Indonesia Kejar Target Ekspor Furnitur 5 Miliar Dollar AS
Indonesia menargetkan bisa mengekspor produk furnitur mencapai 5 miliar dollar AS pada tahun 2024. Ekspor produk ini diandalkan karena sebagian besar bahan bakunya berasal dari dalam negeri.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku industri furnitur berupaya mendongkrak ekspor mebel hingga 5 miliar dollar Amerika Serikat pada tahun 2024. Upaya tersebut disokong dengan skema pembiayaan dan perluasan pasar ekspor serta pameran yang dapat mendatangkan 12.000 pembeli dari 112 negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, nilai ekspor mebel termasuk kerajinan sepanjang tahun 2022 mencapai 3,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS). ”Artinya, nilai ekspor (mebel) sebesar 5 miliar dollar AS belum tercapai,” ujarnya saat membuka International Furniture Expo (Ifex) 2023 yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Menurut Airlangga, industri furnitur menjadi salah satu sektor yang memanfaatkan bahan baku lokal yang menghasilkan devisa bagi Indonesia. Penyerapan bahan baku itu menggunakan mata uang rupiah, sedangkan hasil ekspornya dalam mata uang dollar AS.
Secara teknis, Airlangga meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut hadir dalam pembukaan itu untuk memfasilitasi studi terkait peta jalan dalam mendongkrak ekspor mebel hingga 5 miliar dollar AS beserta potensi perluasan pasarnya. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) juga perlu dilibatkan dalam penyusunan peta jalan tersebut.
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menargetkan nilai ekspor mebel sebesar 5 miliar dollar AS dapat tercapai pada akhir 2024. Di tengah situasi geopolitik yang menekan Eropa, katanya, pelaku industri telah menyasar pasar ekspor baru, yakni negara berkembang, seperti India, dan negara-negara di wilayah Timur Tengah.
Berdasarkan data HIMKI yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor mebel sepanjang 2022 mencapai 2,49 miliar dollar AS. Capaian ini 1,2 persen lebih rendah dibandingkan nilai ekspor mebel tahun sebelumnya.
Dari segi pembiayaan ekspor, Abdul menyebutkan, 54 anggota HIMKI telah didukung LPEI dengan bunga 6 persen. ”Harapannya, sebanyak 2.500 anggota HIMKI ikut merasakan fasilitas (pembiayaan) ini,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, pameran juga menjadi strategi pelaku industri untuk mendongkrak ekspor furnitur. Dia mengatakan, Ifex pada Agustus tahun lalu dapat terselenggara di tengah pandemi dengan capaian 8.000 pembeli dari 80 negara.
Pada tahun ini, International Furniture Expo diadakan pada 9-12 Maret 2023. Dia mengatakan, target transaksi langsung di tempat mencapai 250 juta dollar AS, sedangkan transaksi tindak lanjut pameran sebesar 750 juta dollar AS. Pada tahun lalu, transaksi langsung di tempat mencapai 120 juta dollar AS.
Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung merinci, pameran Ifex 2023 diikuti lebih dari 500 peserta. Luas area pameran mencapai 60.000 meter persegi. Pameran ini ditargetkan dapat menggaet 12.000 pembeli dari 112 negara, seperti India, AS, Australia, dan Jepang.
Hingga akhir 2022, kinerja industri furnitur belum pulih ke posisi sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika optimistis pameran ini dapat mendongkrak kinerja industri mebel.