logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanMereka Terus Menanti Pengakuan...
Iklan

Mereka Terus Menanti Pengakuan Negara

Selama 18 tahun, nasib para pekerja rumah tangga terus-menerus digantung. Diskriminasi dan intimidasi selalu menghantui. Mereka berharap RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga segera dibahas dan disahkan.

Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
· 7 menit baca
Sejumlah pekerja rumah tangga menggelar aksi di depan Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (14/12/2021), dengan cara merantai diri bersama-sama seraya menyampaikan orasi kepada para wakil rakyat. Mereka mendesak DPR segera membahas dan mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
DOKUMENTASI/JALA PRT

Sejumlah pekerja rumah tangga menggelar aksi di depan Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (14/12/2021), dengan cara merantai diri bersama-sama seraya menyampaikan orasi kepada para wakil rakyat. Mereka mendesak DPR segera membahas dan mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Pada tahun 2009, Yuni SR (39) memutuskan menjadi pekerja rumah tangga demi menopang ekonomi keluarga. Ibu empat anak tersebut tidak punya pilihan pekerjaan lain kecuali menjadi pekerja rumah tangga. Suaminya ketika itu hanya bekerja di bengkel, sementara anaknya yang paling kecil masih berusia setahun.

”Waktu itu bingung mau kerja di mana. Saya tidak punya ijazah. Pernah sekolah di sekolah menengah kejuruan, tapi enggak lulus. Akhirnya teman saya menawarkan bekerja di apartemen,” ujarnya, Senin (14/2/2022).

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000