Diprediksi Ada Dua Puncak Arus Mudik dan Balik di Akhir Tahun
Puncak arus mudik pertama diprediksi akan terjadi pada 22-23 Desember 2023, sedangkan puncak arus mudik kedua pada 29-30 Desember 2023. Penumpukan orang di tempat wisata juga perlu diantisipasi.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan memprediksi arus mudik dan balik libur Natal dan Tahun Baru tahun ini terbagi atas dua gelombang. Masyarakat juga diminta mewaspadai risiko perjalanan karena puncak liburan terjadi saat musim hujan.
Data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan gelombang pertama arus balik-mudik terjadi sebelum Natal, disusul gelombang selanjutnya jelang akhir tahun. Puncak arus mudik pertama diprediksi akan terjadi pada 22-23 Desember 2023, dengan arus balik pertama pada 26-27 Desember 2023. Selanjutnya, prediksi puncak arus mudik kedua terjadi pada 29-30 Desember 2023, kemudian arus baliknya pada 1-2 Januari 2024.
Data angkutan Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 lalu menunjukkan, 44,17 juta orang melakukan perjalanan. Tahun ini, perjalanan pada saat Natal dan Tahun Baru diprediksi akan meningkat.
”Skenario pengaturan lalu lintas harus dipersiapkan lebih baik, agar masyarakat yang pulang kampung atau berwisata tetap aman dan mendapatkan pelayanan yang memadai,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Bidang Perhubungan Darat 2023 di Bandung, Jawa Barat, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (8/11/2023) malam.
Diprediksi setidaknya 904.496 orang akan menggunakan transportasi umum dalam libur Natal dan Tahun Baru. Angkutan roda dua sebanyak 52.755 unit, roda empat 98.267 unit, bus 12.157 unit, serta truk 55.569 unit.
Menurut Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Deddy Herlambang, musim libur dimulai pada 16 Desember 2023, bertepatan dengan dimulainya libur sekolah. Sementara para pekerja diperkirakan akan mulai mudik pada 22 Desember 2023.
”Puncak (arus balik) sepertinya Minggu, 31 Desember 2023, karena anak-anak sekolah dan orang bekerja tanggal 2 Januari 2024. Penuh di perjalanan pada hari Minggu,” ujar Deddy.
Gita Alethea (27), warga Jawa Barat, pada liburan akhir tahun ini berencana mudik dari Cikarang, Bekasi, ke Sleman, DI Yogyakarta, pada 23 Desember 2023. Ia akan menggunakan mobil pribadi guna memudahkan mobilitasnya. ”Karena bawa anak masih bayi, mobilitasnya lebih bebas kalau perlu berhenti di rest area, bawaannya cukup banyak,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Musim libur dimulai pada 16 Desember 2023, bertepatan dengan libur sekolah. Sementara para pekerja diperkirakan mulai mudik pada 22 Desember 2023.
Gita mengatakan, dari Cikarang biasanya ia mengalami kemacetan di Karawang di ruas Tol Jakarta-Cikampek. Untuk mengantisipasinya, ia akan berangkat pada saat subuh. Namun, ketika ada perbaikan jalan, risiko kendaraan tersendat akan besar.
”Semoga tidak sering-sering ada perbaikan jalan di tol karena mengganggu banget. Yang bikin macet selalu karena ada perbaikan jalan, kayaknya selalu ada perbaikan jalan di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek tiap hari,” katanya.
Sementara Dimas Gani (27) memilih mudik dari Tangerang, Banten, ke Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, dengan bus pada 23 Desember 2023. Tarifnya terjangkau, sekitar Rp 300.000 sekali jalan dilengkapi dengan beragam fasilitas, antara lain penyangga kaki, selimut, toilet, dan Wi-Fi.
Pilihan menggunakan bus diambil karena lebih mudah mencapai tujuan. ”Kalau dari tempat (tinggal) sekarang, mau ke stasiun atau bandara cukup jauh, makan waktu, makan biaya. Harus tambah effort lagi untuk sampai Muntilan,” kata Dimas.
