Tahun Ini, 150.000 Mahasiswa Ikut Program Kampus Merdeka
Program Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus dalam berbagai program. Di tahun 2022, kuota Kampus Merdeka akan menyasar 150.000 mahasiswa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus ditingkatkan kuotanya pada 2022 ini. Pelaksanaan berbagai program Kampus Merdeka secara nasional akan menjangkau 150.000 mahasiswa atau meningkat sekitar tiga kali lipat dari sebelumnya. Di samping itu, setiap perguruan tinggi pun diminta tetap menyediakan pilihan program Kampus Merdeka bagi para mahasiswa.
Di awal tahun 2022, kolaborasi Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadirkan program penggerak muda pasar rakyat. Para mahasiswa diajak untuk memperbaiki pengelolaan dan kapasitas sumber daya manusia pelaku usaha di pasar rakyat dengan mengoptimalkan digitalisasi agar dapat mendukung peningkatan perekonomian nasional.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Penguatan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat Melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) disaksikan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi secara daring di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Acara penandatanganan kerja sama yang dilakukan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam dihadiri perwakilan 76 perguruan tinggi dan 11 lembaga layanan pendidikan tinggi.
Nadiem menyampaikan, pada 2021, sebanyak 50.000 mahasiswa mengikuti berbagai program Kampus Merdeka secara nasional, yakni Magang Bersertifikat dan Studi Independen (MBSI) di industri/kementerian/lembaga lainnya, Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa di dalam negeri, dan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Di antara beberapa program tersebut, 13.000 mahasiswa ikut program MBSI.
”Target tahun ini sebanyak 150.000 mahasiswa akan keluar dari kampus dan belajar di dunia nyata, di industri/kementerian dan masyarakat” kata Nadiem.
Nadiem meyakini, kolaborasi untuk menggelar program penggerak muda pasar rakyat sebagai bagian dari Kampus Merdeka dapat membantu pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Bandung, kemarin, yang meyakini ekonomi Indonesia bisa pulih dan bisa menghadapi tantangan dengan bergotong royong.
”Kami menyambut baik kesempatan kerja sama untuk program penggerak muda pasar rakyat sebagai salah satu program Kampus Merdeka. Kunci dari Kampus Merdeka ini kolaborasi dan gotong royong, baik antar-perguruan tinggi maupun perguruan tinggi-industri/lembaga lainnya. Lewat program ini, mahasiswa bergotong royong dengan masyarakat untuk menjawab tantangan bersama. Dalam masa pemulihan ini, kita butuh butuh ide-ide brilian dari para mahasiswa dan anak muda, salah satunya pasar rakyat sebagai tulang punggung ekonomi,” kata Nadiem.
Nizam menambahkan, program Kampus Merdeka tahun 2022 akan melibatkan lebih banyak kolaborasi dengan industri/kementerian/lembaga lain. Salah satu yang terbaru di MSIB ada tawaran magang sebagai penggerak muda pasar rakyat.
Mahasiswa akan mendapat kompetensi baru lewat proyek baru dengan lintas keilmuan/perguruan tinggi bersama industri dan lintas kementerian dalam upaya memberikan ruang seluasnya bagi mahasiswa mendapat pengalaman dan kompetensi yang tidak didapat di kampus.
”Mahasiswa akan mendapat kompetensi baru lewat proyek baru dengan lintas keilmuan/perguruan tinggi bersama industri dan lintas kementerian dalam upaya memberikan ruang seluasnya bagi mahasiswa mendapat pengalaman dan kompetensi yang tidak didapat di kampus. Selain program secara nasional, perguruan tinggi juga bermitra dengan industri di daerah atau nasional hingga multinasional untuk program Kampus Merdeka,” kata Nizam.
Tulang punggung ekonomi
Terkait kolaborasi program Kampus Merdeka untuk mendukung peningkatan pasar rakyat, Lutfi mengatakan, penting untuk mengajak generasi muda terlibat karena mereka calon pemimpin untuk menggerakkan ekonomi. Penyebaran Covid-19 memang menurunkan omzet pasar rakyat sekitar 30 persen. Namun, bagi yang bisa beradaptasi dengan teknologi digital justru naik 40 persen. Hal ini sejalan dengan analisis Asian Development Bank bahwa dengan digitalisasi ekonomi masyarakat, kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin menjadi kecil.
”Kami mendukung MBKM sebagai pikiran progresif Kemendikbudristek yang bisa diajak untuk membantu peningkatan pasar rakyat sebagai tulang punggung ekonomi jangka panjang. Penggerak muda pasar rakyat akan jadi tulang punggung ekonomi masa depan,” ujar Lutfi.
Oke memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, ada 16.235 pasar rakyat. Namun, yang memenuhi manajemen pengelolaan sesuai standar nasional Indonesia (SNI) baru 46 pasar rakyat.
”Hal ini menandakan pasar rakyat memerlukan sentuhan lebih lanjut. Agar pasar rakyat bisa beradaptasi dengan perkembangan terkini, penggerak muda pasar rakyat dapat membantu untuk meningkatkan manajemen secara modern dan menerapkan digitalisasi, baik untuk pengelola maupun pelaku usaha pasar rakyat,” ujar Oke.
Penanganan pasar rakyat sampai saat ini masih lebih pada revitalisasi fisik. Pasar tradisional ini kesannya kumuh, kotor, dan manajemennya tidak terstruktur. Kementerian Perdagangan sudah membantu perbaikan dari sisi fisik yang menyasar 5.000 pasar. Ternyata masih perlu sentuhan lain dikaitkan dengan pengelolaan pasar rakyat secara modern.
”Lewat Kampus Merdeka, bantuan dari sivitas akademika kami butuhkan untuk mendukung perbaikan fisik dan manajemen. Penguatan pasar tradisional ini juga harus didukung dengan digitalisasi, baik untuk pengelolaan pasar maupun pedagangnya agar dapat meningkatkan kapasitas pedagang menggerakkan roda perekonomian,” jelas Oke.
Program penggerak muda pasar rakyat diharapkan dapat mendukung peningkatan kapasitas SDM pelaku pasar rakyat yang berkelanjutan dan komprehensif. Program magang yang melibatkan mahasiswa diharapkan dapat menambah pasar rakyat yang memenuhi SNI, memperkuat pasar rakyat dengan menerapkan digitalisasi, dan meningkatkan kapasitas pedagang melalui Sekolah Pasar Rakyat. Target penguatan pasar rakyat dalam pemanfaatan teknologi digitalisasi pada 2022 akan menyasar 1.000 pasar rakyat serta 1 juta pedagang. Program magang dengan target 300 mahasiswa ini dilakukan di 60 pasar rakyat di 15 kabupaten/kota.