga ROG Clip, yang dapat digunakan untuk memasangkan ROG Phone 3 ke kontroler yang pengguna miliki, kontroler Sony Playstation, Microsoft Xbox, dan Google Stadia.
KOMPAS/black shark
Aksesoris Black Shark Audio Quick Change 2-in-1 Adapter yang terpasang pada punggung ponsel gaming Black Shark 3.
Di sisi lain, Black Shark memiliki aksesoris bernama Black Shark Audio Quick Change 2-in-1 Adapter. Aksesoris ini dipasang di bagian punggung ponsel sebagai adaptor kabel pengisi daya sekaligus colokan audio. Dengan aksesoris ini, tangan pengguna tidak terganggu saat bermain sekaligus mengisi daya ponsel.
Tanpa kamera
Di sisi lain, dengan memilih performa yang ditawarkan ponsel gaming semacam ROG Phone 3 dan Black Shark 3, pengguna harus sedikit merelakan sejumlah fitur yang biasa didapatkan pada ponsel flagship.
black shark
Tampak depan ponsel gaming Black Shark 3.
Pertama adalah kamera. ROG Phone 3 ’hanya’ memiliki tiga kamera belakang dengan konfigurasi, kamera lebar 64 megapiksel, ultra-lebar 13 megapiksel, dan kamera makro 5 megapiksel. Tidak ada fitur-fitur fotografi kelas atas yang banyak dimiliki ponsel flagship lainnya, seperti laser autofokus dan stabiliser optik (optical image stabilizer/OIS).
Black Shark 3 pun memiliki konfigurasi kamera yang mirip, kamera wide 64 megapiksel, ultra-lebar 13 megapiksel, dan 5 megapiksel sensor kedalaman gambar (depth sensor). Kamera dengan lensa telefoto yang lumrah ada pada ponsel flagship sekelas iPhone 11 Pro maupun Galaxy S20 Ultra tidak ada di sini.
Fitur lainnya adalah ketahanan terhadap air. Baik ROG Phone 3 dan Black Shark 3 tidak memiliki sertifikat IP yang menyatakan kapabilitan anti-air. Tentu ini perlu menjadi pertimbangan ketika ponsel flagship lainnya sudah memiliki kemampuan ini.
Ponsel gaming menawarkan kenyamanan tanpa kompromi saat bermain gim; memiliki performa tingkat tinggi dan memiliki beragam aksesoris. Namun, artinya, ada kompromi untuk situasi penggunaan lain di luar gaming.