Sektor perdagangan secara elektronik atau e-dagang yang sempat dielu-elukan akan punya prospek cerah kini sedang terpuruk. Perusahaan teknologi ini harus memikirkan cara agar bisa bertahan diri.
Oleh
MEDIANA
·6 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Salah satu stan peserta Pameran Perdagangan Internasional Produk Kerajinan Indonesia (Inacraft) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Setelah vakum selama dua tahun karena pandemi Covid-19, salah satu pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara itu kembali digelar pada 23-27 Maret.
Shopee telah mengumumkan ada pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawannya di Indonesia, China, dan Amerika Latin baru-baru ini. Sebelumnya, masih pada tahun 2022, Shopee sudah menutup kegiatan operasionalnya di beberapa negara, seperti India, Argentina, Chile, Meksiko, Kolombia, dan Perancis. Fenomena yang dialami Shopee menambah deretan perusahaan teknologi e-dagang yang harus mengalami tekanan ketidakpastian makro-ekonomi global ataupun kompetisi tidak sehat di industri tersebut.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira dalam pernyataan pers, Senin (19/9/2022), di Jakarta, menjelaskan, keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) itu merupakan langkah terakhir yang ditempuh perusahaan setelah ada penyesuaian kebijakan bisnis. Proses itu dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan dengan tambahan satu bulan gaji. Karyawan yang terdampak juga masih dapat memakai fasilitas asuransi kesehatan perusahaan hingga akhir tahun dengan seluruh manfaatnya.
”Kondisi ekonomi global kini menuntut kami agar lebih cepat beradaptasi dan mengevaluasi prioritas bisnis sehingga lebih efisien. Kami ingin memperkuat dan memastikan kegiatan operasional perusahaan kami stabil di situasi ekonomi sekarang,” ujar Radynal.
Mengutip Business Insider, salah satu pendiri Sea Limited (induk Shopee), Forrest Li, pekan lalu, mengatakan, manajemen akan memperketat pengeluaran selain mengurangi operasi dan melakukan PHK. Menurut laporan keuangan Sea Limited, Shopee melaporkan kerugian 931,2 juta dollar AS pada triwulan II-2022, meningkat signifikan dari kerugian bersih 433,7 juta dollar AS pada triwulan II-2021.
Shopee diluncurkan di tujuh pasar Asia Tenggara pada tahun 2015 dan beroperasi di beberapa negara, seperti di kawasan Eropa, Amerika Latin, dan China. Beberapa pesaing utamanya, yaitu Alibaba, Lazada, JD (di Indonesia JD.ID), dan Tokopedia, telah melakukan restrukturisasi bisnis yang di dalamnya menyangkut pengurangan karyawan pada Juni 2022.
Pada awal September 2022, mengutip Bloomberg, HappyFresh, perusahaan e-dagang khusus grosir daring yang berbasis di Indonesia, dikabarkan telah menyewa perusahaan restrukturisasi Alvarez & Marsal Holdings, untuk meninjau keuangannya yang bermasalah. Perusahaan dikabarkan telah berusaha untuk menambah modal. Sumber tersebut juga mengatakan kepada Bloomberg bahwa beberapa eksekutif senior tidak lagi melakukan fungsi sehari-hari mereka.
HappyFresh juga dikabarkan telah menangguhkan pengiriman bahan makanan di beberapa wilayah di Indonesia pekan ini. Namun, layanannya masih tersedia untuk pelanggan di Malaysia dan Thailand.
Menjelang pengujung Agustus 2022, Traveloka mengumumkan menutup kegiatan operasional Traveloka Mart, layanan grosir daring yang baru diluncurkan Maret 2022. Dalam pernyataan resmi yang diterima Kompas, 23 Agustus, Traveloka menyebut hal itu sebagai bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan.
Di ranah bisnis e-dagang khusus grosir daring, HappyFresh dan Traveloka Mart tidak sendiri. Masih ada sejumlah pemain lama, seperti SayurBox (yang juga melakukan efisiensi pada Juli 2022), TaniHub (menghentikan kegiatan operasional dua gudang dan melakukan PHK pada Mei 2022), dan Brambang (pivot jadi lokapasar gawai dan produk elektronik pada Mei 2022). Kemudian, ranah bisnis e-dagang khusus quick commerce (e-dagang yang mengirim barang supercepat) ikut terjadi pemangkasan karyawan. Ini terjadi di Getir, Gorillas, dan Zapp.
Masih di sektor e-dagang, akhir Juli 2022, Shopify yang berbasis di Ottawa mengumumkan akan memberhentikan 1.000 karyawan atau 10 persen dari staf globalnya. Pada Agustus 2022, ShipBob memberhentikan 7 persen stafnya sebagai bagian dari perampingan karena gangguan rantai pasokan berulang dan inflasi.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Petugas melayani pembayaran belanja pengunjung di pusat perbelanjaan ritel di kawasan Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Selasa (30/7/2019). Potongan harga masih menjadi senjata utama pelaku usaha ritel di tengah ketatnya persaingan. Pola belanja sebagian masyarakat yang berubah antara lain dengan menggunakan aplikasi digital di gawai atau mengakses laman perdagangan elektronik juga menjadi tantangan para pelaku usaha.