Namun, menggunakan bus juga ada tantangannya. Sebelumnya, ia pernah mengalami, bus yang digunakan mogok di tengah jalan sehingga ia harus menunggu satu jam untuk mendapatkan bus pengganti. Ia berharap agar kejadian serupa tak terulang.
Destinasi wisata
Menurut investigator senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, angkutan Lebaran dan angkutan Natal-Tahun Baru memiliki pola pergerakan berbeda. Saat Lebaran, pergerakan cenderung dari Jakarta ke kota-kota lain untuk pulang kampung. Sebaliknya, pergerakan saat Natal dan Tahun Baru terbagi ke kota-kota lain serta destinasi wisata.
Selain itu, akhir tahun ini masuki musim hujan. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, mayoritas wilayah Indonesia diprakirakan mengalami awal musim hujan pada Oktober-Desember 2023. Puncak musim hujan sebagian besar akan terjadi pada Januari-Februari 2024. Oleh karena itu, tantangan dalam perjalanan juga bertambah.
Ia mengingatkan beberapa hal yang perlu diwaspadai saat menuju tempat wisata. Pertama adalah kondisi jalan yang ekstrem atau substandar menuju destinasi wisata tertentu. Di jalan tol, pada saat hujan ada kemungkinan jalan tergenang air atau ada risiko aquaplaning.
Aquaplaning merupakan situasi ketika lapisan air terbentuk antara ban dan permukaan jalan. Saat ban kehilangan kendali, kendaraan tak responsif untuk dikemudikan. Hal ini kerap terjadi pada musim hujan sehingga meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, pengguna jalan perlu diedukasi mengenai risiko saat hujan.
Ahmad menekankan, saat musim hujan, kecepatan kendaraan maksimum 70 kilometer per jam. Selain itu, tekanan angin ban perlu rutin diperiksa. Ketika aquaplaning terjadi, ia mengingatkan, jangan sekali-kali injak rem sebab hal itu meningkatkan kondisi bahaya sehingga kendaraan bisa tergelincir.
”Hal yang mempercepat atau meningkatkan risiko terpapar aquaplaning adalah kecepatan tinggi, tekanan angin kurang, tapak ban halus, jadi tidak ada kembang bannya. Ini yang kami khawatirkan pada angkutan Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Ahmad mengatakan, sebagian jalan menuju lokasi wisata kurang ramah bagi pengendara. Beberapa di antaranya jalur menuju pantai-pantai di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta, serta jalur Cangar-Mojokerto, Jawa Timur.
”Saat tak memungkinkan jalan ke destinasi wisata, jangan dipaksakan. Sebab, banyak destinasi wisata jalannya substandar, saat hujan berbahaya,” katanya.
KNKT bersama Kemenhub akan melakukan inspeksi langsung ke lapangan, termasuk destinasi wisata, mulai 20 November hingga awal Desember 2023. Identifikasi risiko juga akan dilakukan bersama Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia. Selain itu, pengelola jalan tol akan digandeng untuk memastikan tempat istirahat (rest area) memadai, jangan sampai melebihi kapasitas, sekaligus menjadi tempat pengukuran tekanan angin ban. Edukasi kepada masyarakat, petugas, serta dinas perhubungan daerah juga akan dilakukan.
Deddy yang juga Wakil Ketua Forum Angkutan Jalan dan Kereta Api Masyarakat Transportasi Indonesia menambahkan, kerentanan pada destinasi wisata biasanya terlihat pada lokasi parkir yang penuh pada musim libur. Ketika ruang parkir melebihi kapasitas, kendaraan akan diparkir di tempat yang tak layak.
Akibatnya, kecelakaan tunggal berisiko terjadi. Ia mengingatkan, musibah semacam ini pernah terjadi pada bus pariwisata yang tidak memenuhi prosedur standar operasional (SOP) parkir di kawasan wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah, pada Mei 2023. Kegagalan pengereman berdampak pada bus yang melaju tak terkendali sehingga jatuh korban jiwa.
Selain itu, jalur menuju destinasi wisata cenderung minim fasilitas keselamatan dan penerangan. Pemerintah daerah perlu mempersiapkan akses aman menuju tempat wisata. Rambu-rambu lalu lintas perlu ditambahkan pada jalan rawan, termasuk di tikungan.