logo Kompas.id
EkonomiKonsolidasi Fiskal Bisa Gagal ...
Iklan

Konsolidasi Fiskal Bisa Gagal jika Kuota Subsidi BBM Jebol

Skema pemberian subsidi BBM yang masih terbuka lebar dan tidak terarah berpotensi membuat kuota subsidi BBM melonjak sewaktu-waktu. Kapasitas APBN belum tentu mampu menahan jika terjadi lonjakan harga dan kuota.

Oleh
agnes theodora
· 4 menit baca
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis pertalite (Ron 90) di salah satu SPBU Pertamina di Jakarta, Jumat (24/6/2022). Beban subsidi BBM terancam membengkak seiring harga minyak mentah dunia yang tetap bertahan tinggi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis pertalite (Ron 90) di salah satu SPBU Pertamina di Jakarta, Jumat (24/6/2022). Beban subsidi BBM terancam membengkak seiring harga minyak mentah dunia yang tetap bertahan tinggi.

JAKARTA, KOMPAS — Upaya pemerintah mengendalikan defisit fiskal di bawah 3 persen tahun ini bisa gagal tercapai jika kuota bahan bakar minyak bersubsidi melonjak. Revisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 untuk membatasi kriteria konsumen BBM bersubsidi diharapkan menjadi transisi awal menuju reformasi subsidi energi yang lebih terarah dan tepat sasaran.

Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, tantangan kebijakan subsidi energi tahun ini bisa lebih berat di tengah fluktuasi harga minyak dunia, ketegangan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina yang terus berlanjut, dan langkah konsolidasi fiskal untuk menekan defisit APBN di bawah 3 persen.

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000