RCEP yang diinisiasi ASEAN mencakup sebanyak 30 persen perdagangan global serta 30 persen dari PDB dunia. Adapun koalisi BRICS setara dengan 23 persen PDB dunia dan 18 persen perdagangan internasional.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Satvinder Singh memaparkan hasil pertemuan menteri-menteri ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers’) atau AEM Meeting Ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/8/2023). Dia didampingi Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Adapun pertemuan AEM Ke-55 itu dihelat Kementerian Perdagangan sepanjang 17-22 Agustus 2023 dalam rangka keketuaan Indonesia di ASEAN.
SEMARANG, KOMPAS — Di antara perjanjian dagang bebas, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP memiliki pangsa pasar yang signifikan, bahkan lebih besar dibandingkan BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Indonesia pun mengoptimalkan pasar itu untuk menggenjot ekspornya.
Apabila melihat BRICS dalam konteks perdagangan dan ekonomi, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Satvinder Singh menilai, RCEP menjadi perjanjian dagang bebas atau FTA terbesar di kancah internasional. ”China yang merupakan anggota BRICS turut menjadi bagian dari RCEP. Formasi BRICS berbeda dari RCEP. Namun, saya menduga, tidak ada FTA yang lebih besar dibandingkan RCEP,” katanya saat ditemui setelah konferensi pers penutup pertemuan menteri-menteri ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers’) atau AEM Meeting ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/8/2023).
Pertemuan AEM Ke-55 itu dihelat Kementerian Perdagangan sepanjang 17-22 Agustus 2023 dalam rangka keketuaan Indonesia di ASEAN. Beririsan dengan penyelenggaraan pertemuan itu, terdapat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Ke-15 yang diadakan di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus 2023. Presiden RI Joko Widodo diagendakan hadir dalam KTT itu untuk memenuhi undangan.
Saat ini, Satvinder memperkirakan, RCEP yang diinisiasi ASEAN mencakup sebanyak 30 persen perdagangan global serta 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Selain ASEAN, negara anggota RCEP terdiri dari Australia, Selandia Baru, China, Jepang, dan Korea Selatan. Di sisi lain, laman resmi BRICS 2023 menunjukkan, koalisi BRICS setara dengan 23 persen PDB dunia dan 18 persen perdagangan internasional.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Truk membawa peti kemas di New Priok Container Terminal (NPCT) 1, Jakarta Utara, Minggu (20/8/2023). Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia Juli 2023 mencapai 20,88 miliar dollar AS atau naik 1,36 persen dibanding ekspor Juni 2023.
Dia menyebutkan, nilai arus perdagangan barang di antara negara-negara anggota RCEP meningkat dari 5,7 triliun dollar AS pada 2021 menjadi 6,2 triliun dollar AS. Dengan potensi dan kinerja tersebut, dia optimistis, sejumlah negara akan tertarik untuk bergabung dengan RCEP. Apalagi, RCEP memberikan fasilitas perdagangan yang komprehensif hingga meliputi paten, jasa, arus produk, investasi, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah. Dia menyatakan, RCEP terbuka bagi negara-negara lain yang ingin bergabung.
Salah satu negara yang menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dengan RCEP dalam forum konsultasi dengan AEM ialah Hong Kong. Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menilai, RCEP dapat bermanfaat bagi Hong Kong karena menempatkan negara tersebut dalam posisi yang strategis di kawasan ekonomi yang tercakup dalam perjanjian.
Meskipun demikian, Sekretaris Departemen Perdagangan Kementerian Perdagangan dan Industri India Rajesh Agrawal menyatakan, India belum mempertimbangkan untuk bergabung dengan RCEP. Padahal, sebelum RCEP disahkan, India terlibat dalam perundingannya.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Truk membawa peti kemas keluar dari New Priok Container Terminal (NPCT) 1, Jakarta Utara, Minggu (20/8/2023).
Genjot ekspor
Indonesia pun mengoptimalkan potensi pasar dan ekonomi RCEP untuk menggenjot ekspornya. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyebutkan, ekspor Indonesia ke negara anggota RCEP menunjukkan tren kinerja yang signifikan. Nilai total ekspor Indonesia ke RCEP sepanjang 2022 mencapai 154,61 miliar dollar AS.
Salah satu upaya menggenjot ekspor itu mengemuka lewat pertemuan bilateral Indonesia-Australia di sela AEM Meeting ke-55. Jerry menyebutkan, ekspor nonmigas Indonesia ke Australia sepanjang 2023 ditargetkan mencapai 3,37 miliar dollar AS. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, nilai ekspor nonmigas ke Australia pada 2022 sebesar 3,22 miliar dollar AS.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Pemimpin delegasi Selandia Baru memberikan paparan dalam salah satu forum konsultasi pada pertemuan menteri-menteri ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers’) atau AEM Meeting Ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/8/2023)
Di sela AEM Meeting Ke-55, Indonesia juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Selandia Baru. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, total nilai perdagangan dengan Selandia Baru ditargetkan sebesar 4 miliar dollar Selandia Baru. Pada 2022, nilainya 2,12 miliar dollar AS atau setara dengan 3,55 miliar dollar Selandia Baru.
Dari pertemuan bilateral dengan Korea Selatan, Zulkifli menggarisbawahi volume perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan masih 25 persen dari volume Vietnam ke Korea Selatan. Per 2022, pertumbuhan volume ekspor Indonesia ke Korea Selatan sekitar 10 persen.
Indonesia juga akan menjajaki kerja sama bisnis dengan Vietnam di bidang pertanian, perikanan, hingga industri kendaraan listrik. Melalui siaran pers, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Nguyen Hong Dien menyatakan ketertarikannya untuk menemui eksportir jagung dan minyak kelapa sawit Indonesia.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut menjajaki kerja sama ekonomi dengan Singapura. Berdasarkan siaran pers yang diterima, dia menemui Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong beserta delegasi di Semarang, Jumat (18/8/2023). Salah satu poin yang dibahas ialah perkembangan ekspor produk unggas beku dan ayam olahan dari Indonesia ke Singapura.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W Kamdani menilai, ASEAN menjadi kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil di dunia. ”Dampaknya, potensi ekspor Indonesia ke ASEAN dengan fasilitas RCEP tetap sangat menjanjikan,” ujarnya saat dihubungi pada Selasa (22/8/2023).