logo Kompas.id
EkonomiPerdagangan Minyak Goreng
Iklan

Perdagangan Minyak Goreng

Gorengan dan minyak goreng di Indonesia memiliki sejarah tersendiri. Indonesia merupakan produsen CPO dan minyak goreng terbesar di dunia. Miris rasanya jika harga minyak goreng tinggi di negeri sendiri.

Oleh
Hendriyo Widi
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OvqFkEJFA1TJ3mfCXRcgFPA4b5A=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F9e36fd49-3f3f-4287-a558-d39cab0108f2_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Pekerja menggoreng rempeyek di permukiman warga Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (15/11/2021). Tingginya kenaikan harga minyak goreng yang hampir dua kali lipat dari harga normal memaksa pemilik usaha rempeyek di tempat itu memberhentikan lima pekerjanya supaya bisa memangkas biaya produksi. Harga minyak goreng yang biasanya Rp 145.000 per jerikan (isi 16,5 liter) saat ini telah naik menjadi Rp 295.000.

Dahulu bangsa Indonesia tidak mengenal gorengan dan minyak goreng. Teknik dasar mengolah makanan yang dikenal waktu itu adalah merebus, mengasapi, mengukus, mengasinkan, dan membakar atau memanggang.

Tak banyak petunjuk yang menggambarkan secara pasti kapan awal mula bangsa Indonesia mengenal teknik menggoreng dan minyak goreng. Namun, bangsa Indonesia diperkirakan mengenal dan mengadopsi teknik menggoreng dan minyak goreng dari bangsa Tionghoa, China. Titik pijaknya bermula dari ekspedisi perdagangan China pada abad ke-4.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000