Jerman Tertarik Berkolaborasi dalam Pembangunan Hijau IKN
Sejumlah perusahaan yang berbasis di Jerman menyatakan tertarik untuk berkolaborasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Otoritas IKN mencatat ada 182 surat ketertarikan dari perusahaan-perusahaan dari 16 negara.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
HANNOVER, KOMPAS — Indonesia mengambil peluang dari kemitraan resmi penyelenggaraan Hannover Messe 2023 untuk menarik investasi dalam membangun Ibu Kota Nusantara. Otorita IKN memperoleh antusiasme dari pengusaha berbasis Jerman, utamanya dalam penerapan prinsip-prinsip pembangunan hijau.
Antusiasme itu mengemuka dalam konferensi mengenai IKN yang dihelat di Paviliun Indonesia di pameran industri Hannover Messe 2023, Hannover, Jerman, Selasa (18/4/2023). Dalam forum itu muncul pertanyaan mengenai sistem transportasi, energi terbarukan, dan pendidikan. Pertanyaan diajukan oleh wakil dari perusahaan bidang energi, penerbangan, konsultan investasi, dan diaspora di Jerman.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono menyebutkan, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Siemens Indonesia untuk pembangunan IKN dalam pameran Hannover Messe 2023. ”Kerja sama ini memfasilitasi pengembangan smart city, smart energy, dan smart mobility. Hari ini dan besok, tim kami meninjau teknologi yang diterapkan Siemens tersebut di Berlin, Jerman,” ujarnya.
Kerja sama itu akan menghasilkan rencana induk yang ditargetkan selesai pada akhir 2023. Nantinya rencana itu akan ditindaklanjuti dengan studi kelayakan dan kajian mengenai teknologi yang berpotensi diterapkan, termasuk dalam pemanfaatan energi baru terbarukan. Nilai investasinya akan muncul dari kajian tersebut.
Selain Siemens, kata Agung, ada tiga perusahaan berbasis di Jerman yang tertarik berkolaborasi dalam pembangunan IKN. Salah satu perusahaan berasal dari sektor pengelolaan sumber daya air dan berencana menandatangani nota kesepahaman pada September mendatang.
Data yang dihimpun Otorita IKN menunjukkan, ada 182 surat ketertarikan dari perusahaan-perusahaan yang berasal dari 16 negara. Mayoritas perusahaan tertarik pada sektor teknologi dan energi.
Pemerintah berencana membangun IKN di lahan seluas 324.332 hektar dengan prinsip pembangunan kota pintar yang hijau. Proporsi area urbannya berkisar 25 persen.
Dari sisi pembangunan sumber daya manusia, Agung berharap, Jerman dapat mendatangkan sistem pelatihan dan pendidikannya ke IKN. ”Lewat prinsip link and match, Jerman menunjukkan keterkaitan erat antara pendidikan dan industri,” ujarnya.
Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos Adiwijaya menambahkan, pihaknya juga terbuka dengan partisipasi diaspora. Kolaborasi tersebut dapat difasilitasi melalui pembentukan forum dan institusi yang membuat diaspora dapat menerapkan keahliannya masing-masing.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengajak pelaku bisnis Jerman untuk berinvestasi di tiga sektor, yakni pembangunan IKN, transisi energi, dan hilirisasi. ”Indonesia akan tetap menjadi tujuan (investasi) yang stabil dan prospektif bagi bisnis. Datang dan investasilah, banyak sektor yang bisa dipilih,” ujarnya saat membuka pertemuan bisnis Indonesia-Jerman di Paviliun Indonesia dalam pameran industri Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman, Senin (17/4/2023).
Terkait IKN, dia menggarisbawahi, pemerintah tidak membangun kota baru dari nol. IKN akan menjadi hub baru yang menghubungkan beragam fasilitas yang telah ada di kota-kota sekitar. Selain itu, 65 persen lahan IKN akan dialokasikan untuk hutan tropis yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip energi hijau dan ekonomi hijau.
Selain itu, dia menyatakan, investasi di transisi energi menopang komitmen Indonesia di tingkat dunia. Potensi energi baru dan tarbarukan di Indonesia mencapai 434.000 megawatt. Untuk memanfaatkanya, Indonesia membutuhkan dukungan berupa pembiayaan inovatif, transfer teknologi tinggi, dan pelatihan tenaga kerja.
Secara teknis, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, teknologi hijau dapat menggerakkan ekonomi, salah satunya melalui pemanfaatan energi terbarukan. Tidak hanya membantu menghadapi perubahan iklim, pemanfaatan energi terbarukan juga menciptakan peluang kolaborasi lintas batas dengan pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja yang prospektif.
Mengenai kolaborasi, dia berpendapat, Jerman merupakan mitra penting Indonesia di kawasan Eropa. Berdasarkan data yang dihimpun, dia menyebutkan, perusahaan Jerman telah berinvestasi sekitar 9 juta euro di Indonesia sepanjang 2021. Hubungan dagang bilateral antara Indonesia dan Jerman juga terjaga selama pandemi Covid-19.
Hingga Selasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, terdapat 27 perjanjian kerja sama baik yang bersifat antarpemerintah, antarbisnis, dan antara pemerintah dengan bisnis, selama pameran Hannover Messe 2023. Nilai perjanjian tersebut diperkirakan 1,84 miliar euro dan dapat menciptakan 80.000 lapangan kerja.