logo Kompas.id
EkonomiEkonomi Singkong
Iklan

Ekonomi Singkong

Produk singkong terus bertransformasi dan diminati pasar global. Indonesia yang kini menggulirkan program ”food estate”, salah satunya singkong, dengan lahan seluas 1,4 juta hektar bisa memanfaatkan ceruk pasar itu.

Oleh
Hendriyo Widi
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/D-D2P97Er7HX1krOSOxdIXPYXXQ=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F237a1284-7afe-437a-9fb7-1403ed9b03eb_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah singkong yang telah dikupas dari hasil panen pada sebuah lahan di Cimanggis, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/3/2021). Hasil panen singkong ini digunakan untuk memasok industri makanan pabrik keripik di kawasan Sentul. Hingga kini, pemanfaatan singkong sebagian besar masih diserap untuk kebutuhan industri pangan.

Singkong telah naik kelas. Aneka ragam produk olahannya dinikmati lintas kelas, menutup jurang sekat sosial masyarakat. Perdagangan produknya juga semakin baragam. Singkong mengepakkan sayap lintas negara, merambah lini e-dagang dunia.

Singkong (Manihot esculenta) semula tanaman pangan liar pada masa prasejarah atau sekitar 10.000 tahun lalu yang banyak dijumpai di Brasil dan Paraguay, Amerika Selatan. Tanaman liar ini baru dibudidayakan secara serius oleh Indian Maya di Meksiko dan El Savador pada 250 M hingga 925 M.

Editor:
Nur Hidayati
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000