Hotel Tentrem Semarang Tawarkan Nuansa Jawa-China Peranakan
Hotel, Apartemen, dan Mal Tentrem di Semarang diresmikan Kamis (13/8/2020). Tema yang diangkat yakni China peranakan yang dipadukan dengan budaya Jawa, untuk menunjukkan keragaman Nusantara.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/GREGORIUS MAGNUS FINESSO
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hotel, Apartemen, dan Mal Tentrem Semarang diresmikan di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/8/2020). Tema yang diangkat yakni China peranakan yang juga dipadukan dengan budaya Jawa, untuk menunjukkan keragaman Nusantara.
”Saya membuat tema (China) peranakan seperti ini untuk menunjukkan keberagaman. Bahwa Indonesia itu tidak monoton, tetapi beragam. Di Jakarta ada Betawi, di sini berbeda lagi,” kata Direktur Utama PT Hotel Candi Baru Irwan Hidayat.
Peresmian sekaligus pembukaan Hotel, Apartemen, dan Mal Tentrem dilaksanakan pada Kamis. Total terdapat 211 kamar hotel dengan enam tipe berbeda. Sementara apartemen terdapat 88 unit dan 23 di antaranya dikelola oleh hotel. Sejumlah fasilitas pun tersedia di hotel bintang lima tersebut.
Irwan, yang juga Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, menuturkan, pihaknya menggaet delapan usaha kecil menengah (UKM) kuliner di Semarang dan sekitarnya. Sajian tersebut dapat dinikmati di restoran hotel pada waktu sarapan.
Pelaku UKM kuliner itu di antaranya Soto Bokoran, Nasi Ayam Bu Pini, Pecel Mbok Kami, dan Asem-Asem Koh Liem. ”Tujuannya agar mereka bisa menjadi franchise (waralaba) atau memiliki restoran yang banyak. Saya berharap mereka bisa semakin berkembang,” kata Irwan.
Menurut Irwan, dibukanya Hotel Tentrem Semarang menyerap sekitar 250 tenaga kerja untuk hotel dan sekitar 1.000 orang untuk mal. Kehadiran Hotel Tentrem juga akan menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kota Semarang, berkisar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar per tahun selama usaha tersebut berjalan lancar.
Kehadiran Hotel Tentrem juga akan menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kota Semarang, berkisar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar per tahun selama usaha tersebut berjalan lancar.
Terus berjalan
Irwan menuturkan, serapan tenaga kerja dan potensi sumbangan untuk PAD itu juga yang membuatnya tetap membuka hotel baru di tengah pandemi Covid-19. Menurut dia, protokol kesehatan nomor satu, tetapi bagaimanapun ekonomi harus terus berjalan.
”Secara spirit dan moral, saya ingin menunjukkan, di tengah pandemi, kita tak boleh menyerah. Saya tak ingin orang putus asa. Hidup harus terus berjalan. Yang jelas, kami berkonsep agar semua produk kami harus baik agar orang masih percaya,” ujarnya.
Direktur Sales dan Maketing Hotel Tentrem Denny Ristyanto mengungkapkan, terkait protokol kesehatan, pihaknya telah menyiapkan fasilitas berupa infrastruktur teknologi yang mendukung. Salah satunya, tamu hotel diberi kartu akses yang memungkinkan mereka tak perlu menekan tombol setiap akan menuju lantai kamar tempat mereka menginap.
Selain itu, pihaknya juga memasang alat sterilisasi berteknologi UV (ultraviolet) di setiap sudut ruang dan kamar. ”Bagi kami, protokol kesehatan tetap yang utama,” jelasnya.
Menurut Denny, pihak pengelola hotel dan mal juga tetap akan konsisten memasukkan sajian jamu atau minuman herbal, baik di Mal maupun Hotel Tentrem. Untuk penyajian di mal, minuman herbal akan diolah juga menjadi berbagai ragam kuliner yang menarik dan bercita rasa tinggi.
Secara terpisah, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng Benk Mintosih menilai positif adanya tambahan hotel bintang lima di Kota Semarang. Sebab, semakin banyak acara nasional dan internasional digelar di ”Kota Lumpia”.
”Sekarang memang masih pandemi. Namun, setelah normal kembali, mungkin tahun depan, Semarang akan semakin menjadi jujugan tempat menggelar event. Saya pikir, Hotel Tentrem akan menjadi trendsetter sebagai real 5 star hotel. Diharapkan dapat mengangkat hotel-hotel lain untuk meningkatkan pelayanan,” katanya.
Benk menuturkan, dunia perhotelan di Kota Semarang benar-benar terdampak pandemi Covid-19, khususnya sejak pertengahan Maret hingga awal Juni 2020. Namun, mulai Juli 2020, ada pertumbuhan. Potongan gaji pegawai pun secara umum semakin berkurang.
Para pelaku perhotelan kini saling berkompetisi untuk menayangkan video kesiapan dalam menerapkan protokol kesehatan. ”Hotel yang dicari ialah yang paling siap dengan protokol kesehatan dan meyakinkan bagi tamu. Misalnya, para karyawan dites cepat atau sudah dapat keterangan tes usap (dan negatif),” ujar Benk.
Dalam sejumlah kesempatan, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi optimistis sektor pariwisata bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Salah satu pendukung pariwisata tentunya kehadiran hotel dan restoran yang nyaman.
”Sektor pariwisata di Kota Semarang harus menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang karena sektor ini menawarkan banyak sekali keuntungan,” ujar Hendrar yang karib disapa Hendi.
Menurut Hendi, Kota Semarang mulai mengubah orientasi sektor ekonomi dari kawasan industri ke pariwisata. ”Sekarang Kota Semarang mulai dilirik oleh para wisatawan. Jika dulu hanya dikenal sebagai kota transit, sekarang sudah berubah menjadi kota tujuan wisata yang memiliki destinasi yang beragam mulai wisata sejarah, religi, hingga alam,” ujarnya.