Penerapan protokol kesehatan ikut menentukan pemulihan sektor pariwisata dan penerbangan yang terdampak pandemi Covid-19.
Meski di tengah pandemi, sebagian warga berencana liburan ke luar kota pada masa libur akhir tahun. Rencana warga yang ingin berlibur menjadi angin segar bagi pelaku industri pariwisata, termasuk sektor perhotelan.
Kinerja sektor transportasi pada triwulan III-2020 mulai membaik meski masih negatif. Di sisi lain, tingkat okupansi hotel masih bertumpu pada destinasi wisata.
Pandemi Covid-19 memukul telak para pemain di industri pariwisata. Kini, untuk menggeliatkan kembali sektor ini, para pelaku industri wisata gencar menawarkan berbagai promosi kepada calon wisatawan.
Saat libur panjang pekan ini, warga Jakarta dipastikan lebih banyak yang ke luar Jakarta sehingga tingkat okupansi hotel di luar Jakarta naik. Untuk Jakarta sendiri tak banyak terimbas libur panjang ini.
Tambahan hotel untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 terus disiapkan. Jumlah pasien di Wisma Atlet diharapkan berkurang. Dengan ini, beban kerja tenaga kesehatan diharapkan berkurang.
Promo dan potongan harga kamar hotel menggiurkan untuk menikmati liburan dengan ”staycation”. Jika ingin menikmatinya, jangan lupa tetap ada risiko paparan virus korona jenis baru.
Penerapan kembali PSBB ketat di DKI Jakarta dinilai baru efektif apabila diimbangi dengan penegakan sanksi terhadap pelanggaran protokol kesehatan. Tanpa tindakan tegas, dunia usaha sulit bangkit.
Tren menginap di hotel atau ”staycation” terjadi selama momen libur panjang pada pertengahan Agustus 2020. Tren ini turut dipicu turunnya harga sejumlah hotel di pusat kota.
Hotel, Apartemen, dan Mal Tentrem di Semarang diresmikan Kamis (13/8/2020). Tema yang diangkat yakni China peranakan yang dipadukan dengan budaya Jawa, untuk menunjukkan keragaman Nusantara.