4.900 Ton Beras Impor dari Vietnam Tiba di Indonesia
Stok cadangan beras pemerintah yang dikelola Bulog dinilai kurang untuk meredam kenaikan harga beras saat ini. Oleh sebab itu, beras impor dibutuhkan.
Oleh
MARIA PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 4.900 ton beras impor asal Vietnam telah sampai di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022). Beras itu merupakan bagian dari impor sebesar 200.000 ton yang akan direalisasikan hingga akhir Desember 2022. Impor beras tersebut berfungsi untuk meningkatkan stok cadangan beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog untuk bisa melampaui 500.000 ton. Per hari ini, ada tambahan sekitar 10.000 ton.
Sekitar pukul 09.40, kapal dengan nama ”VINH 02” yang tertera di badannya tampak bersandar di Pelabuhan Internasional Tanjung Priok. Terdapat kira-kira 10 truk yang parkir dekat dermaga. Bongkar muat dimulai sekitar satu jam setelah kapal bersandar.
Berdasarkan pantauan, karung beras impor asal Vietnam yang berada di dalam kapal itu bertuliskan ”Diekspor oleh: Kien Giang Import and Export Joint Stock Company (KIGIMEX)”. Proporsi beras pecah berkisar 5 persen.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, ada 14 pelabuhan yang menjadi titik kedatangan beras impor hingga akhir tahun. ”Hari ini juga akan datang beras dari Thailand sebanyak 5.000 ton di Pelabuhan Merak, Banten,” ujarnya saat bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog dinilai kurang untuk meredam kenaikan harga beras saat ini. Oleh sebab itu, beras impor dibutuhkan.
Terkait keputusan mengenai impor beras, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, keputusan itu merupakan hasil dua kali rapat koordinasi terbatas. Adapun beras impor ini dapat digelontorkan untuk menstabilkan harga jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Pada hari yang sama, Arief juga memantau bongkar muat daging sapi beku impor dari Brasil. ”Ini merupakan bongkar muat terakhir dari realisasi kebutuhan impor sebesar 20.000 ton,” katanya.