27 Sekolah di Banyumas Mulai Pembelajaran Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka mulai dilaksanakan di Kabupaten Banyumas dan Kebumen. Protokol kesehatan perlu dilakukan secara ketat supaya kasus tidak lagi melonjak.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sebanyak 27 sekolah yang terdiri dari 15 sekolah dasar dan 12 sekolah menengah pertama di Kabupaten Banyumas mulai menjalankan proses pembelajaran tatap muka atau PTM. Pembelajaran ini digelar seiring dengan ditetapkannya Banyumas dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 dalam penanganan Covid-19.
”Syaratnya protokol kesehatan, sarana-prasarana lengkap, ada yang mengontrol secara ketat setiap hari. Siswa yang datang juga 50 persen dari kapasitas,” kata Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Achmad Husein saat mengecek pelaksanaan PTM di SMP Negeri 1 Kalibagor, Rabu (1/9/2021).
Husein mengatakan, pada tahap pertama ini ada 27 sekolah dan Kamis (2/9/2021) akan ditambah lagi 27 sekolah untuk melakukan PTM. ”Kalau tidak ada gejolak, kasus terkonfirmasi dan kasus meninggal landai, terus saja jalan. Kecuali nanti ada gelombang, akan dievaluasi lagi. Sekarang seperti sekolah biasa saja, tapi bedanya ini pakai protokol kesehatan,” tuturnya.
Kepala SMP Negeri 1 Kalibagor Sugeng Kahana mengatakan, di sekolah ini terdapat 768 murid dengan 36 guru. Setiap hari siswa yang masuk hanya untuk per angkatan. Pembelajaran dilaksanakan pukul 07.00-10.30. ”Hari ini yang masuk adalah siswa kelas IX, besok siswa kelas VIII, dan lusa siswa kelas VII. Begitu seterusnya. Per kelas diisi hanya untuk 16 siswa,” kata Sugeng.
Sugeng mengemukakan, pihaknya berupaya menyiapkan sarana tempat cuci tangan dan cairan pembersih tangan di sejumlah sudut. Suhu badan siswa yang masuk juga dipantau. ”Suhu tubuh harus di bawah 37 derajat celsius. Semua guru dan karyawan di sini pun sudah divaksin. Kami juga menyiapkan penjaga yang akan mengawasi supaya anak-anak tidak jajan di luar atau berkerumun setelah pulang sekolah,” paparnya.
Jumpa teman
Khairunisa (14), salah satu siswi kelas IX SMP N 1 Kalibagor, merasa senang bisa memulai PTM. ”Lebih enak belajar di sekolah karena bisa tanya ke guru langsung jika tidak paham. Apalagi bisa belajar kembali bersama teman-teman,” ujarnya.
PTM juga dimulai di Kabaputen Kebumen yang statusnya juga telah masuk dalam PPKM level 3. Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dalam siaran pers mengatakan, PTM harus dilakukan secara bertahap. Penerapan protokol kesehatan tetap diutamakan agar guru dan siswa bisa belajar secara optimal serta terhindar dari penularan Covid-19.
”Untuk SMK dan SMA itu ada simulasi dulu dua minggu. Baru setelah aman, kami tingkatkan PTM terbatas tadi. Kemudian SD dan SMP kami adakan simulasi dulu tiga hari, baru setelah kami tingkatkan lagi ke PTM terbatas tadi,” kata Arif.
Arif meminta dinas dan kecamatan melakukan pemantauan yang intensif selama simulasi ini. Jika ada yang tidak taat prokes, sekolah itu bisa dikenai teguran atau sanksi dari pemerintah. Selain kapasitas yang terbatas 50 persen, dalam PTM ini, Arif juga meminta semua sekolah menyiapkan seluruh sarana dan prasarana yang mendukung prokes.
Lebih enak belajar di sekolah karena bisa tanya ke guru langsung jika tidak paham. (Khairunisa)
Siswa dan guru dilarang bersalaman, murid membawa bekal sendiri, dan harus taat prokes. ”Untuk guru yang tempat tinggalnya masih di level 4 seperti di Kabupaten Purworejo, belum diperkenankan mengajar di Kebumen,” ujar Arif.