Sains Membuktikan, Komunitas Berkebun Bisa Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental
Penelitian terbaru menunjukkan, komunitas berkebun bisa meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Mereka yang ikut komunitas ini akan makan lebih banyak sayur dan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik lebih banyak, makan dengan benar, dan bersosialisasi menjadi deretan aktivitas yang direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Penelitian terbaru memberikan saran aktivitas tambahan yang terjangkau, tetapi bisa merangkum manfaat tiga kegiatan di atas, yaitu komunitas berkebun.
Komunitas berkebun telah muncul di berbagai kota di dunia, termasuk di Indonesia. Di Bandung, Jawa Barat, misalnya, muncul Komunitas 1000Kebun yang didirikan sejak 2015. Mereka berkebun untuk menanam aneka pangan organik dengan memanfaatkan lahan tidur di sekitar perumahan.
Ketua Komunitas 1000Kebun, Galih Raditya, dalam wawancara daring, mengatakan, komunitas ini diawali keresahan sebagai konsumen yang kesulitan mengakses pangan sehat. Di sisi lain, ada teman-temannya sebagai petani yang kesulitan menjual hasil tanamannya dengan harga layak.
Peningkatan satu gram serat dapat memiliki efek positif yang besar pada kesehatan.
”Dari masalah tersebut, kita berkumpul. Awal 20 orang. Mulainya di 2015 akhir, akhirnya membentuk komunitas,” kata dia. Saat ini, anggota komunitas ini sudah mencapai ratusan orang.
Dari awalnya wadah untuk bertukar informasi, mereka kemudian mulai menanam sendiri sayur mayur secara organik dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar perumahan Arcamanik. Seiring dengan meluasnya anggota komunitas, mereka juga membuat pasar yang mempertemukan petani dan konsumen secara langsung.
Tak hanya 1000Kebun, ada juga Indonesia Berkebun, Jakarta Berkebun, Kebun Ide di Bintaro, dan banyak lagi. Banyak di antara komunitas ini yang muncul dan berkembang justru di masa pandemi Covid-19, ketika banyak orang menyadari pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan aktivitas fisik lebih banyak.
Manfaat komunitas berkebun
Aktivitas komunitas berkebun dengan kesehatan fisik serta mental, ternyata memang saling terkait. Kajian terbaru yang dilakukan tim peneliti dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikatini diterbitkan di The Lancet Planetary Health pada 4 Januari 2023 menunjukkan hal ini.
Penelitian didasarkan hasil uji coba yang dilakukan secara acak dan terkontrol terhadap kegiatan komunitas berkebun. Hasilnya, mereka yang ikut komunitas berkebun makan lebih banyak serat dan melakukan lebih banyak aktivitas fisik, dua cara yang diketahui untuk mengurangi risiko kanker dan penyakit kronis. Mereka juga melihat tingkat stres dan kecemasan mereka menurun secara signifikan.
”Temuan ini memberikan bukti nyata bahwa komunitas berkebun bisa memainkan peran penting dalam mencegah kanker, penyakit kronis dan gangguan kesehatan mental,” kata penulis senior Jill Litt, profesor di Departemen Studi Lingkungan di CU Boulder, dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Diet Tinggi Serat Mengurangi Risiko Demensia
Litt telah menghabiskan sebagian besar kariernya untuk mencari cara yang terjangkau, dapat diskalakan, dan berkelanjutan untuk mengurangi risiko penyakit, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
”Ke mana pun Anda pergi, orang mengatakan ada sesuatu tentang berkebun yang membuat mereka merasa lebih baik,” kata Litt, yang juga peneliti di Institut Kesehatan Global Barcelona.
Tapi ilmu yang solid tentang manfaatnya sulit didapat. Tanpa bukti, sulit mendapatkan dukungan untuk program baru.
Beberapa studi observasi kecil menemukan bahwa orang yang berkebun cenderung makan lebih banyak buah dan sayuran dan memiliki berat badan yang lebih sehat. Namun, belum jelas apakah orang yang lebih sehat cenderung berkebun, atau berkebun memengaruhi kesehatan.
Hanya tiga penelitian yang menerapkan standar emas penelitian ilmiah. Tidak ada yang melihat secara khusus pada komunitas berkebun.
