Bulan Bahasa Bali, Komitmen Pelestarian Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali
Pemerintah Provinsi Bali akan kembali menggelar Bulan Bahasa Bali pada 2022. Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali secara rutin tiap tahun itu menjadi bentuk komitmen pemerintah di Bali oada pelestarian bahasa daerah.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Bali akan kembali menggelar Bulan Bahasa Bali pada 2022. Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali secara rutin setiap tahun itu menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Apalagi Bali sudah memiliki Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Dalam sambutannya pada acara penutupan Bulan Bahasa Bali 2021, Minggu (28/2/2021), Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan masyarakat Bali harus bangga karena Bali memiliki bahasa Bali sebagai bahasa ibu dan aksara Bali serta sastra Bali.
“Dari 718 bahasa daerah yang ada (di Indonesia), hanya sekitar 11 bahasa daerah yang mempunyai aksara daerah dan sastranya, salah satunya Bali,” kata Koster seperti ditayangkan melalui siaran langsung dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Kota Denpasar, Minggu (28/2).
Adapun Bulan Bahasa Bali 2021 merupakan penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali yang ketiga sejak Gubernur Bali mengeluarkan Pergub No 80/2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali juga menjadi implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali No 4/2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Adapun Bulan Bahasa Bali digelar selama Februari.
Bulan Bahasa Bali 2021 berlangsung sejak Senin (1/2) sampai Minggu (28/2) dengan tema “Wana Kerthi: Sabdaning Taru Mahottama”. Berbeda dengan sebelumnya, penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali 2021 digelar secara hibrida, yakni, digelar secara langsung (luar jaringan/luring) di kawasan Taman Budaya Bali dan juga secara dalam jaringan (daring), karena dalam kondisi pandemi Covid-19.
Dalam seremoni penutupan Bulan Bahasa Bali 2021 yang disiarkan langsung secara daring, Minggu (28/2), diluncurkan tema Bulan Bahasa Bali 2022, yakni, “Danu Kerthi: Gitaning Toya Ening”.
Penghargaan
Dalam laporannya, Kepala Dinas Kebudayaan I Wayan Kun Adnyana menyebutkan penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali 2021 mendapat sambutan yang positif dari masyarakat Bali dan juga masyarakat dari luar daerah yang menyaksikan beragam aktivitas dalam Bulan Bahasa Bali itu secara daring.
Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali 2021 diisi sejumlah kegiatan dalam bentuk widya tula (seminar), kriya loka (lokakarya), prasara (pameran), wimbakara (lomba), dan utsawa (festival) serta sesolahan (pergelaran). Pada penutupan Bulan Bahasa Bali 2021 diserahkan pula penghargaan bagi tokoh berdedikasi di bidang pelindungan, pelestarian, dan pengembangan bahasa, aksara, dan sastra Bali.
Tahun ini, Pemerintah Provinsi Bali memberikan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada dua tokoh yang dinilai memiliki reputasi dan berdedikasi, yakni, I Gede Marayana dan Ida I Dewa Gde Catra. Marayana adalah penyusun kalender Bali dan ahli wariga (perhitungan hari) dari Buleleng sedangkan Catra merupakan ahli lontar Bali dan pelestari lontar.
Selain penganugerahan penghargaan, acara penutupan pada Minggu (28/2) juga diisi penyerahan piagam bagi para juara wimbakara (lomba) dalam Bulan Bahasa Bali 2021 serta pentas sesolahan (pergelaran) seni.