logo Kompas.id
CerpenAkhir Malam Pelukis Tayuh
Iklan

Akhir Malam Pelukis Tayuh

Di ujung kematiannya, wajah istrinya sekilas teringat, tapi segera lenyap oleh rasa cemasnya sendiri. Jantungnya terasa rontok setiap kali mendengar letusan senjata. Telinganya pekak oleh orang-orang yang berteriak.

Oleh
RANANG AJI SP
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0IrtdAUClNR5CTFVzeEW2z50qgs=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F05%2F2bedfe3f-3beb-4abf-b0ee-ef1a9314176a_png.jpg

Setelah digiring menuju hutan, Marmo berdiri sekitar lima meter dari bibir sungai di bawah bayang-bayang langit kelam usai hujan di bulan November. Dia tak sendiri. Masih tersisa beberapa tahanan dalam barisannya yang menunggu ajal. Setiap tahanan diikat tangannya ke belakang, dan matanya ditutup kain hitam.

Sementara, satu regu prajurit memegang Bren, berdiri siaga berjaga di sekitar. Dua orang lainnya, tanpa seragam, sibuk mengurusi sekitar dua puluh mayat dengan cara barbar. Mereka menyeretnya ke pinggir sungai, menjajarkannya seperti menjemur batang, kemudian mengangkatnya satu-satu dan melemparkannya ke dalam sungai. Pekerjaan itu membutuhkan waktu hampir satu jam. Kelambanan itu membuat sersan yang memimpin tak sabar.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000