Lulusan Sarjana Ditargetkan Mendapat Pekerjaan Enam Bulan Pascalulus
Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman di dunia nyata. Ada tujuh program unggulan yang ditawarkan.
Oleh
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM menargetkan lulusan sarjana bisa mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha enam bulan pascalulus. Tahun ini, ratusan ribu mahasiswa terjun mengikuti tujuh program unggulan MBKM.
Sejak diluncurkan pada 2020, lebih dari 700.000 mahasiswa serta 2.600 mitra dunia usaha dan industri telah mendaftar program Kampus Merdeka. Dari jumlah itu, mahasiswa yang akhirnya terlibat dalam program MBKM sekitar 117.000 mahasiswa dari 2.600 perguruan tinggi di 35 provinsi. Selain itu, lebih dari 500 perusahaan serta 117 perguruan tinggi luar negeri juga telah bergabung sebagai mitra.
Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam MBKM tahun 2022 naik signifikan dibandingkan dengan 2021 yang baru sekitar 40.000 mahasiswa. Mereka tersebar dalam tujuh program MBKM, meliputi Mahasiswa Magang atau Melakukan Studi Independen Bersama Profesional (MSIB), Mahasiswa Pergi Belajar di Universitas Luar Negeri (Indonesian International Student Mobility Awards/IISMA), Kampus Mengajar, dan Mahasiswa Pergi Belajar di Perguruan Tinggi Nusantara (Pertukaran Mahasiswa Merdeka). Selain itu, masih ada tiga program MSIB, yaitu Wirausaha Merdeka, Praktisi Mengajar, dan IISMA Edisi Vokasi.
”Goal besarnya, yaitu begitu lulus, mereka sudah siap dari sisi karier maupun usaha. Tahun depan, kami berharap peserta MBKM naik 22 persen,” kata Wakil Ketua III Pelaksana Program Kampus Merdeka Nurhadi Irbath pada acara Temu Media, Jumat (16/9/2022), di Jakarta.
Ada fenomena di mana lulusan-lulusan perguruan tinggi kebingungan untuk langsung mencari pekerjaan. (Nurhadi Irbath)
Menurut Nurhadi, ada fenomena di mana lulusan-lulusan perguruan tinggi kebingungan untuk langsung mencari pekerjaan. Oleh karena itu, sebelum para mahasiswa lulus, MBKM mencoba mengembangkan kompetensi mereka dengan belajar di luar kampus dan langsung terjun ke dunia nyata. Pembelajaran di luar kampus ini diakui secara resmi dengan memberikan hak dua semester belajar di luar program studi.
”Dengan mengikuti program-program ini, mahasiswa ditempatkan pada sebuah ekosistem yang akan membentuk mereka dalam hal kreativitas, kemandirian, daya berpikir kritis, kemampuan bekerja sama, serta aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi pembentukan kepribadian sekaligus persiapan karier masa depan,” ucapnya.
Program unggulan pertama MBKM adalah MSIB. Program ini bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk magang atau kursus dengan proyek akhir di perusahaan kelas dunia.
”Melalui bimbingan mentor profesional, mahasiswa didorong untuk memecahkan masalah nyata dan mengasah keterampilan kerja. MSIB memfasilitasi pengalaman terjun langsung ke dunia industri untuk para mahasiswa sekaligus menyediakan calon talenta yang siap masuk dunia kerja,” ujar Kepala Program MSIB Haryo Kusuma Wibawa.
Selanjutnya, ada program IISMA atau program pendanaan dari pemerintah kepada mahasiswa Indonesia yang memenuhi syarat untuk belajar di perguruan tinggi terkemuka seluruh dunia. Tahun lalu terdapat 2.551 mahasiswa yang mendaftar IISMA dan tahun ini melonjak menjadi 7.501 mahasiswa. Adapun mahasiswa yang lolos pada 2021 sebanyak 1.000 mahasiswa dan tahun 2022 ada 1.155 mahasiswa.
”Biasanya program-program seperti ini tersedia untuk kampus-kampus besar. Namun, dalam program ini, mahasiswa-mahasiswa dari kampus kecil di daerah selama punya potensi bisa mengikuti. Tahun lalu ada yang kuliah di Boston University dan mendapat IPK (indeks prestasi kumulatif) 4. Mereka bisa berkompetisi dengan mahasiswa-mahasiswa luar negeri,” ucap Kepala Program IISMA Rachmat A Sriwijaya.
Hampir serupa dengan IISMA, ada pula program IISMA Edisi Vokasi atau IISMAVO. Program ini memberikan pembelajaran kolaborasi bersama industri di luar negeri dengan pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menurut Kepala Program IISMAVO Hilda Cahyani, perbedaan program IISMA dengan IISMAVO ada pada teknik. Di program IISMAVO, mahasiswa selain memiliki pengalaman belajar di luar negeri juga punya pengalaman semacam magang di perusahaan luar negeri. Mahasiswa selain kuliah juga bisa magang.
Mahasiswa juga bisa mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia lewat Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. ”Mereka tidak boleh memilih perguruan tinggi yang sama lokasinya dengan domisili tempat perguruan tinggi asalnya,” kata Kepala Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Rachmawan Budiarto.
Di dalam negeri, disediakan pula program Kampus Mengajar yang fokus pada peningkatan literasi dan numerasi siswa di SD dan SMP. Di sini, soft skills mahasiswa ditumbuhkan sehingga setelah lulus mereka mempunyai kapasitas. Mereka menjadi mitra guru di sekolah untuk mengembangkan pengajaran yang menyenangkan dan efektif bagi para siswa.
”Kampus non-pendidikan pun bisa terjun ikut program ini. Program ini melatih sisi kepemimpinan, manajemen tim, pemecahan masalah, dan sebagainya. Melalui program ini, mahasiswa bisa membaktikan ilmu, keterampilan, serta menginspirasi para murid sekolah untuk memperluas cita-cita dan wawasan mereka,” terang Kepala Program Kampus Mengajar Asri Aldila Putri.
Kampus Merdeka juga menyediakan ruang kolaborasi antara praktisi dan dosen melalui program unggulan Praktisi Mengajar. Ada sekitar 11 juta praktisi di Indonesia yang bisa berkolaborasi dengan dosen untuk membawa dunia kerja ke ruang kelas agar mahasiswa terekspose dengan pengalaman-pengalaman dan dunia kerja di luar kampus.
”Harapannya, ketika mahasiswa lulus siap untuk menghadapi tantangan di luar. Rata-rata 8 dari 10 perusahaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan lulusan yang siap kerja. Program ini menyediakan ruang-ruang itu,” papar Kepala Program Praktisi Mengajar Gamaliel Alexander Emil Waney.
Untuk menyosialisasikan program-program unggulan MBKM, Kemendikbudristek akan menggelar Kampus Merdeka Fair pada minggu kedua bulan Oktober, dimulai dari kota Padang, Yogyakarta, Pontianak, Jakarta, Malang, hingga Bali. KM Fair menjadi bagian dari rangkaian kegiatan menuju Festival Kampus Merdeka, ajang diseminasi hasil capaian program-program Kampus Merdeka selama satu tahun, yang menurut rencana akan digelar pada November mendatang.