Ribuan talenta digital akan diberi pelatihan, pendampingan, dan pendanaan. Hal ini diharapkan mempercepat adanya ekosistem digital di Indonesia.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mempercepat upaya membangun ekosistem digital di Indonesia. Hal ini mencakup, antara lain, pembekalan keterampilan untuk para talenta digital, pendampingan, serta pendanaan untuk membangun usaha rintisan.
”Perlu disiapkan strategi negara agar kita tidak tertinggal jauh oleh negara-negara lain. Waktu kita tidak banyak, hanya dua tahun. Yang tersulit adalah menyiapkan talenta digital dalam jumlah besar,” kata Presiden Joko Widodo di Jakarta, Rabu (15/12/2021), saat peresmian gerakan Akselerasi Generasi Digital. Gerakan ini merupakan kolaborasi dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Narasi.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan kebutuhan talenta teknologi sebanyak 600.000 orang, tetapi yang tersedia hanya 100.000 orang per tahun. Kekurangan talenta teknologi diperkirakan mencapai 9 juta orang pada 2030 (Kompas, 15/2/2021).
Merah Putih Fund akan menggelontorkan 300 juta dollar AS ke soonicorn.
Hal ini dapat merugikan mengingat besarnya potensi ekonomi digital Indonesia. Pemerintah mencatat pertumbuhan konsumen digital baru sebesar 10,2 persen dan kinerja logistik naik 60 persen karena peningkatan belanja daring selama pandemi Covid-19. Per Oktober 2021, transaksi uang elektronik naik 55 persen dan volume transaksi uang elektronik naik 31 persen.
Sementara itu, nilai pasar digital Indonesia pada 2019 sebesar 40 miliar dollar AS, lalu tumbuh 17,5 persen menjadi 47 miliar dollar AS pada 2020. Nilai itu diperkirakan tumbuh lagi 49 persen atau setara 70 miliar dollar AS pada 2021. Sementara itu, nilai pasar digital Indonesia diprediksi mencapai 146 miliar dollar AS pada 2025.
”Potensi pasar Indonesia jangan nanti diambil orang lain,” kata Presiden.
Presiden Jokowi menambahkan, ekonomi digital akan tumbuh apabila didukung oleh talenta digital, kesiapan infrastruktur, regulasi, hingga pemerintahan digital. Presiden telah meminta kepada jajarannya agar segera membangun pemerintahan digital. Presiden juga meminta agar pembangunan infrastruktur digital dikejar.
Perkaya pengalaman
Menurut Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, salah satu tantangan perkembangan digital di Indonesia adalah minimnya talenta digital. Padahal, modal dan pasar digital tersedia.
Program Kampus Merdeka menjadi salah satu solusi. Mahasiswa didorong untuk magang di perusahaan teknologi dan mengerjakan proyek kewirausahaan selama kuliah. Kegiatan itu kemudian dikonversi menjadi satuan kredit semester (SKS). Dengan ini, lulusan perguruan tinggi diharapkan kaya ilmu dan pengalaman.
”Ini pertama kalinya di Indonesia bahwa semua perusahaan teknologi, semua pelatihan dan sertifikasi digital menjadi universitas mini selama enam bulan,” ujar Nadiem.
Hingga kini ada ratusan perusahaan teknologi yang membuka kesempatan magang untuk program Kampus Merdeka. Presiden Joko Widodo pun meminta agar semua perusahaan teknologi dan perusahaan besar membuka kesempatan magang bagi mahasiswa.
”Tahun depan akan ada dua program baru. Pertama, Praktisi Mengajar, di mana kami menarik individu jagoan teknologi menjadi dosen part time di universitas. Kedua, program wirausaha untuk match mereka yang punya ide brilian dengan mentor di industri,” kata Nadiem.
Pelatihan talenta digital juga diadakan melalui Indonesia Digital Tribe (IDT). Pendiri Narasi, Najwa Shihab, mengatakan, IDT tahap pertama akan menjaring 10.000 orang berusia 15-35 tahun dari segala latar belakang dan lokasi. Mereka akan diberi pembekalan soal keterampilan dan pola pikir digital secara daring selama sebulan. Setelahnya, mereka akan dibagi dalam kelompok untuk menggarap ide inovatif di delapan bidang, seperti teknologi finansial, kesehatan, serta kewirausahaan sosial.
Para talenta digital juga akan didampingi sejumlah mentor, termasuk Nadiem, Najwa, dan Menteri BUMN Erick Thohir. Ide-ide tersebut nanti akan dilombakan.
Pendanaan
Erick mengatakan, pihaknya akan mendanai perusahaan-perusahaan teknologi yang berpotensi menjadi unicorn alias soonicorn (soon to be unicorn). Pendanaan dilakukan melalui lembaga Merah Putih Fund. Merah Putih Fund akan menggelontorkan 300 juta dollar AS ke soonicorn.
Belum ada data berapa jumlah soonicorn yang akan didanai. Menurut Erick, perusahaan rintisan yang akan didanai harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, dimiliki orang Indonesia. Kedua, beroperasi di Indonesia. Ketiga, melepas saham di pasar modal dalam negeri jika berkembang menjadi perusahaan terbuka.
”Banyak soonicorn potensial, tetapi mereka bisa jadi tidak potensial jika tidak didanai,” kata Erick.
Adapun kini ada 2.319 perusahaan rintisan di Indonesia. Perusahaan unicorn ada tujuh buah dan decacorn 1 buah. Pendanaan ini diharapkan menambah jumlah unicorn di Indonesia.