Pemerintah Sediakan Minyak Goreng Curah Gunakan Toren
Pemerintah mengklaim harga minyak goreng curah berangsur-ansur turun. BI juga memperkirakan minyak goreng bakal menyumbang deflasi selama Juni 2022.
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah terus menyediakan minyak goreng curah di warung dan pasar tradisonal atau rakyat dengan harga terjangkau Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram. Minyak goreng curah itu bahkan disediakan menggunakan toren atau tandon penampung.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Sabtu (25/6/2022), mengatakan, pemerintah bersama dengan ID Food atau Holding BUMN Pangan dan PD Pasar Jaya terus menggulirkan program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) untuk masyarakat dan pedagang. Titik-titik penyangga stok (stock point) minyak goreng curah telah disediakan, bahkan menggunakan toren.
"Titik penyangga stok itu akan memudahkan masyarakat membeli minyak goreng curah. Ada yang menggunakan tandon penampung di pasar, sehingga orang tinggal datang dan beli," ujarnya di Pasar Kramst Jati, Jakarta Timur, melalui siaran pers di Jakarta.
Titik penyangga stok itu akan memudahkan masyarakat membeli minyak goreng curah. Ada yang menggunakan tandon penampung di pasar, sehingga orang tinggal datang dan beli.
Zulkifli juga menyatakan, ketersedian harga minyak goreng curah di sejumlah pasar di Jawa Barat dan DKI Jakarta mulai melimpah. Minyak goreng itu juga tersedia hampir di semua toko dan warung, terutama di Pasar Kramst Jati. Harganya juga sudah mencapai Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram (kg).
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan menuturkan, program MGCR bagi usaha mikro kecil juga mulai berjalan. Pemerintah memperbolehkan pelaku usaha mikro kecil membeli minyak goreng curah sebanyak 10 kg per hari.
"Syaratnya, mereka harus menunjukkan kartu tanda penduduk atau nomor izin usaha mikro kecil (IUMK)," katanya.
Berdasarkan Laporan Perkembangan Harga, Inflasi, dan Stok Indikatif Barang Kebutuhan Pokok Kemendag per 24 Juni 2022, harga rata-rata nasional minyak goreng curah Rp 16.100 per liter. Harga tersebut turun sebesar 0,62 persen dari pekan lalu dan turun 4,17 persen dibandingkan bulan lalu.
Kendati sudah mulai turun, harga rata-rata nasional minyak goreng curah masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg. Adapun harga rata-rata nasional minyak goreng kemasan sederhana dan premium yang dilepas ke mekanisme pasar oleh pemerintah masing-masing Rp 22.300 per liter dan Rp 25.500 per liter.
Selain minyak goreng, Zulkifli juga memantau harga bahan pangan lain, seperti beras, gula pasir, daging dan telur ayam ras, daging sapi, cabai, dan bawang. Sejumlah barang kebutuhan pokok itu harganya relatif tinggi.
Harga cabai merah keriting sudah mencapai Rp 90.000 per kg, cabai merah besar Rp 85.000 per kg, dan cabai rawit merah Rp 120.000 per kg. Selain itu, komoditas pangan lain yang harganya masih culup tinggi adalah daging sapi Rp 145.000 per kg, telur ayam ras Rp 28.000 per kg, daging ayam ras Rp 38.000 per kg, dan bawang merah Rp 60.000 per kg.
Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada Minggu IV Juni 2022, Bank Indonesia (BI) memperkirakan, tingkat inflasi sampai dengan pekan keempat tersebut IV Juni 2022 sebesar 0,5 persen secara bulanan. Komoditas penyumbang utama inflasi tersebut adalah cabai merah sebesar 0,17 persen, cabai rawit sebesar 0,11 persen, bawang merah sebesar 0,08 persen, telur ayam ras 0,05 persen, serta air kemasan, nasi dengan lauk, dan angkutan udara masing-masing 0,02 persen.
Untuk minyak goreng, BI mencatat komoditas tersebut menyumbang deflasi sebesar 0,05 persen. Sejumlah komoditas lain yang turut menyumbang deflasi adalah daging ayam ras sebesar 0,04 persen, angkutan antar kota 0,03 persen, serta daging sapi, bawang putih, udang basah, dan emas perhiasan masing-masing 0,01 persen.
"Inflasi itu berada pada level yang rendah dan terkendali," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui siaran pers.
BI dan pemerintah menargetkan sasaran tingkat inflasi pada 2022 sebesar 2-4 persen. Namun, kenaikan harga pangan dan energi membuat BI memperkirakan inflasi pada 2022 bisa mencapai 4,2 persen atau di atas sasaran.