Mengejar Pertumbuhan Berkelanjutan, Lokapasar Tekan Aksi Bakar Uang
Penyedia platform perdagangan secara elektronik atau e-dagang berupaya mengejar pertumbuhan berkelanjutan. Salah satu aksi yang dilakukan adalah tidak terus-menerus bakar uang.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sektor perdagangan secara elektronik atau e-dagang diperkirakan masih tumbuh meskipun tidak akan setinggi pada saat pembatasan sosial karena pandemi Covid-19. Penyedia lokapasar pun berupaya menekan aksi ”bakar uang” dan memilih meningkatkan kualitas layanan untuk menjaga loyalitas pelanggan.
”Pada saat pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia dan global bergerak aktif membeli barang melalui platform digital sehingga pertumbuhan industri benar-benar terakselerasi. Kami mengibaratkan kenaikannya seperti gigi satu ke enam dalam sistem mobil. Pascapandemi, e-dagang masih tumbuh, tetapi kenaikannya tidak seperti saat pandemi,” ujar Direktur Eksekutif Lazada Indonesia Ferry Kusnowo dalam halalbihalal Lazada Indonesia di Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Dia mengatakan, Lazada Indonesia masih dipercaya oleh perusahaan induk, yaitu Alibaba, sehingga tetap terjadi penambahan modal. Kepercayaan ini dijaga dengan cara disiplin mengelola keuangan dan program kerja. Hingga sekarang, Lazada Indonesia tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) seperti dialami oleh sejumlah perusahaan e-dagang serupa yang beroperasi di Indonesia.
Dia mengklaim perusahaan malahan merekrut karyawan baru. Kantor pusat Lazada Indonesia yang berada di Jakarta menambah satu lantai kerja. Jumlah mitra penjual juga masih naik 3–4 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
”Kendati total transaksi tidak melonjak besar, kami bisa katakan performa Lazada Indonesia masih bagus. Kami percaya, warga tetap akan berbelanja daring meskipun pandemi Covid-19 telah usai,” kata Ferry. Dia enggan menyebut detail transaksi atau pendapatan dengan alasan Lazada Indonesia bukan perusahaan terbuka.
Berdasarkan laporan riset We Are Social 2023, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212,9 juta orang pada awal 2023 dengan penetrasi 77 persen dari total populasi penduduk. Dalam laporan yang sama, 62,6 persen pengguna internet Indonesia telah membeli jasa atau produk secara daring setiap pekan.
Menurut penelitian e-Economy SEA 2022 dari Google, Temasek Holdings Pte, dan Bain & Co, belanja daring di wilayah ini akan meningkat sekitar 20 persen tahun ini menjadi 200 miliar dollar AS atau melambat 38 persen dari tahun sebelumnya.
Laporan yang sama memperkirakan, ekonomi internet di Asia Tenggara akan mencapai 330 miliar dollar AS pada tahun 2025, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 363 miliar dollar AS. Ekonomi internet dilihat dalam ukuran nilai pembelian barang dagangan (GMV). Laporan e-Economy SEA 2022 dirilis pada Kamis (27/10/2022).
Ferry mengakui, kebanyakan pengguna platform belanja daring di Indonesia menyukai promo. Namun, perusahaan e-dagang, seperti Lazada Indonesia, tidak bisa terus-menerus melakukan aksi bakar uang. Perusahaan harus bisa tumbuh berkelanjutan.
Aksi bakar uang merupakan aktivitas yang umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan bidang teknologi atau start up untuk menghabiskan modalnya. Dana modal itu dipakai untuk membiayai segala macam hal dalam pemasaran, seperti memberikan potongan harga dan kupon.
Semua penyedia platform e-dagang yang beroperasi di Indonesia, menurut dia, telah memberlakukan pungutan biaya transaksi baik kepada mitra penjual maupun pembeli. Akan tetapi, besaran biaya transaksi berbeda antarpenyedia platform.
Lazada Indonesia belum menerapkan biaya transaksi kepada pembeli meskipun penyedia platform e-dagang lain telah melakukannya. Lazada Indonesia masih akan melihat situasi.
”Kami telah menerapkan fee kepada mitra penjual. Kami mempunyai program gratis ongkos kirim sehingga kami rasa mitra penjual perlu turut menanggung. Hanya saja, kami pastikan, nilai fee yang kami terapkan lebih rendah dibanding platform lainnya,” kata dia.
Di sisi lain, Lazada Indonesia terus memperkuat peninjauan dan pengawasan platform untuk memastikan ekosistem e-dagang Lazada aman dan tepercaya. Sebagai contoh, teknologi kecerdasan buatan (AI) Lazada terus melakukan pembelajaran untuk mendeteksi produk ilegal setiap hari.
”Kami memiliki unit bisnis Lazada Logistics sebagai bagian layanan yang integratif dengan layanan e-dagang. Kami juga telah memfasilitasi 400-an mitra penjual asal Indonesia melayani permintaan ekspor. Mereka umumnya adalah UMKM produsen yang secara konsisten memperlihatkan mutu produk,” imbuh Ferry.
Kota kecil
Sementara itu, Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, terlepas dari tantangan sosial dan ekonomi, pembeli dan pelaku bisnis berhasil mendapatkan lebih banyak nilai dan peluang baru secara daring yang di antaranya didukung dengan upaya yang telah dilakukan Shopee selama setahun terakhir. Misalnya, Shopee Indonesia juga membuka kesempatan bagi penjual untuk mengekspor produk mereka dan menjangkau pasar dunia di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.
”Puluhan juta pengguna berbelanja di Shopee untuk pertama kalinya pada 2022, dengan lebih dari 85 persen di antaranya berasal dari daerah 3T (terdepan, terpencil, terluar) di luar ibu kota dan kota-kota besar,” ujarnya dalam siaran pers.
Sektor e-dagang masih mempunyai peluang tumbuh dengan cara memperluas pangsa pasar di luar kota besar.
Saat dihubungi terpisah, peneliti Pusat Ekonomi Digital dan Usaha Kecil Menengah di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Izzudin Al Farras Adha, berpendapat, sektor e-dagang masih mempunyai peluang tumbuh dengan cara memperluas pangsa pasar di luar kota besar. Mengutip laporan Alpha JWC Ventures dan Kearney (2021), perekonomian kota tier dua dan tiga akan meningkat 3–5 persen terhadap produk domestik bruto nasional pada tahun 2030. Kemudian, ekonomi digital di kota-kota seperti itu diperkirakan meningkat lima kali lipat pada tahun 2025. Kedua hal tersebut didukung oleh semakin meningkatnya masyarakat kelas menengah yang disertai peningkatan pembangunan infrastruktur, khususnya terkait logistik, beberapa tahun terakhir.
”Tantangannya adalah adopsi dan tingkat literasi digital masyarakat di sana. Pemerintah bisa ambil bagian sehingga transaksi e-dagang semakin naik. Dampaknya adalah keberlanjutan UMKM yang telah terjun berjualan di platform digital,” ujar Izzudin.