Perkembangan film pendek butuh sejumlah stimulasi, misalnya pendanaan dan pelatihan. Kompetisi film pendek dapat menjembatani kebutuhan tersebut.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kompetisi film pendek, yang umumnya disertai dengan bantuan dana dan lokakarya, mendorong terlaksananya produksi film karya sineas dalam negeri. Ini mendukung tumbuhnya talenta-talenta baru dan perkembangan ekosistem film pendek.
Salah satu kompetisi film pendek yang sedang berlangsung ialah Short Film Pitching Project (SFPP) 2022. Kompetisi ide cerita film pendek ini merupakan bagian dari festival film internasional di Indonesia, Europe on Screen (EoS) 2022. Tahun ini, penyelenggara menerima 191 ide cerita dari peserta. Sebanyak 10 ide cerita terpilih sebagai finalis.
Para finalis berasal dari sejumlah daerah, yakni Magelang, Sidoarjo, Yogyakarta, Jakarta, Kediri, dan Surakarta. Mereka akan mempresentasikan karya mereka di hadapan juri pada Senin (20/6/2022). Pemenang akan diberi dana parsial untuk memproduksi ide cerita mereka menjadi film. Film tersebut juga akan ditayangkan di EoS tahun depan.
”Dengan ini, sineas-sineas muda bisa menampilkan karya mereka. Wadah pitching ini juga membantu terlaksananya produksi film-film kreasi mereka,” kata produser dan juri SFPP, Ifa Isfansyah, secara tertulis.
Pada EoS 2022, ada tiga film pendek pemenang SFPP 2021. Ketiganya akan ditayangkan di Jakarta mulai 19 Juni 2022. Ketiga film ini juga akan ditayangkan secara daring pada 20-30 Juni 2022 di laman festivalscope.com.
Salah satu film berjudul Bibir Merah Siapa yang Punya (2022) berkisah tentang transpuan yang hendak mengurus KTP, tetapi malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari petugas.
Film lainnya, What Ceti Does (2022), bercerita tentang Ceti dan suaminya yang bekerja sebagai penagih utang. Pandemi membuat hidup mereka sulit. Keduanya mulai berpikir bahwa kematian pengutang bisa jadi jalan keluar kesulitan mereka. Adapun film Men and Their Birds (2022) menceritakan tokoh Attal, burung peliharaannya, dan kakak Attal yang kerap merampas tabungan miliknya.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyatakan mendukung dan menaruh perhatian terhadap film pendek di Indonesia. Upaya mengembangkan ekosistem film pendek dilakukan, antara lain, melalui Kompetisi Produksi Film (Kompro) 2022.
Kompetisi serupa diadakan pertama kali pada 2021. Saat itu, penyelenggara menerima 352 proposal film pendek yang kemudian dikerucutkan menjadi 10 finalis. Para finalis berhak mendapat pendampingan dan lokakarya dari para ahli perfilman. Film pendek yang diproduksi para finalis juga akan ditayangkan di Jogja Netpac Asian Film Festival (JAFF) dan kanal Indonesiana TV.
Para peserta terpilih tahun ini akan mendapat pelatihan dari New York Film Academy selama enam minggu. Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra sebelumnya mengatakan, pelatihan diharapkan menambah wawasan para peserta.
Adapun tema Kompro tahun ini kebudayaan dan kemanusiaan. Peserta dapat membuat ide cerita tentang intoleransi, anti-perundungan, anti-kekerasan seksual, kebudayaan, pandemi, dan dinamika kebudayaan dunia. Kompetisi ini dapat diikuti semua pegiat film di Indonesia.
”Kompetisi ini juga bagian dari pemetaan karena kami ingin mengembangkan komunitas (film),” ucap Ahmad (Kompas.id, 23/4/2022).