Baca juga: Berkebun Dapat Menumbuhkan Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Untuk mengisi kekosongan tersebut, Litt merekrut 291 orang dewasa yang tidak berkebun, rata-rata berusia 41 tahun, dari wilayah Denver. Lebih dari sepertiga adalah orang Hispanik dan lebih dari setengahnya berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah.
Setelah musim semi, setengahnya ditugaskan ke kelompok berkebun masyarakat dan setengahnya lagi ke kelompok kontrol yang diminta menunggu satu tahun untuk mulai berkebun.
Kelompok berkebun menerima sebidang kebun komunitas gratis, beberapa benih dan bibit, dan kursus berkebun pengantar melalui program nirlaba Denver Urban Gardens dan mitra studi.
Kedua kelompok melakukan survei berkala tentang asupan gizi dan kesehatan mental mereka, menjalani pengukuran tubuh dan memakai monitor aktivitas.
Peningkatan serat
Pada musim gugur, kelompok berkebun rata-rata mengonsumsi 1,4 gram lebih banyak serat per hari dibandingkan kelompok kontrol, peningkatan sekitar 7 persen. Para penulis mencatat bahwa serat memberikan efek mendalam pada respons peradangan dan kekebalan, memengaruhi segalanya mulai dari cara kita memetabolisme makanan hingga seberapa sehat mikrobioma usus kita hingga seberapa rentan kita terhadap diabetes dan kanker tertentu.
Baca juga: Kurangi Risiko Alergi Makanan dengan Konsumsi Serat
Sementara dokter merekomendasikan sekitar 25-38 gram serat per hari, rata-rata orang dewasa mengkonsumsi kurang dari 16 gram.
”Peningkatan satu gram serat dapat memiliki efek positif yang besar pada kesehatan,” kata rekan penulis James Hebert, Direktur Program Pencegahan dan Pengendalian Kanker University of South Carolina.
Kelompok berkebun juga meningkatkan tingkat aktivitas fisik mereka sekitar 42 menit per minggu. Badan kesehatan masyarakat merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik per minggu, rekomendasi yang hanya dipenuhi oleh seperempat populasi AS. Dengan hanya dua hingga tiga kali kunjungan ke kebun komunitas setiap minggunya, peserta memenuhi 28 persen dari persyaratan tersebut.
Peserta studi juga melihat tingkat stres dan kecemasan mereka menurun, dengan mereka yang datang ke studi paling stres dan cemas melihat penurunan terbesar dalam masalah kesehatan mental.
Baca juga: Berkebun demi Memperpanjang Kehidupan Kala Pandemi Korona
Studi tersebut juga menegaskan bahwa bahkan tukang kebun pemula pun dapat memperoleh manfaat kesehatan terukur dari hobi di musim pertama mereka. Karena mereka memiliki lebih banyak pengalaman dan menikmati hasil yang lebih besar, Litt menduga keuntungan tersebut akan meningkat.
Hubungan sosial
Linda Appel Lipsius, Direktur Eksekutif Denver Urban Gardens (DUG), organisasi nirlaba yang membantu sekitar 18.000 orang setiap tahun menanam makanan mereka sendiri di petak kebun komunitas mengatakan, ”Ini transformasional, bahkan menyelamatkan nyawa bagi begitu banyak orang.”
Banyak peserta DUG tinggal di daerah di mana akses ke buah dan sayuran segar yang terjangkau sangat terbatas. Beberapa adalah imigran berpenghasilan rendah yang sekarang tinggal di apartemen—memiliki sebidang kebun memungkinkan mereka menanam makanan dari negara asal mereka dan meneruskan resep tradisional kepada keluarga dan tetangga mereka.
”Bahkan jika Anda datang ke kebun untuk menanam makanan Anda sendiri di tempat yang sunyi, Anda mulai melihat plot tetangga Anda dan berbagi teknik dan resep, dan seiring waktu hubungan berkembang,” kata Litt, mencatat bahwa saat berkebun sendirian baik untuk Anda, berkebun di komunitas mungkin memiliki manfaat tambahan. ”Ini bukan hanya tentang buah dan sayuran. Ini juga tentang berada di alam terbuka bersama orang lain.”
Litt mengatakan dia berharap temuan ini akan mendorong para profesional kesehatan, pembuat kebijakan, dan perencana lahan untuk melihat ke kebun komunitas, dan ruang lain yang mendorong orang untuk berkumpul di alam, sebagai bagian penting dari sistem kesehatan masyarakat. ”Buktinya jelas,” ujarnya.