Berkebun Dapat Menumbuhkan Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Hasil studi dari University of Florida menunjukkan bahwa aktivitas berkebun bermanfaat bagi kesehatan mental, seperti menurunkan stres, kecemasan, dan depresi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Hasil studi terbaru yang dilakukan peneliti dari University of Florida, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa banyak orang menuai manfaat kesehatan mental dari aktivitas berkebun. Bahkan, manfaat ini juga dirasakan bagi mereka yang belum pernah menjalankan aktivitas berkebun sebelumnya.
Studi tentang manfaat dari berkebun ini telah terbit di jurnal PLOS ONE, 6 Juli 2022. Dalam jurnal tersebut dinyatakan, wanita sehat yang menghadiri kelas atau kegiatan berkebun dua kali dalam semingu dapat menurunkan stres, kecemasan, dan depresi. Padahal, peserta yang terlibat dalam penelitian ini belum pernah berkebun sebelumnya.
Charles Guy, salah seorang peneliti utama studi ini sekaligus profesor emeritus di Departemen Hortikultura LingkunganUniversity of Florida, Institute of Food and Agricultural Sciences,mengatakan, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa berkebun dapat membantu meningkatkan kesehatan mental orang-orang yang memiliki gangguan medis.
Banyak peserta mengatakan tidak hanya menikmati sesi tersebut, tetapi ke depan mereka juga berencana untuk tetap berkebun. (Charles Guy)
”Namun, hasil studi kami justru menunjukkan bahwa orang sehat juga dapat mengalami peningkatan kesejahteraan mental melalui berkebun,” ujarnya dikutip dari situs resmi University of Florida (UF), Senin (11/7/2022).
Studi ini merupakan penelitian kolaborasi interdisipliner antaraDepartemen Hortikultura Lingkungan UF, Fakultas Kedokteran UF, dan Pusat Seni UF dalam Kedokteran. Studi ini juga melibatkan Kebun Raya UF Wilmotyang digunakan sebagai tempat saat sesi perawatan.
Studi ini melibatkan 32 wanita berusia 26-49 tahun. Semua peserta telah terdeteksi dalam kondisi kesehatan yang baik. Kondisi ini disimpulkan setelah mereka melakukan penapisan untuk sejumlah faktorseperti kondisi kesehatan kronis, penggunaan tembakau dan penyalahgunaan narkoba, serta pemberian resep obat untuk kecemasan atau depresi.
Sebagian peserta kemudian diminta untuk melakukan kegiatan berkebun dan sebagian lainnya beraktivitas di bidang seni.Kelompok seni berfungsi sebagai titik perbandingan dengan kelompok berkebun.Kedua kelompok ini bertemu dua kali seminggu.
”Kegiatan berkebun dan seni masing-masing melibatkan pembelajaran, perencanaan, kreativitas, dan gerakan fisik. Kedua kegiatan digunakan secara terapeutik dalam pengaturan medis. Jenis kegiatan ini lebih seimbang secara ilmiah, dibandingkan, misalnya, kegiatan berkebun dengan bowling atau berkebun dengan membaca,” kata Charles.
Dalam sesi berkebun, peserta belajar bagaimana membandingkan dan menabur benih, mencangkok berbagai jenis tanaman, serta memanen dan mencicipi tanaman yang dapat dimakan. Mereka yang mengikuti sesi pembuatan seni mempelajari teknik-teknik seperti pembuatan kertas, seni grafis, menggambar, dan kolase.
Peserta menyelesaikan serangkaian penilaian yang mengukur aspek kecemasan, depresi, stres, dan suasana hati. Para peneliti menemukan bahwa kelompok berkebun dan seni mengalami peningkatan serupa dalam kesehatan mental dari waktu ke waktu. Laporan gangguan kecemasan kelompok berkebun bahkan lebih sedikit dibandingkan kelompok seni.
Koneksi
Meski masih sebatas hipotesis, para peneliti menyebut bahwa kesehatan mental manusia jauh lebih baik saat berada di sekitar tanaman karena terdapat koneksi. Para peneliti menduga bahwa sebagai spesies, kelangsungan hidup manusia sangat bergantung dari tanaman seperti untuk sumber makanan, tempat berteduh, dan hal lain.
”Pada akhir penelitian, banyak peserta mengatakan tidak hanya menikmati sesi tersebut, tetapi ke depan mereka juga berencana untuk tetap berkebun,” kata Charles.
Mengingat jumlah peserta yang relatif kecil dan lamanya penelitian, ke depan para peneliti masih perlu membuktikan berapa lama kegiatan berkebun yang harus dilakukan seseorang untuk melihat peningkatan kesehatan mental.
Menurut Charles, studi skala besar dapat mengungkap lebih banyak tentang bagaimana kegiatan berkebun berkorelasi dengan perubahan kesehatan mental. Ia pun percaya bahwa penelitian ini dapat menjadi harapan dalam meningkatkankesehatan mental masyarakat.