Pengelola Wisata Jangan Hanya Cari Untung, tetapi Utamakan Protokol Kesehatan
Pada Rabu (15/7/2020), Pemkot Semarang membuka Semarang Zoo, yang total memiliki 286 ekor satwa dari 68 spesies. Sebelumnya Lawang Sewu juga sudah dibuka. Protokol kesehatan menjadi keharusan di tempat wisata.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah tempat wisata di Kota Semarang, Jawa Tengah, kembali dibuka di tengah pandemi Covid-19. Namun, pengelolaannya diminta seimbang, tidak sekedar mencari untung, tetapi juga menjamin pelaksanaan protokol kesehatan yang ideal.
Pekan lalu, sejumlah tempat wisata telah mendapat rekomendasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, antara lain Grand Maerokoco, Sam Poo Kong, dan Kampung Jawi. Gedung bersejarah dan landmark Kota Semarang, Lawang Sewu, yang dikelola PT KAI, dibuka Kamis (9/7/2020).
Pada Rabu (15/7/2020), Pemkot Semarang membuka kembali Taman Satwa Semarang atau Semarang Zoo, yang merawat 281 satwa. Fasilitas kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan mesin loket otomatis, disiapkan di sana.
”Jadi harus seimbang gas dan remnya. Tidak semata-mata menarik wisatawan sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana pengunjung tetap jaga jarak dan terapkan SOP kesehatan. Ini agar ekonomi tumbuh dan Covid-19 bisa ditekan dengan baik,” ujar Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat membuka Semarang Zoo.
Hendrar menuturkan, kewaspadaan masyarakat mesti terus ditingkatkan di masa pandemi Covid-19. Pemerintah dan masyarakat perlu bergerak bersama agar angka kasus dapat terus ditekan. Kolaborasi dilakukan hingga tingkat terkecil dalam masyarakat.
Menurut data laman informasi Covid-19 Pemkot Semarang, hingga Rabu petang, terdapat 2.667 kasus positif kumulatif. Sebanyak 877 orang dirawat/isolasi mandiri, 1.520 sembuh, dan 270 meninggal.
Hendrar menuturkan, penerapan protokol kesehatan di tempat wisata, termasuk Semarang Zoo, akan terus dipantau. ”Pengunjung diatur dan harus menggunakan masker, juga sediakan tempat cuci tangan. SOP kesehatan harus dilakukan manajemen Semarang Zoo dan tempat wisata lain yang sudah direkomendasikan dibuka,” ujarnya.
Jadi, harus seimbang gas dan remnya. Tidak semata-mata menarik wisatawan sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana pengunjung tetap jaga jarak dan terapkan SOP kesehatan. Ini agar ekonomi tumbuh dan Covid-19 bisa ditekan dengan baik.
Kepala Divisi Operasional Semarang Zoo Bogi Fatoni menuturkan, protokol kesehatan dimulai dari pintu masuk. Di sana, pengunjung diminta cuci tangan. Lalu, petugas akan mengecek suhu tubuh pengunjung. Semua orang yang datang harus memakai masker dan tak boleh dalam kondisi sakit.
Area antrean di loket pun sudah diberi tanda jaga jarak antar pengunjung. ”Di dalam lokasi, di setiap kandang hewan telah disediakan penanda agar pengunjung tak saling berdekatan saat melihat hewan. Setiap bangku juga telah ditandai agar pembatasan fisik terlaksana,” katanya.
Harimau benggala
Dalam kesempatan itu, Hendrar juga memberi nama pada dua harimau benggala (Panthera tigris tigris) betina yang lahir pada 28 April 2020. ”Namanya Covi dan Vivid. Kalau disingkat jadi Covid. Ini menandakan pada masa pandemi pernah lahir dua harimau,” kata Hendrar.
Pelaksana Tugas Direktur Semarang Zoo Indriyasari menuturkan, selain ditandai kehadiran dua satwa baru, pembukaan kembali Semarang Zoo juga disertai sejumlah peningkatan pelayanan, seperti mesin loket otomatis.
”Jadi, pembayaran tunai bisa mandiri dengan mesin sehingga tidak berkontak langsung. Selain itu, kami juga lengkapi dengan pembayaran nontunai, seperti BNI Tapcash, Gopay, dan Link Aja,” ujarnya.
Hingga Rabu, lanjut Indriyasari, yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, ada 140 tempat hiburan dan wisata yang mengajukan rekomendasi untuk dibuka. Dari jumlah itu, baru 59 tempat yang mendapat rekomendasi. Dikatakannya pekan lalu, sebagian besar yang telah dibuka adalah tempat hiburan.