Edin Dzeko dan Mohamed Salah, dua pemain yang merangkai persahabatan di AS Roma, akan menjadi penentu pada duel Inter Milan kontra Liverpool di babak 16 besar Liga Champions, Kamis WIB.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MILAN, SELASA – Stadion San Siro, yang kerap disebut “Kuil Sepak Bola”, di kota Milan, Italia, akan menjadi saksi bisu dari yuda dua sahabat yang pernah akrab ketika membela AS Roma periode 2015-2017, yaitu Edin Dzeko dan Mohamed Salah. Duel keduanya akan tersaji pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions antara Inter Milan kontra Liverpool, Kamis (17/2/2022) pukul 03.00 WIB.
Pertemuan Inter dan Liverpool akan menjadi pertarungan pertama bagi Dzeko dan Salah setelah sama-sama sudah menanggalkan seragam “Si Serigala”, sebutan Roma. Keduanya pernah bersua kala Liverpool menundukkan Roma dengan skor agregat 7-6 di semifinal Liga Champions edisi 2017-2018.
Pada laga itu, Dzeko dan Salah memimpin jumlah gol masing-masing tim. Dzeko mencetak tiga gol, sedangkan Salah menghasilkan dua gol bagi Liverpool.
Meskipun membela emblem tim yang berbeda di dada, dua pemain itu tetap berpelukan dan berbincang seusai laga itu. Salah tak segan menghibur Dzeko. Di sisi lain, Dzeko dengan rendah hati memberi dukungan kepada Salah agar lebih sukses di Liverpool.
“Saya harus katakan, dalam beberapa hal, saya membantu Momo (Salah) menjadi seperti dia saat ini. Kami memiliki kebersamaan yang luar biasa di Roma. Jadi saya bahagia dengan dia yang pantas mendapatkan segala hal yang telah diraihnya hingga saat ini,” kata Dzeko dilansir Daily Mail, Senin (14/2/2022).
Sangat wajar apabila Dzeko tidak bisa melupakan duetnya bersama Salah di Roma. Pasalnya, penyerang tim nasional Bosnia-Herzegovina itu mencatatkan performa individu terbaik saat tampil bersama Salah di musim 2016-2017.
Dzeko mencetak 39 gol dan 19 asis bagi Roma ketika itu. Ia bahkan mendapatkan predikat pencetak gol terbanyak di Serie A berkat 29 kali mencatatkan nama di papan skor.
Sementara itu, bagi Salah kolaborasi itu menjadi pijakannya untuk berlabuh ke Liverpool di musim berikutnya. Selama dua musim bermain untuk Si Serigala dan bertandem dengan Dzeko, “Si Raja Mesir” mencatatkan 34 gol dan 23 asis dari 83 pertandingan.
Kini, keduanya telah sama-sama pergi dari ibu kota Italia. Di usia yang telah menginjak 35 tahun, Dzeko tidak canggung bermain di klub baru, Inter Milan. Ia tengah mencetak 14 gol dan tujuh asis dari 32 laga di musim perdananya mengenakan seragam “Si Ular Besar”.
Sumbangan tiga golnya di fase grup Liga Champions menjadi modal bagi Inter untuk mendampingi Real Madrid menjadi duta Grup D di fase gugur. Pada babak penyisihan itu, Inter hanya mencetak delapan gol dari enam laga.
Adapun Salah telah menjelma menjadi mesin gol Liverpool dalam lima musim di Stadion Anfield. Di musim ini, Salah memimpin daftar pencetak gol Liga Inggris berkat catatan 16 gol.
Ketika mengetahui Inter akan bertemu Liverpool di babak 16 besar, Dzeko langsung teringat kembali kenangannya bersama Salah di Roma. Tak lupa, ia juga ingin membalaskan rasa sakitnya ketika impian membawa Roma ke final Liga Champions digagalkan Salah dan Liverpool.
