logo Kompas.id
EkonomiProduksi Minyak Indonesia...
Iklan

Produksi Minyak Indonesia Belum Sesuai Harapan

Banjir, kekurangan ”rig” pengeboran, hingga kurangnya tenaga manusia yang kompeten menjadi gangguan pelaksanaan proyek.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 3 menit baca
Susaan di <i>rig </i>Pertamina di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, yang merupakan bagian dari Wilayah Kerja Rokan (Blok Rokan), Senin (8/8/2022). Pengeboran itu menjadi salah satu <i>rig </i>Pertamina Hulu Rokan yang mengelola Blok Rokan sejak Agustus 2021 setelah dialih kelola dari Chevron.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Susaan di rig Pertamina di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, yang merupakan bagian dari Wilayah Kerja Rokan (Blok Rokan), Senin (8/8/2022). Pengeboran itu menjadi salah satu rig Pertamina Hulu Rokan yang mengelola Blok Rokan sejak Agustus 2021 setelah dialih kelola dari Chevron.

JAKARTA, KOMPAS — Produksi siap jual atau lifting minyak di Indonesia belum sesuai harapan. Di tengah tingginya konsumsi bahan bakar minyak dalam negeri, lifting minyak Indonesia pada 2023 sebanyak 605.000 barel per hari atau di bawah target APBN 2023 yang sebanyak 660.000 barel per hari. Namun, kinerja hulu migas nasional mendapat catatan positif seiring temuan dua lapangan gas ”raksasa”.

Dalam paparan kinerja hulu migas 2023, Jumat (12/1/2024), Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, sejumlah kendala pada operasional itu turut memengaruhi capaian lifting minyak tersebut. Namun, penurunan lifting minyak (year to year) pada 2023 lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya, yakni 4,9 persen pada 2020, 7 persen pada 2021, dan 6,9 persen pada 2022.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

”Sudah kami perbaiki dan target kami, (realisasi) sudah harus meningkat pada 2024,” ujarnya.

Baca juga: Peran Sektor Hulu Migas Masih Dibutuhkan

Adapun harapan datang dari salur gas bumi yang sepanjang 2023 realisainya mencapai 5.378 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau meningkat 1 persen dibandingkan realisasi 2022. Namun, realisasi 2023 tetapi masih di bawah target APBN 2023 yang 6.160 MMSCFD.

”Gas sudah bisa incline (meningkat) dan insya Allah incline lagi pada 2024 karena Train 3 (Tangguh) akan berjalan lebih baik. Pada 2023 (setelah mulai beroperasi), kan, baru jalan sebentar,” ucap Dwi.

https://cdn-assetd.kompas.id/yFKY74DHZqi4SWD4BEl7MLJHex8=/1024x1058/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2F111afc69-4e4e-493d-97fa-4656f2606edc_png.png

Selain itu, catatan positif hulu migas pada 2023 ialah temuan dua sumber gas jumbo (giant discovery). Pertama adalah di laut lepas Kalimantan Timur oleh perusahaan minyak dan gas bumi asal Italia, Eni, dengan potensi 5 triliun kaki kubik (TCF) gas. Kedua, di sumur eksplorasi Layaran-1, South Andaman, di lepas pantai Sumatera bagian utara, dengan potensi 6 TCF gas.

Catatan SKK Migas, dua temuan sumber gas jumbo itu menjadi yang terbesar di Indonesia sejak 2000 atau ketika ditemukannya sumber gas di lapangan Abadi, Blok Masela, Maluku. Keduanya juga masuk dalam lima temuan terbesar di dunia pada 2023, berdasarkan laporan Wood Mackenzie, Rystad Energy, dan S&P Global.

Sebelumnya, praktisi sekaligus pemerhati migas Hadi Ismoyo menuturkan bahwa dua temuan sumber gas jumbo itu menjadi hal positif bagi Indonesia. Namun, masih diperlukan waktu hingga dapat dikomersialisasi. Selain itu, juga perlu dipastikan market (pasar) gas tersebut karena cadangan gas bumi betul-betul dihitung secara komersial jika sudah ada pembelinya.

Iklan

Baca juga: Dampak Positif Industri Hulu Migas Terhadap Ketahanan dan Keberlangsungan Ekonomi Regional serta Nasional

Apabila sudah komersialisasi, menurut Hadi, sumber gas tersebut dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga. Misalnya, untuk warga Aceh terkait temuan gas bumi di South Andaman. ”Oleh karena itu, karena masih jauh, teman-teman di Aceh agar dipersiapkan untuk meningkatkan kompetensi agar mereka bisa terlibat dalam proyek, sesuai dengan kompetensi,” katanya.

Suasana pameran pada 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2023 yang diselenggarakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (20/9/2023). Selain pemerintah, acara itu juga dihadiri para pelaku usaha industri hulu migas Indonesia.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Suasana pameran pada 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2023 yang diselenggarakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (20/9/2023). Selain pemerintah, acara itu juga dihadiri para pelaku usaha industri hulu migas Indonesia.

Selain salur gas bumi yang sudah meningkat dari tahun 2022, realisasi investasi hulu migas juga meningkat dari 12,1 miliar dollar AS pada 2022 menjadi 13,7 miliar dollar AS pada 2023 atau naik 13 persen. Capaian itu juga melampaui pertumbuhan investasi hulu migas global yang diperkirakan berada di kisaran 6,5 persen.

Tak terpengaruh pemilu

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menambahkan, ada beberapa proyek hulu migas yang dikejar dan ditargetkan mulai operasi (on stream) setelah 2024. Oleh karena itu, pada 2024 pengerjaannya tetap dipacu tanpa perlu mempertimbangkan tahun politik ataupun bukan.

Misalnya, Lapangan Hidayah, di utara Madura, oleh Petronas Carigali Madura, yang ditargetkan on stream pada triwulan I-2027. Juga Lapangan Mako di Cekungan West Natuna oleh West Natuna Exploration Ltd yang ditargetkan on stream pada triwulan IV-2025.

”Dalam kalender saya tidak ada parameter pemilu. Mau pemilu atau tidak, ya jalan terus. Sampai dengan sekarang belum terjadi (pekerjaan hulu migas) terganggu akibat pemilu. Jadi, sejauh ini tidak perlu dipertimbangkan dalam rencana ekskusi proyek. Kalau memang nanti muncul, ya, nanti dipertimbangkan berikutnya,” ujar Wahju.

https://cdn-assetd.kompas.id/1EBs8vcghdnilw8ffQFod5bYSpY=/1024x843/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F29%2F20211129-H09-ADI-Offshore-mumed-01_1638196868_jpg.jpg

Wahju menambahkan, sejumlah kendala yang dihadapi dalam pekerjaan proyek justru diakibatkan beberapa hal teknis, seperti terjadinya banjir, kurangnya rig pengeboran, hingga kurangnya sumber daya manusia. Wahju menuturkan, saat ini Indonesia kehilangan produksi sekitar 7.000 barel minyak per hari karena banjir di beberapa wilayah kerja migas di Sumatera.

Ia mengatakan, sejumlah upaya terus dilakukan oleh SKK Migas bersama kontraktor kontrak kerja sama guna meningkatkan produksi minyak bumi termasuk recovery plan serta program filling the gap. Hal itu diharapkan bisa menambah 16.000-20.000 barel minyak per hari di atas capaian rencana kerja dan anggaran (WP&B), kendati pelaksanaannya menantang.

Baca juga:

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000