Ketersediaan Pangan Terjamin, Beras Tak Perlu Impor
Pemerintah menjamin stok dan harga pangan terkendali selama PPKM darurat. BUMN kluster pangan turut memastikan stok pangan terjaga serta mendistribusikannya secara daring dan melalui koperasi pedagang pasar.
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menjamin ketersediaan stok pangan aman dan harganya terjangkau selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat pada 3-20 Juli 2021. Khusus beras, produksi dan stok dalam negeri juga dinilai cukup sehingga tidak perlu impor.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, Senin (5/7/2021), rata-rata nasional harga beras medium dan premium pada awal pekan ini masih terjangkau, yakni Rp 10.500 per kilogram (kg) dan Rp 12.300 per kg. Begitu juga dengan harga gula pasir, minyak goreng kemasan, dan daging sapi yang masing-masing Rp 13.00 per kg, 14.100 per kg, dan Rp 126.000 per kg.
Sementara untuk kecukupan stok bahan-bahan pangan tersebut cukup beragam, minimal bisa tahan untuk dua pekan hingga satu bulan ke depan, bahkan ada yang untuk berbulan-bulan. Beras, misalnya, stok di Perum Bulog 1,39 juta ton atau cukup untuk 17 bulan ke depan.
Berdasarkan perkiraan Badan Pusat Statistik, lanjut Lutfi, produksi beras sepanjang 2021 diprediksi 33 juta ton atau meningkat dibanding produksi pada 2020 yang sebanyak 31,33 juta ton. Dengan mempertimbangkan stok, rata-rata penyaluran Bulog 80.000 ton per bulan, dan perkiraan produksi BPS itu, stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan setahun ke depan.
”Saya pastikan tidak akan ada impor beras tahun ini karena stok mencukupi,” kata Lutfi dalam telekonferensi pers di Jakarta.
Dengan mempertimbangkan stok, rata-rata penyaluran Bulog sebanyak 80.000 ton per bulan, dan perkiraan produksi BPS itu, stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan setahun ke depan. Saya pastikan tidak akan ada impor beras tahun ini karena stok mencukupi.
Selain beras, Kementerian Perdagangan juga mencatat, stok gula pasir per 5 Juli 2021 sebanyak 475.090 ton dan cukup untuk dua bulan, sementara kedelai sebanyak 610.000 ton cukup untuk 2,5 bulan. Adapun stok daging dan telur ayam ras masing-masing 306.800 ton dan 429.500 ton cukup untuk 1-1,1 bulan.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menambahkan, pemerintah pusat dan daerah juga menjamin pasokan dan distribusi bahan pangan di pasar tradisional di wilayah-wilayah yang menerapkan PPKM darurat. Masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok dari pasar tradisional dengan memanfaatkan aplikasi daring dan layanan pesan elektronik untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 di pasar tersebut.
”Beberapa pemerintah daerah telah bekerja sama dengan layanan ojek daring serta pengelola platform belanja digital dan pesan elektronik untuk tetap menggeliatkan ekonomi pasar tradisional di tengah PPKM darurat. Masyarakat bisa memanfaatkannya,” ujarnya.
Beberapa aplikasi yang menjembatani pedagang pasar tradisional dengan konsumen Pasarmu.id di Cirebon, Jawa Barat; E-pasar di Malang, Jawa Timur; dan Tangerang LIVE di Kota Tangerang, Banten. Khusus untuk Tangerang Live ini masih terbatas untuk Pasar Poris dan Anyar dengan pengantaran oleh ojek pasar dan pembayarannya dilakukan setelah tiba di tujuan (cash on delivery/COD).
Adapun untuk layanan pesan elektronik, Whatsapp membuat layanan Pasar JuWAra melalui media pesan Whatsapp untuk menjembatani antara pedagang pasar dengan pembeli. Sejak dimulainya program Pasar JuWAra pada April 2021, 1.130 pedagang dari 66 pasar di 25 kota Indonesia telah dilatih menggunakan Whatsapp Business dan mulai berdagang dengan layanan itu.
Beberapa pemerintah daerah telah bekerja sama dengan layanan ojek daring serta pengelola platform belanja digital dan pesan elektronik untuk tetap menggeliatkan ekonomi pasar tradisional di tengah PPKM darurat. Masyarakat bisa memanfaatkannya.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kluster pangan turut berupaya meningkatkan distribusi pangan secara daring selama PPKM darurat. Hal itu ditempuh dengan mengoptimalkan penjualan daring melalui anak usaha dan e-dagang lain serta menggandeng koperasi pedagang pasar dan badan usaha milik desa.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi mengemukakan, RNI Group yang menjadi bagian dari BUMN kluster pangan telah menyiapkan kanal distribusi bahan pangan pokok seperti gula, garam, beras, teh, minyak goreng, ikan, ayam, telur dan daging secara daring. RNI Group, misalnya, akan mengoptimalkan distribusi bahan pangan itu melalui lokapasar (marketplace) nushinushi.id yang dikelola Rajawali Nusindo.
BUMN kluster pangan juga akan mengoptimalkan kanal distribusi Warung Pangan yang dikelola PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics. ”Kami juga bekerja sama dengan beberapa platform e-dagang dalam pendistribusian stok bahan pangan,” ujarnya melalui siaran pers.
Selain itu, kata Arief, BUMN kluster pangan juga berkolaborasi dengan Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) untuk mendistribusikan pangan di wilayah perdesaan. Salah satunya dengan menginisiasi kemitraan koperasi dengan PT Mitra BUMDes Nusantara untuk penyediaan sumber bahan pokok, seperti telur ayam, beras, minyak goreng, dan gula. Upaya ini bertujuan memperpendek rantai perdagangan sehingga harga pangan di masyarakat dapat lebih terkendali.