Untuk mengalahkan Liverpool, Dzeko menilai, seluruh pemain Inter harus bermain lebih baik dibandingkan dua laga terakhir di liga yang gagal meraih kemenangan. Akibat kalah dari AC Milan dan ditahan Napoli secara beruntun dalam dua pekan terakhir, kekuasaan Inter di puncak klasemen Liga Italia dikudeta Milan, rival sekota.
“Liverpool bukan tim yang mustahil untuk dikalahkan, tetapi mereka bisa pula membobol gawang Anda lima gol. Jadi, kami perlu tampil di level yang terbaik,” kata Dzeko.
Francesco Totti, legenda hidup Roma, menilai, keberhasilan Dzeko mencapai rekor gol pribadi bersama Roma tidak lepas dari peran Salah yang memanjakan dengan asis matang. Oleh karena itu, ia sudah tidak sabar menyaksikan duel keduanya di San Siro.
“Mereka sangat kuat ketika tampil bersama, sebuah tandem lini serang yang luar biasa,” kata Totti kepada La Gazzetta dello Sport. Totti pun sempat tampil bersama Dzeko dan Salah pada dua musim, 2015-2016 dan 2016-2017.
Berimbang
Inter dan Liverpool telah bertemu dua kali di babak gugur Liga Champions dengan hasil berimbang. Pada kesempatan pertama di babak semifinal edisi 1964-1965, Si Ular Besar menghasilkan salah satu momen membalikkan kekalahanterbaik dalam sejarah kompetisi antarjuara Eropa itu.
Inter sempat kalah 1-3 di Anfield, kemudian membungkam Si Merah 3-0 di San Siro. Pada musim itu, Inter meraih gelar Eropa kedua usai menumbangkan Benfica 1-0.
Liverpool membalas kekalahan itu pada babak 16 besar Liga Champions musim 2007-2008. Si Merah unggul dalam dua laga dengan kedudukan agregat 3-0.
Pelatih Inter Simone Inzaghi mengatakan, timnya wajib bangkit dari dua hasil tanpa kemenangan di dua laga terakhir di Serie A untuk bisa mengalahkan Liverpool. Ia mengakui, Liverpool adalah lawan yang berat, tetapi skuad Inter memiliki optimisme guna mengoleksi hasil positif di laga pertama babak 16 besar.
“Meski Liverpool adalah salah satu tim yang sejujurnya ingin kami hindari di babak awal fase gugur ini, kami bertekad menampilkan performa terbaik untuk memanfaatkan keuntungan tampil di hadapan pendukung sendiri,” kata Inzaghi.
Adapun Manajer Liverpool Juergen Klopp enggan meremehkan Inter yang kembali tampil di babak gugur Liga Champions setelah absen selama 10 musim. Menurut dia, kekuatan Inter di bawah asuhan Inzaghi tidak berbeda dibandingkan saat meraih scudetto pada musim lalu bersama Antonio Conte.
“Mereka adalah tim teratas di Italia serta tim yang tengah berada di momen yang bagus. Laga nanti adalah tipikal duel Liga Champions yang berjalan tidak mudah, sehingga menuntut kami untuk tampil tanpa cela,” tutur Klopp.
Laga nanti adalah tipikal duel Liga Champions yang berjalan tidak mudah, sehingga menuntut kami untuk tampil tanpa cela. (Juergen Klopp)
Pada saat bersamaan, juara Jerman, Bayern Muenchen akan bertandang ke markas wakil Austria, RB Salzburg, Stadion Wals-Siezenheim. Itu akan menjadi kesempatan perdana Salzburg tampil di babak 16 besar Liga Champions.
Bayern menuju Austria dengan memegang rekor 21 laga tandang tak terkalahkan di Liga Champions. Selain itu, "Die Roten" juga melaju ke fase gugur usai tampil sempurna di grup E menghadapi Benfica, Barcelona, dan Dynamo Kiev. Dalam 17 duel sebelumnya, Bayern mengoleksi 13 kemenangan dan Salzburg hanya sekali unggul. (AFP)