Tahun 2023 Diharapkan Jadi Momentum Kebangkitan Industri Furnitur
Tahun 2023 diharapkan jadi tahun kebangkitan industri furnitur nasional. Dukungan pemerintah serta pelaksanaan pameran skala internasional diyakini mampu mendongkrak pertumbuhan industri furnitur hingga 15-20 persen.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Suasana pameran furnitur di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Tahun 2023 ditargetkan menjadi momentum kebangkitan industri furnitur. Sejumlah kendala yang kerap membayangi pertumbuhan industri furnitur secara perlahan diatasi. Dengan demikian, dominasi Indonesia dalam pasar global dapat meningkat.
Tahun 2022, pasar furnitur dunia mencatat pendapatan sebesar 695 miliar dollar AS secara global dan diprediksi dapat meningkat hingga 766 miliar dollar AS pada akhir 2023. Dalam hal itu, Indonesia baru mencatatkan pendapatan sebesar 2,8 miliar dollar AS yang menempatkannya pada peringkat 17 secara global dan peringkat empat regional Asia–di bawah China, Vietnam, dan Malaysia.
Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Dedy Rochimat mengatakan, dukungan dari pemerintah di antaranya Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) berhasil membangun kepercayaan diri industri furnitur. Karena itu, pihaknya yakin Indonesia dapat menduduki peringkat tiga atau dua dalam perdagangan furnitur Asia.
”Momentum ini harus mampu ditangkap oleh pelaku industri furnitur. Sebab, Indonesia memiliki sumber daya yang sangat mumpuni untuk bersaing, mulai dari kayu, rotan, hingga bambu,” ujar Dedy pada peluncuran Indonesia Meubel and Design Expo 2023 di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Dalam kegiatan itu turut hadir Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Juan Permata Adoe, dan Ketua Panitia Pelaksana International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 Anne Patricia Sutanto.
Dedy melanjutkan, Indonesia memiliki hutan produksi seluas 68 juta hektar, pemasok 85 persen rotan dunia, dan produsen bambu terbesar ketiga di dunia. Hal ini membuat industri furnitur berperan strategis sebagai penghasil devisa negara dan memiliki rantai produksi yang panjang.
Seperti kata Pak Presiden Joko Widodo, Indonesia tidak mungkin menguasai seluruh pangsa pasar. Namun, Indonesia dapat fokus pada produk yang memiliki keunggulan domestik.
Industri furnitur juga menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang luas bagi industri lainnya. Efek itu, antara lain, menggerakkan sektor industri lain yang memproduksi bahan baku dan bahan pendukung yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk furnitur. Merujuk catatan Asmindo, industri furnitur mampu menyerap 500.000 tenaga kerja langsung pada tahun 2021.
Menurut Teten Masduki, industri furnitur di Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan negara lain. Keunggulan itu, antara lain, sumber daya alam yang kuat untuk menyokong industri furnitur.
”Seperti kata Pak Presiden Joko Widodo, Indonesia tidak mungkin menguasai seluruh pangsa pasar. Namun, Indonesia dapat fokus pada produk yang memiliki keunggulan domestik,” kata Teten.
Dia berharap, pameran skala internasional IFFINA 2023 dapat memperkuat pasar industri furnitur dan memperkenalkan produk Indonesia ke dunia.
(Dari kiri ke kanan) Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Dedy Rochimat, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, dan Ketua Panitia Pelaksana Indonesia International Furniture and Craft Fair 2023 Anne Patricia Sutanto pada peluncuran Indonesia Meubel and Design Expo 2023 di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Diketahui, pada 14-17 September 2023, Asmindo akan menyelenggarakan pameran skala internasional, yaitu IFFINA 2023, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten. Sebanyak 10.000 pengunjung dan 400 perusahaan peserta pameran terlibat dalam acara itu.
Acara itu sempat tertunda selama lima tahun karena sejumlah alasan, termasuk situasi global yang tidak stabil dan pandemi Covid-19. Asmindo menargetkan pameran itu mampu menumbuhkan ekonomi industri furnitur sebesar 15-20 persen.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menuturkan, tantangan dan kendala pengembangan industri furnitur secara perlahan diselesaikan. Tantangan itu, antara lain, bahan baku, sumber daya manusia (SDM), dan injeksi teknologi.
Terkait bahan baku, pihaknya telah berkoordinasi dengan Perum Perhutani untuk menjamin kebutuhan pokok industri furnitur. Menjawab tantangan SDM, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah, telah dibangun. ”Kurikulumnya lebih banyak praktik ketimbang teori. Sekitar 30 persen teori dan 70 persen praktik,” kata Putu.
Sementara itu, Kemenperin melakukan restrukturisasi (pembenahan) permesinan untuk mengatasi tantangan kebutuhan teknologi industri furnitur. Dalam hal ini, sejumlah insentif diberikan bagi industri furnitur yang ingin meremajakan atau memperbarui mesin produksi.