Korupsi menjadi kejahatan luar biasa di Indonesia sehingga butuh upaya luar biasa untuk memberantas praktik itu. Pendidikan antikorupsi sejak usia dini menjadi salah satu upaya dalam pencegahan korupsi.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·4 menit baca
”Jujur merupakan sikap yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan. Jujur berarti mengetahui apa yang benar, mengatakan dan melakukan yang benar. Orang yang jujur adalah orang yang dapat dipercaya, lurus hati, tidak berbohong, dan tidak melakukan kecurangan.”
Kalimat tentang kejujuran ini dibacakan oleh tiga anak dari Forum Anak Daerah yang hadir dalam acara Forum Anak Pelopor Kejujuran yang digelar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (19/7/2021) siang. Sekitar 500 anak perwakilan dari sejumlah daerah hadir dalam acara yang dibuka Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Selain pembacaan kalimat tersebut, pada acara dalam rangka Hari Anak Nasional 2021 tersebut, yang dipandu pendongeng muda Rona Mentari, anak-anak diajak untuk mengenal sosok pemimpin yang memiliki kejujuran yang bisa diteladani.
Rona pun menampilkan foto Wakil Presiden RI pertama Mohammad Hatta dan bercerita bagaimana Bung Hatta pernah berobat ke Bangkok, Thailand. Anggaran berobat ternyata ada sisa. Saat itu tim melaporkan kepada Bung Hatta, dan Bung Hatta meminta supaya uang tersebut segera dikembalikan ke kas negara. Ketika mengakhiri masa jabatannya, uang operasional wapres yang tersisa Rp 6 juta pun dikembalikan ke kas negara.
Cerita lain, Sultan Hamengku Buwono IX mengendarai mobil dan tanpa sengaja melanggar aturan lalu lintas, yakni memasuki jalan yang ada tanda larangan masuk. Saat didatangi polisi, Sultan pun langsung mengakui kesalahannya dan siap ditilang.
Kisah tentang keteladanan pemimpin bangsa tersebut disampaikan Rona kepada anak-anak yang hadir dalam acara tersebut secara daring. Beberapa anak pun ditantang untuk bercerita tentang pengalaman untuk bersikap jujur.
Kadek, anak dari Bali, menuturkan bagaimana dirinya pernah berbohong, ketika ada imunisasi di sekolahnya dirinya kabur, kemudian berbohong kepada orangtua bahwa dirinya sudah divaksinasi. Selama dua tahun Kadek merasa tidak tenang dan akhirnya mengaku kepada orangtua bahwa dirinya bohong. Kadek merasa lega akhirnya bisa mengakui kesalahannya.
Dari pengakuan anak-anak tersebut, Rona yang juga sempat berdongeng tentang kejujuran pun mendorong agar anak-anak Indonesia jangan takut menjadi pelopor kejujuran, sesuai dengan tagline #BeraniJujurHebat.
Harus punya integritas
Pada acara tersebut Menteri PPPA Bintang Darmawati tampil bersama Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023, Lili Pintauli Siregar, berbicara dengan perwakilan anak-anak Indonesia. Bintang memotivasi anak-anak dengan pertanyaan. ”Tahukah kalian apa integritas itu? Integritas adalah kesesuaian antara apa yang dipikirkan, apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuat secara konsisten,” ungkapnya.
Hal itu berarti pikiran, perkataan, dan perbuatan harus mengacu pada nilai-nilai moral yang luhur serta etika yang berlaku dalam masyarakat. ”Orang yang memiliki integritas akan melakukan hal yang benar, dalam situasi yang tersulit sekalipun,” ucap Bintang.
Orang yang memiliki integritas akan melakukan hal yang benar, dalam situasi yang tersulit sekalipun.
Salah satu cerminan dari sikap integritas adalah kejujuran. Karena itu, memiliki nilai-nilai kejujuran amat penting lantaran hal itu akan berkembang menjadi sikap-sikap positif lain, seperti kepedulian serta menghormati dan menolong orang lain.
Namun, integritas tidak muncul begitu saja sejak seseorang dilahirkan. Integritas terbentuk dari proses yang panjang dari berbagai pengalaman hidup dan observasi kepada orang-orang di sekitar anak, seperti orang tua, pendidik, teman sebaya, dan para pemimpin.
Oleh karena itu, anak-anak didorong agar terus melatih kejujuran, integritas, dan nilai-nilai yang luhur dalam seluruh sektor kehidupan, di dalam keluarga, di sekolah, di lingkungan pertemanan, dan di dalam Forum Anak. Sebagai pelopor dan pelapor, Forum Anak berperan sebagai agen perubahan dengan mengajak teman-teman sebaya untuk jujur dan berintegritas.
”Kalian dapat membantu bangsa ini untuk menghapus label negatif yang telanjur melekat dan sering kita dengar, yaitu budaya korupsi dan menggantikannya dengan budaya integritas,” ujar Bintang.
Adapun Lili Pintauli berbagi cerita tentang korupsi di Indonesia yang terjadi secara sistemik pada berbagai tingkatan pusat dan daerah, lembaga eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif. Bahkan, ada pelaku korupsi atau koruptor yang masih muda. ”Ternyata pemuda berpotensi besar jadi pelaku korupsi karena tidak punya nilai-nilai integritas yang tinggi,” ucapnya.
Oleh karena itu, Lili mengingatkan agar anak-anak menjadi pelopor kejujuran. Sebab, perilaku korupsi bisa bermula dari hal-hal kecil, misalnya menitip absen, menyontek, plagiat, dan perbuatan lain. Dia pun berpesan kepada anak-anak untuk mempraktikkan sembilan nilai antikorupsi yakni jujur, peduli, disiplin, tanggung jawab, mandiri, kerja keras, adil, berani, dan sederhana.
”Kita harus berani mengakui secara terbuka kepada orang lain bahwa telah melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan nilai integritas yang kita anut,” ujar Lili.