Pemerintah menargetkan bisa menguasai 1,2 juta ton stok beras serta menugaskan BUMN mengimpor daging beku untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga keduanya.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memprioritaskan beras dan daging pada upaya stabilisasi harga dan pasokan pangan menjelang akhir tahun 2022 hingga awal 2023. Harga beras cenderung naik, sementara stok daging perlu dipacu untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pada akhir dan awal tahun.
Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Kamis (6/10/2022), mengatakan, rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu (5/10/2022), membahas hal tersebut. Stabilisasi beras ditempuh dengan mempercepat penyerapan hasil panen petani, sementara untuk daging akan ditempuh dengan mengimpor daging kerbau dan sapi beku.
Stok beras pemerintah ditargetkan setidaknya 1,2 juta ton. ”Beras sebenarnya cukup (untuk memenuhi kebutuhan nasional), tetapi adanya di masyarakat, penggilingan, dan lainnya. Sementara yang dikuasai pemerintah di Bulog sekitar 780.000 ton,” ujarnya.
Penyerapan gabah/beras untuk cadangan pemerintah perlu dipacu mengingat Perum Bulog yang juga operator NFA tengah memasifkan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar dalam rangka stabilisasi.
Arief menambahkan, tahun ini Bulog menyalurkan 650.000 ton beras untuk KPSH. Beberapa bulan ke depan, Bulog akan menyalurkan sekitar 200.000 ton beras per bulan. Sementara untuk mempercepat penyerapan gabah/beras petani, pemerintah memperpanjang kebijakan fleksibilitas harga pembelian oleh Bulog. Harga pembelian beras telah dinaikkan dari Rp 8.300 per kilogram menjadi Rp 8.800 per kg. Kebijakan itu diperpanjang hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
Menurut Arief, saat ini fokus pemerintah adalah menyerap beras dalam negeri. Namun, jika upaya itu tidak mampu memenuhi target stok, opsi lain terbuka, termasuk impor. ”Sekarang mulai dari lokal. Sebab, kalau kita impor (beras), harganya cuma Rp 7.200 (per kg), nanti (harga beras) jeblok. Kasihan petani. (Impor) Itu pilihan terakhir,” ujarnya.
Untuk daging, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor daging kerbau beku 20.000 ton dari India, sementara ID Food (induk BUMN Pangan) mengimpor 20.000 ton daging sapi beku dari Brasil. Semua ditargetkan tiba paling lama 31 Desember 2022.
Manajemen stok
Guru Besar Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Nunung Nuryartono berpendapat, dalam konteks inflasi, bahan makanan bergejolak (volatile food) berkontribusi signifikan. Di tengah pola produksi yang berbeda antardaerah, manajemen stok, antarwaktu, dan antarwilayah (spasial) perlu dicermati dengan baik.
Pada beberapa krisis yang terjadi sejak 1997-1998 hingga sekarang, katanya, ada kecenderungan perbedaan indeks harga komoditas. ”Sekarang lebih tinggi dan polanya berbeda. Ini harus dicermati. Bicara produksi padi, misalnya, ada pola penurunan. Manajemen stok penting untuk memenuhi kebutuhan,” katanya.
Saat ini, pemerintah memiliki Badan Pangan Nasional yang diharapkan dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Di sisi lain, kata Nunung, tim pengendali inflasi daerah mesti terus memonitor dan mengimplementasikan pengendalian. Kerja sama antardaerah mesti diperkuat.