Kelistrikan di Kalimantan Selatan Dipulihkan Bertahap
PLN berupaya memulihkan pasokan listrik di wilayah terdampak banjir di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Sementara Pertamina berusaha memastikan pasokan elpiji untuk masyarakat korban bencana alam tetap berjalan.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berupaya memulihkan pasokan listrik di wilayah terdampak banjir di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Dari 1.567 gardu distribusi yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan, sebanyak 1.008 gardu telah beroperasi normal. Keselamatan pelanggan diprioritaskan.
Melalui siaran pers, Senin (18/1/2021), General Manager PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Sudirman mengatakan, pihaknya mengerahkan 245 petugas dan 146 unit armada untuk menormalkan pasokan listrik di Kalimantan Selatan. Debit air banjir yang sudah menurun membantu mempermudah upaya tersebut. Namun, keselamatan pelanggan tetap menjadi prioritas utama.
”Sampai pukul 08.00 Wita, dari 1.567 gardu distribusi di Kalimantan Selatan yang memasok listrik ke 110.161 pelanggan, sebanyak 1.008 gardu sudah beroperasi normal sehingga terdapat 48.447 pelanggan sudah bisa menikmati listrik,” kata Sudirman.
Sudirman menambahkan, sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan yang masih mengalami pemadaman listrik ialah Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Barito Kuala. Debit air banjir terus dipantau untuk memastikan keamanan pengoperasian sejumlah infrastruktur kelistrikan yang terdampak.
Debit air banjir terus dipantau untuk memastikan keamanan pengoperasian sejumlah infrastruktur kelistrikan yang terdampak.
Untuk pemulihan pasokan listrik di Kalimantan Barat yang juga terdampak banjir, ujar Sudirman, dari 52 gardu distribusi yang terdampak, sebanyak 30 gardu sudah beroperasi normal. Upaya pemulihan masih sedang berlangsung di Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sanggau.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan elpiji di wilayah Kalimantan Selatan, PT Pertamina (Persero) mengerahkan kapal angkut jenis landing craft tank (LTC) yang memuat truk pengangkut elpiji dari Depot Mini Banjarmasin ke Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Kota Banjarmasin. Banjir dan curah hujan tinggi sempat membuat pasokan elpiji kepada masyarakat di wilayah Banjarmasin dan sekitarnya terhambat.
”Jalur darat yang biasa dilalui truk pengangkut elpiji masih berisiko lantaran banjir belum surut. Jadi, kami menggunakan jalur sungai dengan mengoperasikan LTC yang membawa truk pengangkut elpiji,” ujar Executive General Manager Pertamina Regional Kalimantan Freddy Anwar.
Untuk memperkuat pasokan elpiji di Kalimantan Selatan, Pertamina menggelar operasi pasar di Banjarmasin pada Minggu (17/1/2021) siang sebanyak 100 tabung elpiji 3 kilogram. Menyusul kemudian operasi pasar di empat titik lain di Banjarmasin dengan jumlah tabung mencapai hampir 1.000 tabung.
Korban gempa
Dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 17 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, tercatat 81 orang meninggal akibat tertimpa bangunan saat terjadi gempa di Mamuju, Sulawesi Barat. Rinciannya, 70 orang meninggal di Kabupaten Mamuju dan 11 orang meninggal di Kabupaten Majene.
Hingga 17 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, tercatat 81 orang meninggal akibat tertimpa bangunan saat terjadi gempa di Mamuju, Sulawesi Barat.
Sebelumnya, BNPB telah menyerahkan bantuan bagi korban gempa bumi di Sulawesi Barat senilai Rp 4 miliar yang disalurkan pada Sabtu (16/1/2021). Bantuan tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat senilai Rp 2 miliar, serta Pemerintah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene masing-masing Rp 1 miliar.
Selain itu, 8 unit tenda isolasi, 10 unit tenda untuk pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan bergizi, 2.004 paket makanan siap saji, 700 lembar selimut, perlengkapan bayi, dan masker juga sudah disalurkan kepada pengungsi dan korban gempa. BNPB juga memberikan bantuan mesin genset berkapasitas 5.000 VA sebanyak 30 unit.