Para tokoh agama dilibatkan untuk mendorong percepatan vaksinasi di Banyumas. Para tokoh agama Banyumas hadir dalam deklarasi vaksin massal lintas agama di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Universitas Muhammadiyah Purwokerto memulai vaksinasi bagi lebih kurang 5.000 orang di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kepatuhan menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi menjadi modal utama menghadapi pandemi.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang hadir secara virtual menyebutkan, dari 3M dan 5M yang ditawarkan pemerintah, semua bersaripati pada 1M, yaitu kepatuhan atau manut. Semua pihak, termasuk pemuka agama, diajak untuk mendorong umatnya menjamin kepatuhan vaksinasi hingga menjaga protokol kesehatan.
”Vaksin dan patuh protokol kesehatan adalah kunci sukses menang melawan pandemi,” katanya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso mengatakan hal senada. Dia meminta semua pihak yakin dengan keamanan dan kehalalan vaksin. Jebul yakin, vaksinasi bisa membuat semua orang bertahan menghadapi kondisi pandemi.
Dalam seremoni pembukaan vaksinasi, hadir beragam tokoh agama dan aliran kepercayaan. Mereka membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan. Digelar Senin-Kamis, target vaksinasi kali ini sebanyak 1.250 orang per hari.
Made Suryayoga, perwakilan agama Hindu, mengatakan, respons umat sangat luar biasa mengikuti vaksinasi. ”Ini program pemerintah, seperti yang dikatakan Gubernur (Jateng), kita harus 1M, yaitu manut, karena itulah satu-satunya cara melawan pandemi ini,” paparnya
Made menyebutkan, saat ini semua orang terdampak Covid-19. Bahkan, karena bermasker, satu sama lain jadi kurang mengenal. "Mari semua pihak sama-sama ikut vaksinasi,” ujar Made.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, total target vaksinasi di Banyumas mencapai 1.398.427 orang. Namun, hingga 22 Agustus 2021, baru 256.011 orang yang menerima vaksin baik dosis pertama, kedua, maupun ketiga.
Beruntung, sejauh ini kasus aktif Covid-19 di Banyumas relatif turun dalam sepekan terakhir. Pada 18 Agustus 2021, tercatat 163 kasus aktif. Saat 22 Agustus 2021 tercatat sembilan kasus aktif.
Adapun 1-22 Agustus 2021, tercatat ada 2.985 kasus aktif. Jumlah ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan total kasus aktif Juli 2021, mencapai 13.720 kasus.