Pariwisata Kota Semarang Dibuka di Tengah Meningkatnya Kasus
Dibukanya tempat wisata itu dilakukan pada masa berlakunya pembatasan kegiatan masyarakat tahap IV, selama 14 hari sejak Senin (22/6/2020). Namun, SOP kesehatan harus diterapkan. Jumlah pengunjung juga dibatasi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, memutuskan membuka tempat wisata dalam pembatasan kegiatan masyarakat tahap IV yang berlaku mulai Senin (22/6/2020). Padahal, kasus positif Covid-19 meningkat signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang, Sabtu (20/6/2020), mengatakan, dengan perpanjangan kegiatan masyarakat (PKM), patroli penerapan protokol kesehatan akan masih dilakukan. Patroli dilakukan bersama oleh Pemerintah Kota Semarang, TNI, dan Polri.
Namun, terdapat sejumlah pelonggaran pada PKM tahap IV, yakni dengan dibukanya tempat wisata dan hiburan. ”Kami bersepakat untuk membuka tempat wisata dengan rekomendasi dari dinas kebudayaan dan pariwisata. Namun, tetap dengan SOP kesehatan,” kata Hendrar.
Hendrar menekankan, jumlah kunjungan di satu tempat wisata harus dibatasi, sebanyak 50 persen dari kapasitas. Di tempat-tempat wisata akan dipastikan ada petugas yang menghitung jumlah pengunjung yang datang sehingga tak akan melebihi batas 50 persen.
Kami bersepakat untuk membuka tempat wisata dengan rekomendasi dari dinas kebudayaan dan pariwisata. Namun, tetap dengan SOP kesehatan.
Perubahan lain pada PKM tahap IV adalah unit usaha, termasuk kuliner, yang diperbolehkan beroperasi hingga pukul 22.00. Sebelumnya operasional hanya hingga pukul 21.00. Adapun kegiatan di tempat ibadah boleh diikuti 50 persen dari kapasitas, dengan jumlah maksimal 50 orang.
Di sisi lain, kasus positif Covid-19 terus meningkat. Menurut data laman Siaga Covid-19 Pemkot Semarang, Sabtu (20/6/2020) sore, terdapat 955 kasus positif akumulatif dengan rincian 412 orang dirawat, 435 orang sembuh, dan 108 orang meninggal. Lonjakan signifikan terjadi pada Jumat (19/6/2020), yakni tambahan 83 kasus dalam sehari.
Hendrar menilai, urusan medis dan ekonomi sama pentingnya sehingga yang utama adalah warga tetap menerapkan protokol kesehatan. Dengan dibukanya tempat wisata, aktivitas ekonomi bisa berjalan sehingga warga yang selama ini terdampak bisa kembali bekerja.
”Contohnya dari tiket dan parkir, berapa orang yang bisa bekerja. Kalau kita khawatir dan takut terus, bagaimana tanggung jawab kami terhadap orang-orang di sana (terdampak)? Perlu semangat bersama bahwa (penularan) bisa dihindari dengan tetap berdisiplin,” ujarnya.
Tenaga kesehatan
Hendrar menuturkan, tambahan kasus positif Covid-19 secara signifikan dalam beberapa terakhir didominasi oleh tenaga kesehatan, baik di sejumlah puskesmas maupun beberapa rumah sakit rujukan. Sebanyak 35 tenaga kesehatan, di antaranya, ialah pegawai Pemkot Semarang, sedangkan sisanya 28 tenaga kesehatan lainnya di luar lingkungan Pemkot Semarang.
”Selain itu, empat hari lalu ada pernikahan yang penyelenggaraannya tak sesuai SOP kesehatan. Kemudian ibu pengantinnya meninggal, bapaknya kritis, maka kami lakukan tracing dan ditemukan beberapa yang positif. Maka, ayo bersama-sama patuhi protokol kesehatan,” tuturnya.
Guna memutus mata rantai, kata Hendrar, tes massal, baik tes cepat maupun tes swab (usap), akan terus digencarkan Pemkot Semarang. Selama ini, pihaknya menggelar tes massal di tiga tempat dalam sehari. Jumlahnya berkisar 300-500 alat tes per hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam menuturkan, pemeriksaan spesimen dengan polymerase chain reaction (PCR) terus diupayakan lebih cepat. Diharapkan, dalam tiga hari, hasil pemeriksaan sudah keluar. Selain di RSUD KRMT Wongsonegoro, spesimen juga disebar ke sejumlah laboratorium lain di Jateng.
Menurut dia, tren penambahan kasus di Kota Semarang terus naik karena pihaknya aktif melakukan tracking dan tracing. ”Selama ini, teman-teman secara aktif melakukan itu, karena kami ingin memutus mata rantai (penularan Covid-19),” kata Hakam.
Pada Sabtu (20/6/2020), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis meninjau penerapan protokol kesehatan di Pasar Karangayu dan Mal Paragon, Kota Semarang. Keduanya hadir guna mendukung pemerintah daerah dalam mendisiplinkan masyarakat.
Hadi pun meminta keterlibatan masyarakat dalam menangani Covid-19. ”Kesuksesan dalam pendisiplinan protokol kesehatan adalah kerja sama TNI-Polri, pemerintah daerah, pengelola, dan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat beraktivitas dan aman dari Covid-19. Sampai kapan? Sampai obatnya ditemukan,” ujarnya.