John Octavianus, principal advisor Nilzon Capital, saat dihubungi, Selasa (20/9/2022), di Jakarta, menyebutkan beberapa penyebab fenomena itu. Pertama, kenaikan suku bunga dan treasury yield membuat ongkos pembiayaan meningkat sehingga akses pendanaan menjadi tidak semudah dahulu dan semakin sedikit investor yang terbuka dengan ide ”bakar uang”. Dampaknya, banyak perusahaan dengan model bisnis yang tidak terlalu menarik dan belum menghasilkan arus kas yang positif harus melakukan efisiensi, pivot, hingga menutup usahanya.
Dalam kasus Shopee, dia menjelaskan, walaupun skala kegiatan operasionalnya sudah relatif besar, akses ke pendanaan segar di pasar modal menjadi tak menarik karena induk usaha mereka, Sea Limited, harga sahamnya turun sebesar 83 persen dalam setahun terakhir.
”Jadi sangat wajar jika Sea Limited lebih memilih efisiensi ketimbang mengumpulkan pendanaan di tengah harga saham yang sangat tidak menarik. Di sisi investor, kenaikan treasury yield memengaruhi discount rate atas free cash flow sehingga pada akhirnya memengaruhi nilai wajar suatu perusahaan,” tutur John.
Resesi akan mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan produk/jasa oleh masyarakat. Dengan demikian, wajar jika perusahaan teknologi melakukan efisiensi khususnya pada departemen yang menjadi cost-center dan bersifat variabel terhadap jumlah transaksi perusahaan.
Diragukan
Faktor penyebab ketiga, kata John, sejumlah investor mulai meragukan profitabilitas dan model bisnis e-dagang di negara-negara berkembang. Apalagi, setelah Amazon secara mengejutkan mencatatkan kerugian operasional yang semakin parah di luar Amerika Utara. Ditambah lagi, nilai tukar mata uang di negara berkembang terhadap dollar AS melemah. Ini memperkeruh situasi ekonomi berupa inflasi impor dari Amerika Serikat dan Eropa yang pada akhirnya menurunkan daya beli masyarakat.
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira, saat dihubungi terpisah, berpendapat, daya beli masyarakat setelah pandemi Covid-19 berubah karena inflasi naik. Baik belanja luring maupun daring sama-sama terdampak. Warga cenderung memilih untuk berhemat.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Calon pembeli membandingkan produk mode terbaru yang dijual melalui perdagangan elektronik (e-dagang) pada instagram dan situs internet di Jakarta Selatan, Sabtu (7/3). Pemerintah tengah menyiapkan peta jalan e-dagang. Peta jalan itu penting untuk mengatur arah dan menata perdagangan elektronik agar memberikan kontribusi bagi negara dan tidak didominasi para pelaku usaha dari luar negeri.
Kondisi persaingan di sektor e-dagang Indonesia sudah lama tidak sehat. Bhima mengamati, ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan teknologi e-dagang cenderung diikuti dengan promo dan diskon besar-besaran. Ini menyebabkan perusahaan harus ”membakar uang” dan hal itu belum tentu berdampak konsumen tetap loyal.
Sementara itu, Chief Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede berpendapat, tightening cycle dari The Fed, bank sentral AS, mengubah perspektif para investor global terkait dengan prospek perusahaan teknologi. Kenaikan suku bunga The Fed yang agresif mendorong para investor, termasuk investor perusahaan teknologi domestik, memindahkan asetnya ke aset-aset berbentuk dollar AS. Diperparah lagi, aktivitas luring sudah kembali pulih dan diperkirakan sedikit menggerus permintaan kepada perusahaan teknologi e-dagang.
”Kedua kondisi itu memaksa para perusahaan teknologi untuk melakukan efisiensi dan beralih ke fase cari profit. Fase ini memang menyebabkan perampingan. Namun, pada saat bersamaan, mereka bisa ambil opsi menaikkan biaya layanan yang dibebankan kepada konsumen,” ujar Josua.
Lantas, apa lagi yang bisa dilakukan oleh perusahaan teknologi di bidang e-dagang? Bhima berpendapat, mereka bisa melakukan pivot dan masuk ke bisnis lain di luar e-dagang, misalnya pinjaman daring (peer to peer landing) dan aset kripto.
Pelaku e-dagang lain, seperti Blibli.com, memilih membuka gerai luring secara ekspansif. Salah satu gerai luringnya bergerak di jual-beli gawai. Pada saat perayaan ulang tahunnya ke-11, Selasa (26/7/2022), di Jakarta, Executive Vice President of Consumer Electronics Blibli.com Wisnu Iskandar menyebut akan membuka 300 toko luring sampai 2024. Menurut dia, layanan perdagangan luring dan daring bersamaan atau O2O akan banyak diminati jangka panjang.
John menambahkan, tidak semua upaya efisiensi yang kini dilakukan oleh perusahaan teknologi harus dilihat dari sisi buruknya. Manajemen Coupang Inc, perusahaan teknologi e-dagang populer di Korea Selatan, pernah melakukan efisiensi dan sukses.
Pada triwulan II-2022, Coupang Inc mampu mengurangi derita kerugian operasionalnya sampai 87 persen, bahkan nyaris mencatatkan keuntungan operasional karena efisiensi biaya operasional tanpa meninggalkan kedekatan dengan pengguna. Perusahaan ini memperkenalkan fitur berbasis langganan dan meningkatkan sumber pendapatan lain sebagai pelengkap layanan utama e-dagang. Hal tersebut memberikan angin segar bagi investor dan pekerja yang memiliki kepentingan di bisnis e-dagang.