Pasar cenderung mencari apartemen dengan harga di kisaran Rp 400 juta-Rp 700 juta per unit. Namun, harga apartemen yang tersedia umumnya lebih dari Rp 600 juta per unit.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar apartemen atau hunian vertikal yang sempat lesu di masa pandemi Covid-19 mulai bergerak. Tren hunian vertikal mendapat momentum seiring keseimbangan baru di segmen pasar apartemen.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, di Jakarta, Rabu (17/5/2023), mengemukakan, pergerakan pasar apartemen mulai tumbuh meski belum diikuti pertumbuhan harga. Ia memprediksi pasar apartemen tengah memasuki keseimbangan baru.
Dari survei Indonesia Property Watch, selama triwulan I-2023, pasar apartemen di DKI Jakarta mengalami koreksi harga rata-rata 9,4 persen, sedangkan di Tangerang Selatan, Banten, mengalami penurunan harga rata-rata 8,3 persen. ”Koreksi harga mendorong pasar apartemen lebih sehat karena lebih terjangkau,” katanya.
Sementara itu, data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2-2023 menunjukkan momentum kenaikan minat terhadap apartemen di wilayah DKI Jakarta. Indeks permintaan apartemen pada triwulan I (Januari-Maret) 2023 naik sebesar 13,4 persen.
Menurut Country Manager Rumah.com Marine Novita, pasar apartemen mulai bergerak seiring kebangkitan sektor properti. Permintaan terhadap apartemen di DKI Jakarta pada triwulan I-2023 naik 15 persen dibandingkan dengan triwulan IV (Oktober-Desember) 2022 dan tumbuh 3 persen secara tahunan. Kenaikan permintaan apartemen itu lebih tinggi daripada rumah tapak, yaitu 13 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumya (triwulan IV-2022) dan -14 persen secara tahunan.
”Tren hunian vertikal mendapatkan momentum sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman,” ujar Marine.
Seiring menggeliatnya tren pertumbuhan di sektor properti sejak 2022, PT Synthesis Karya Pratama, anak perusahaan Synthesis Development, memulai pembangunan Apartemen The Belton Residence sebagai bagian dari kawasan hunian Synthesis Huis seluas 5,5 hektar di Cijantung, Jakarta Timur.
Managing Director Synthesis Huis, Aldo Daniel, mengatakan, Apartemen The Belton Residence mengusung konsep desain ventilasi natural, yakni mengoptimalkan sirkulasi udara alami guna mengedepankan hunian sehat. Sehat yang diwujudkan tidak hanya dari sisi pengolahan tata ruang saja, tapi juga dari sisi lingkungan sekitar.
Hunian vertikal itu ditunjang kemudahan aksesibilitas, yakni dekat dengan pintu tol Pasar Rebo, stasiun MRT, dan LRT Kampung Rambutan. Sebanyak 200 unit apartemen ditawarkan dengan harga jual mulai dari Rp 500 juta per unit hingga kisaran Rp 1 miliar per unit dengan ukuran luas mulai dari 22 meter persegi sampai 71 meter persegi.
”Hadirnya hunian vertikal ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pilihan investasi tepat sekaligus pelengkap hunian ideal bagi konsumen,” kata Aldo, dalam keterangan pers, Senin (15/5/2023).
Aldo menambahkan, Apartemen The Belton Residence setinggi 20 lantai ditargetkan serah terima dalam waktu 30 bulan. Guna mencapai target penjualan, strategi yang dilakukan antara lain membangun apartemen sesuai dengan harapan konsumen disertai dengan promosi daring dan luring.
Keseimbangan baru
Mengenai kondisi pasar apartemen, Ali mengemukakan, saat ini pasar sedang mengalami kelebihan suplai dan harga. Pasar cenderung mencari apartemen dengan harga di kisaran Rp 400 juta-Rp 700 juta per unit, tetapi harga apartemen yang tersedia umumnya lebih dari Rp 600 juta per unit. Meski demikian, kecenderungan koreksi harga pada sejumlah proyek apartemen mendorong pasar lebih sehat karena harga unit menjadi lebih terjangkau.
”Koreksi harga menjadi faktor penting karena pasar apartemen sedang memasuki seleksi alam. Hanya apartemen yang benar-benar berkualitas yang akan tetap terjaga di pasar. Keseimbangan pasar baru mulai terjadi dengan harga yang lebih wajar,” ujarnya.
Ali menambahkan, proyek apartemen terbagi atas segmen menengah atas dan menengah ke bawah. Proyek apartemen segmen menengah atas dinilai perlu mengedepankan nilai atau kualitas, sedangkan pasar menengah ke bawah harus didukung moda transportasi yang menunjang aksesibilitas penghuni. Investor diprediksi masih akan melihat kondisi pasar sewa dan apartemen berbasis kawasan berorientasi transit (TOD) dinilai akan lebih diminati karena mendorong potensi sewa.
Sebelumnya, Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengemukakan, perkembangan infrastruktur kereta api ringan (LRT) dan moda raya terpadu (MRT) diprediksi mendorong kenaikan harga rata-rata apartemen berkisar 2-3 persen per tahun. ”(Kenaikan harga) Ini belum ideal untuk pengembang dan investor, tetapi kenaikan ini lumayan di tengah situasi yang belum pasti,” katanya.
Hingga triwulan I-2023, terdapat enam proyek apartemen baru dengan total 3.374 unit telah selesai dibangun atau 54,66 persen dari total 6.172 unit apartemen yang diproyeksikan bakal diserahterimakan tahun ini. Enam proyek apartemen yang sudah rampung itu adalah Menara Jakarta, The Residences at The St Regis Jakarta, Sakura Garden City, Arumaya Residence, Southgate Residence, dan JKT Living Star.
Sementara itu, terdapat dua proyek baru di Jakarta, yaitu Adriya yang dalam tahap konstruksi dan Apple 7 Condovilla. Mulai triwulan II-2023 hingga 2025, total unit apartemen yang selesai dibangun diperkirakan mencapai 11.635 unit.
”Sudah ada keyakinan dari developer untuk melanjutkan proyek-proyeknya karena pasar lebih baik. Mereka sudah siap melakukan serah terima unit-unit yang dibangun,” katanya beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, konsumen semakin berhati-hati dan cenderung memilih produk apartemen yang sudah jadi. Dari total penjualan apartemen tahun 2023, sebanyak 55 persen merupakan penjualan dari proyek yang sudah berjalan atau sedang dibangun. Hal itu memberikan kepastian bagi konsumen untuk membeli proyek yang sudah ketahuan atau bakal jadi.