Masyarakat akan kembali melewati libur Natal dan Tahun Baru untuk berlibur ataupun mudik. Peningkatan aktivitas perjalanan ini juga berpotensi meningkatkan kasus kecelakaan.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pergerakan masyarakat secara masif, termasuk di periode libur panjang akhir tahun, meningkatkan potensi kecelakaan. Terkait hal tersebut, masyarakat yang ingin berwisata atau mudik pada periode Natal dan Tahun Baru diimbau selalu waspada dan memahami risiko dalam berkendara.
Merujuk hasil penelitian Setiawan dan Sudecanto dalam Journal of Physics: Conference Series pada 2019, kecelakaan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada 2014-2017, khususnya bulan Desember, selalu lebih tinggi ketimbang November.
Musim hujan dan musim kemarau dinyatakan tidak terlalu berdampak pada tingkat kecelakaan. Mayoritas kecelakaan terjadi pada pukul 04.00-08.00. Adapun daerah yang tergolong rawan kecelakaan yakni Cikampek, Cikarang, dan Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara itu, Survei Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan menunjukkan, pergerakan mobilitas masyarakat pada Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sebanyak 22,4 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 60,6 juta orang. Sekitar 12,3 persen atau 7,5 juta dari jumlah itu berdomisili di Jabodetabek.
Peneliti Pusat Riset Teknologi Transportasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mutharuddin, saat ditemui di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Jumat (9/12/2022), mengatakan, pola pergerakan orang dalam hari-hari tertentu, seperti libur Natal dan Tahun Baru, akan lebih banyak ketimbang hari biasanya. Hal ini juga berbanding lurus dengan peningkatan potensi kecelakaan terjadi.
”Fenomena peningkatan kecelakaan ini tidak bisa dipahami hanya melalui satu sudut pandang saja. Dalam kecelakaan lalu lintas ada banyak faktor internal dan eksternal yang terlibat,” ujar Mutharuddin saat ditemui di Tangerang Selatan, Jumat (9/12/2022).
Fenomena peningkatan kecelakaan ini tidak bisa dipahami hanya melalui satu sudut pandang saja. Dalam kecelakaan lalu lintas ada banyak faktor internal dan eksternal yang terlibat.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Subkomite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan menyebutkan, ada dua faktor yang meningkatkan potensi kecelakaan saat libur Natal dan Tahun Baru. Dua faktor dimaksud yakni mobilitas tinggi kendaraan ke destinasi wisata dan intensitas hujan yang cukup tinggi pada Desember.
Ahmad menuturkan hampir seluruh akses menuju destinasi wisata juga merupakan jalan yang tergolong rentan terhadap kondisi air yang meluap ke jalan, longsor pada bagian tebing, licin, dan lain sebagainya. Antisipasi dini pun perlu dilakukan pemerintah, khususnya terkait kesiapan kendaraan ataupun awak pendukungnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno mengatakan, pemangku kepentingan bidang lalu lintas, yakni Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Korps Lalu Lintas Polri, dan pengelola jalan tol telah berkoordinasi terkait keamanan dan keselamatan berlalu lintas pada periode Natal dan Tahun Baru.
”Masyarakat juga diimbau (untuk) patuh pada aturan lalu lintas dan mengikuti petunjuk petugas di jalan. Persiapan kendaraan dan fisik pengendara juga perlu diperhatikan untuk mampu menguasai kendaraan serta situasi jalan yang akan dilewati,” ujar Hendro.
Masyarakat diimbau patuh pada aturan lalu lintas dan mengikuti petunjuk petugas di jalan. Persiapan kendaraan dan fisik pengendara juga perlu diperhatikan untuk mampu menguasai kendaraan serta situasi jalan yang akan dilewati.
Bus pariwisata dapat dicek kondisi teknis kendaraan dan kemampuan pengemudinya. Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan juga akan melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan pada bus pariwisata. Apabila salah satu dari seluruh elemen tidak dipenuhi, lebih baik bus pariwisata tersebut tidak dijalankan.
Menurut pakar ergonomi kognitif sekaligus Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Ari Widyanti, volume lalu lintas saat Natal dan Tahun Baru akan meningkat sehingga peluang terjadinya kecelakaan juga akan meningkat. Sebanyak 61 persen penyebab kecelakaan karena faktor manusia, 30 persen faktor sarana prasarana, dan 9 persen faktor kendaraan.
”Faktor manusia didominasi oleh perilaku tidak tertib, kemudian lengah, dan melewati batas kecepatan. Pada musim akhir tahun atau Lebaran, akan ada perubahan perilaku atau behavior di kalangan pengendara. Mereka menjadi buru-buru agar cepat sampai tujuan sehingga mengebut,” tuturnya.
Selain itu, Ari menambahkan, kondisi jalan yang padat dan cenderung macet juga akan melelahkan fisik serta mental pengendara. Kelelahan itu membuat proses pengambilan keputusan menjadi bias dan lebih berisiko. (Z11)