Perjuangan jamu menjadi warisan budaya dunia dimulai sejak 2013, lalu muncul undang-undang pemajuan kebudayaan yang memperlancarnya.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·4 menit baca
Budaya sehat jamu resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda atau WBTB yang masuk ke dalam daftar Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Ini merupakan buah dari upaya pelestarian jamu sebagai budaya untuk kesehatan yang dilakukan berbagai pihak sejak lama.
Keputusan itu diputuskan UNESCO dalam sesi sidang ke-18 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda di Kasane, Botswana, Selasa (6/12/2023) pukul 16.30 WIB. Penetapan ini akan memperkuat upaya Indonesia untuk melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya, serta berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan global.
”Kami sangat bersyukur dan bahagia akhirnya budaya sehat jamu diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, perjuangan ini sudah lama sejak 2013. Ini pengakuan dari dunia kepada Indonesia dan kami berharap budaya ini tidak punah, tetap lestari, bahkan mendunia. Ini langkah awal kita,” kata Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania saat dihubungi, Kamis (7/12/2023).
Jamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
Inggrid menceritakan, perjalanan budaya sehat jamu menjadi WBTB tidak mudah. Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan membuat proses pengajuan mulai berjalan lancar. Dimulai dari penetapan jamu sebagai warisan budaya nasional yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Kongres Kebudayaan 2018, lalu diperjuangkan menjadi WBTB tingkat internasional (UNESCO) dan tercapai pada tahun 2023.
”Ketika ada kebijakan pemajuan kebudayaan akhirnya dukungan semakin banyak dan pemerintah bersama semua pemangku kepentingan jamu bisa berproses mengajukan jamu sebagai WBTB,” ungkapnya.
Jamu merupakan ramuan obat tradisional asli Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan alami untuk pencegahan, pengobatan, pemulihan, dan pemeliharaan kesehatan dan kecantikan. Jamu merupakan salah satu warisan ilmu pengetahuan dari nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah disebutkan dalam relief, primbon, prasasti, dan kitab-kitab lama Nusantara.
Budaya Sehat Jamu yang diakui UNESCO meliputi keterampilan tradisional dan nilai-nilai budaya yang terkait dengan obat-obatan alami tradisional yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah serta metode pengobatan tradisional. Pembuatan jamu ini untuk meningkatkan kesehatan dengan meningkatkan kekebalan tubuh. Budaya jamu dipercaya telah hidup sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centhini.
UNESCO menilai, budaya sehat jamu adalah salah satu sarana ekspresi budaya yang membangun koneksi antara manusia dengan semesta. UNESCO juga mengakui bahwa budaya ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain untuk kesehatan dan kesejahteraan, kesetaraan jender, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, dan kehidupan di darat.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada UNESCO. Jamu mewakili hubungan yang mendalam, bermakna, dan harmonis antara manusia dengan alam. Jamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam keterangannya, Selasa.
Nadiem mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya bagi semua pihak yang telah mendedikasikan diri pada jamu. Mulai dari produsen, para peramu dan peracik, penjual, peneliti, komunitas, pengusaha, serta penikmat khasiat jamu yang telah bersama-sama menghidupkan ekosistem budaya kesehatan jamu seperti saat ini.
Dengan penetapan ini, Budaya Sehat Jamu menyusul 12 WBTB Indonesia sebelumnya, yakni, Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Bali (2015), Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), dan Gamelan (2021).
Jamu untuk promosi budaya
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Afrika Selatan merangkap Botswana, Kerajaan Eswatini, dan Kerajaan Lesotho, Saud Purwanto Krisnawan, menyampaikan bahwa penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai WBTB adalah hal yang positif dalam mempromosikan budaya Indonesia. KBRI Pretoria dalam rangka peringatan 30 tahun kerja sama diplomatik Indonesia-Afsel akan mempromosikan jamu melalui berbagai aktivitas seperti pameran dan lokakarya.
”Kegiatan ini diyakininya akan lebih diintensifkan dalam diplomasi di tahun-tahun mendatang,” ujar Saud.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menjelaskan, selama ini jamu telah menjadi ensiklopedi ekologis, pengetahuan teknologi kesehatan, dan penanda peradaban sekaligus sebagai pengetahuan lokal dan kearifan lokal dari budaya Nusantara yang sangat berharga.
Selain menjadi kekayaan budaya dan alam Indonesia, jamu juga memiliki nilai strategis dari sisi ekonomi. Produksi jamu melibatkan banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat, seperti petani yang menanam bahan baku jamu, pekerja yang memprosesnya, hingga tenaga penjualan dan pemasaran. Jamu juga menjadi penggerak ekonomi lokal dan beberapa produk jamu telah meraih popularitas di pasar global.
”Kita pernah mengalami momen ketika kehidupan seperti berada pada titik terendah ketika pandemi (Covid-19) melanda. Tapi ternyata, produk kebudayaan bernama jamu ini menjadi salah satu resep yang menyembuhkan, menguatkan, dan menyatukan kita,” ujar Hilmar.
Saat pandemi mencengkeram itu, masyarakat banyak mencari jamu dan obat herbal tradisional lain untuk meningkatkan stamina dan menjaga kesehatan. Jamu yang identik dengan rasa pahit di lidah membawa segudang manfaatnya yang menyegarkan dan menyehatkan bagi tubuh.